Komplikasi Nadya
Komplikasi Nadya
Oleh :
Anissa Nadya Karmelita
1102011030
Pembimbing :
dr. Sofie Minawati Sp.S
DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
SMF NEUROLOGI RSUD GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2016
BAB I
Pendahuluan
Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah gangguan
fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik
fokal maupun global, berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Pada komplikasi stroke terbagi atas 2 yaitu kelainan nerologi dan non
neurologi.
Pada kelainan neurologi terbagi atas ; Transformasi hemoragik, Herniasi otak,
Hidrosefalus akut dan Vasospasme. Sedangkan pada komplikasi non neurologi
di bagi atas dua yaitu proses intrakranial dan imobilisasi.
BAB II
Pembahasan
1.
Proses Intrakranial
Hipertensi Reaktif
Aritmia Kordis
disebabkan oleh :
Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan
miokard(miokarditis karena infeksi)
Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme
arterikoroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung
Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
Gejala :
Jantung berdebar
Detak jantung cepat (takikardia) atau melambat (bradikardia)
Nyeri dada
Sesak napas
Pusing
Pingsan
Mudah lelah
Syndrome of
Inappropriate
Antidiuretic Hormone
hiponatremia
Mekanisme
Etiologi
NSAIDs, Cyclophospamide,
Tolbutamide, Carbamazepine,
mizoribine, Chlorpropamide
Hiperglikemia Reaktif
< 80
80-150
150-200
2 unit
201-250
4 unit
251-300
6 unit
301-350
8 unit
351-400
10 unit
>400
12 unit
Edema paru akut adalah akumulasi cairan di intersisial dan alveolus paru
yang terjadi secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan
intravaskular yang tinggi (edema paru kardiak) atau karena peningkatan
permeabilitas membran kapiler (edema paru non kardiak) yang
mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat sehingga terjadi
gangguan pertukaran udara di alveoli secara progresif dan mengakibatkan
hipoksia.
2. Imobilisasi
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus maupun jamur. Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan
(terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai
akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk
dan lendir yang tertahan.
Gejala :
Demam menggigil
Suhu tubuh meningkat
Batuk berdahak mukoid atau purulen
Sesak napas
Kadang nyeri dada
Pemeriksaan Fisik :
Tergantung luas lesi paru
Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal
Palpasi : fremitus dapat mengeras
Perkusi : redup
Auskultasi : suara dasar bronkovesikuler sampai bronkial, suara tambahan
bronki basah halus sampai bronki basah kasar pada stadium resolusi.
Faktor Resiko
Kehamilan usia lanjut Perubahan anatomis sistem perkemihan akibat
perubahan hormon
DM Berkaitan dengan status imunologik (leukosit)
wanita Uretra yang pendek
kateterisasi
Penegakan diagnosis
Anamnesis
a) Sistitis
Nyeri suprapubik
Polakisuria
Nokturia
Stranguria
Dekubitus
Faktor Resiko
Faktor risiko seseorang terkena dekubitus salah satunya adalah penyakit
stroke. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan
kecacatan terutama kelumpuhan anggota gerak sebagai akibat gangguan
fungsi otak.
Pada fase akut serangan stroke timbul keluhan kesulitan menelan, nafsu
bulan
Kontraktur
Deep vein thrombosis atau DVT adalah bekuan darah yang terbentuk di
dalam pembuluh darah dalam tubuh. Bekuan darah terjadi ketika darah
mengental dan gumpalan bersama-sama. DVT banyak terjadi pada kaki
bagian bawah atau paha, juga dapat terjadi di bagian lain dari tubuh.
Faktor Resiko
Gangguan atau faktor yang membuat darah kental
Pengobatan dengan terapi hormon atau kontrol pil KB.
Cedera ke deep vein dari operasi, patah tulang, atau trauma lainnya.
Sakit dan di tempat tidur untuk waktu yang lama.
Usia > 60 tahun.
Obesitas
Merokok
Fraktur daerah pelvis dan kaki.
Terapi
Tujuan utama mengobati DVT meliputi:
Menghentikan bekuan darah dari semakin besar
Mencegah bekuan darah dari putus dan pindah ke paru-paru Anda
Mengurangi kesempatan Anda memiliki bekuan darah lain
Kesimpulan
Stroke Merupakan gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak
dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global, berlangsung
lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak. Pada komplikasi kelainan neurologi
dibagi atas ; Transformasi hemoragik, Herniasi otak, Hidrosefalus akut,
Vasospasme.
Sedangkan pada komplikasi non neurologi di bagi atas dua yaitu proses
intrakranial yang terbagi atas Hipertensi Reaktif, Aritmia Kordis, Syndrome
of Inappropriate Antidiuretic Hormone, Hiperglikemia Reaktif, Edema Paru
Akut dan proses imobilisasi yang terbagi atas Pneumonia, Urinary Tract
Infection (UTI), Dekubitus, Kontraktur dan Deep Vein Thrombosis.
Daftar Pustaka
Caplan RL. Stroke a clinical approach. 4th ed. Boston: Butterworth, 2009: 349-68
Alasdair et al. Noninvasive Ventilation In Acute Cardiogenic Pulmonary Edema. N Engl J Med 2008;359:142-51.
Harun S dan Sally N. Edema Paru Akut. 2009. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 5th Ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. p. 1651-1653
Lorraine et al. Acute Pulmonary Edema. N Engl J Med. 2005;353:2788-96.
McCance KL. 2006. Structure and Function of The Cardiovascular and Lymphatic Systems. In: McCance KL, Huether SE.
Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. USA: Elsevier Mosby; p. 1075.
Soemantri. 2011. Cardiogenic Pulmonary Edema. Naskah Lengkap PKB XXVI Ilmu Penyakit Dalam 2011. FKUNAIR-RSUD. DR
Soetomo Surabaya, hal 113-19
Berger I, Hakim AM. The Association of hyperglycem ia with cerebral edema in stroke. Stroke 1986; 17 (5): 865-71
Candelise I.,, Landi 0, Orazio EN, Boccardi E. Prognostic significance of hyperglycemia in acute stroke. Arch Neurol 1985;
42: 6613.
Duckrow RB, Beard DC, Brennan RW. Regional cerebral blood flow decreases during chronic and acute hyperglycemia.
Stroke 1987; 18(1): 52-80
Hewer RL. Rehabilitation in stroke units-effects and outcome ln : Chopra JS, Jaganathan K, Sawhney IMS, eds. Ad-vances in
neurology
Kagansky N, Levy S. Knobler H. The role of Hyperglycemia in acute stroke. Arch Neurol. 2001 ; 58 (8)
Melamed E. Reactive hyperglycemia in patients with acute stroke. J. Neurol Sciences 1976;29: 267-75
PERDOSSI, 2007. Pedoman penatalaksanaan stroke.perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
Pulsinelli WA. Levy DE, Sigsbee B, Scherer P, Plum Increased damage after ischemic stroke in patients with hyperglycemia
with or without established diabetes mellitus, Am J Med 1996;