PEB Dengan HELLP
PEB Dengan HELLP
ANAMNESA
Identitas
KU
RPS
RPD
Riwayat Menstruasi
RPK
Riwayat Sosial
Pemeriksaan Fisik
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Vital sign :
TD :180/110 mmHG
N : 104x/mnt
R : 24x/mnt
s : 36,7o
Status Obstetrikus:
TFU: 28 cm, kontraksi (-), DJJ 150, letak janin memanjang, bagian terbawah
janin kepala, punggung kiri, belum masuk pintu atas panggul, inspeksi
genitalia vulva dan uretra tampak tenang, VT : portio kenyal, arah belakang,
tebal 3cm, tidak ada pembukaan, kepala hodge 1.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
13,8
40
14400
65000
90
33
34
12 18 g/dl
30 - 46%
6000 17000 ul
150000 400000 ul
81 99 fl
27 31 pg
33 37 g/dl
B. Kimia Darah
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
LDH
-
20
0,9
110
98
730
10 50 mg/dl
L: <1.1 P: <0.9 mg/dl
L:<37 P:<31 U/I
L:<42 P:<32 U/I
80 240 U/l
C. Urin
- protein
+++
A.
-
Darah Lengkap
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hipertensi kronik
TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
didiagnosis sebelum umur kehamilan 20
minggu.
Hipertensi gestasional
Tekanan darah 140/90 mmHg untuk
pertama kali selama kehamilan setelah uk 20
minggu
Tidak ada proteinuria
TD kembali normal < 12 minggu postpartum
Diagnosis pasti ditegakkan postpartum
Dapat disertai gejala preeklampsia (nyeri
epigastrium atau trombositopenia)
Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsia
Proteinuria 300 mg/24 jam pada perempuan
yang hipertensi tapi tidak ada proteinuria
sebelum umur kehamilan 20 minggu
Peningkatan tiba-tiba pada proteinuria atau
TD atau trombosit < 100.000/mm3 pada
perempuan dengan hipertensi dan proteinuria
sebelum umur kehamilan 20 minggu
Diagnosa
Preeklampsia
Kriteria minimum :
TD 140/90 mmHg setelah umur kehamilan
20 minggu
Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1
dipstick
Preeklampsia berat :
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 2 g/24 jam atau +2 dipstick
Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali diketahui
naik sebelumnya
Trombosit < 100.000/mm3 (HELLP)
Microangiophatic hemolysis (peningkatan
LDH)
Peningkatan ALT atau AST
Nyeri kepala persisten atau gangguan visual
Nyeri epigastrik persisten
Eklampsia:
Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain
pada perempuan yang menderita preeklampsia
TEKANAN
TEKANAN DARAH
DARAH
MENINGKAT
MENINGKAT
(( 140/90
140/90 mmHg)
mmHg)
PENILAIAN
KLINIK
NYERI
NYERI KEPALA
KEPALA
GANGGUAN
GANGGUAN
PENGLIHATAN
PENGLIHATAN
PROTEINURIA
PROTEINURIA
EDEMA
EDEMA
HAMIL
< 20 MG
KEJANG
KEJANG +
+
HAMIL
> 20 MG
HIPERTENSI
HIPERTENSI
KRONIK
KRONIK
SUPERIMPOSE
SUPERIMPOSE
D
D
PREECLAMPSI
PREECLAMPSI
A
A
EKLAMPSIA
EKLAMPSIA
HIPERTENSI
HIPERTENSI
KEJANG
KEJANG
PREEKLAMPSI
PREEKLAMPSI
A
A RINGAN
RINGAN
PREEKLAMPSI
PREEKLAMPSI
A
A BERAT
BERAT
Diagnosis :
PEB pada Primigravida dengan HELLP sindrom
Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
ETIOLOGI
Peran Prostasiklin dan
Tromboksan
Faktor Hormonal
Epidemiologi
Preeklamsia mempengaruhi 10% dari
kehamilan
diseluruh
dunia,
Juga
merupakan penyumbang mortalitas serta
morbiditas
maternal
dan
perinatal
terbesar.Dan
diperkirakan
sebagai
penyebab kematian 50.000-60.000 ibu
hamil setiap tahunnya.Selain itu juga
merupakan
kontribusi
utama
prematuritas.Preeklamsia
diketahui
sebagian
faktor resiko penyakit
kardiovaskular dan metabolic pada
perempuan.Insiden eklamsia adalah 1-3
dari 1000 pasien preeklamsia.
Patofisiologi
Sistem
kardiovaskula
r : hipertensi
Sistem
perdarahan
dan koagulasi
Ginjal
Hemeostasis
cairan tubuh
Hepar
Serebrovask
ular dan
gejala
neurologis
lain
Mata
Manifestasi Klinis
Sakit kepala
Gangguan penglihatan : kabur
Gangguan status mental
Kebutaan dapat bersifat kortikal atau retina
Sesak napas
Bengkak pada kedua kaki atau wajah
Nyeri perut kuadran kanan atas atau epigastrium
Faktor Risiko
Preeklampsia
Primipara
Riwayat kehamilan dengan preeklamsia
Hipertensi kronis atau penyakit ginjal kronis
atau keduanya
Riwayat trombofilia
Kehamilan multifetus
Riwayat preekalmsia keluarga
Diabetes mellitus tipe I atau tipe II
Obesitas
Usia kehamilan ibu tua ( lebih dari 40 tahun )
Komplikasi
Penatalaksanaan
Non medikamentosa:
Terminasi Kehamilan
Medika Mentosa:
Antihipertensi:
Nifedipin; 4x10 mg per oral
Metildopa: 2 x 250-500 mg per oral (dosis max 2000 mg/hari)
Pada HELLP Syndrome. Jika didapatkan kadar trombosit <100.000 uL maka diberikan
deksamatason 10 mg IV tiap 12 jam. Pada post partum diberikan 10 mg IV tiap 12 jam 2
kali, kemudian diikuti 5 mg IV tiap 12 jam 2 kali. Terapi dihentikan (tapering off) jika
sudah terdapat perbaikan kadar trombosit >100.000 dan penurunan LDH serta perbaikan
gejala klinik preeklamsia-eklamsia. Dapat dipertimbangkan pemberian tranfusi
trombosit, bila kadar <50.000 uL
Preventif
Diet makan
Cukup istirahat
Pengawasan antenatal
a)
Uji kemungkinan pre eklamsia
(1). Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
(2). Pemeriksaan tinggi fundus uterus
(3). Pemeriksaan berat badan atau edema
(4). Pemeriksaan protein dalam urine
(5). Jika mungkin di lakukan pemeriksaan fungsi ginjal, hati, gambaran darah umum, dan pemeriksaan
retina mata.
b)
Penilaian kondisi janin dalam rahim dengan:
(1). Pemantauan tinggi fundus uteri
(2). Pemeriksaan janin, gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin pemantauan air ketuban
(3). Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
Prognosis
Kematian ibu berkisar antara 9,8% - 25,5% sedangkan kematian bayi yakni
42,2% - 48,9%.Diakibatkan oleh kurangnya pengawasan pada masa kehamilan
dan sesudah, penderita sering terlambat mendapatkan pengobatan yang
tepat.Prognosis baik untuk penanganan yang tepat.
HELLP
Trombositopenia
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksan
penunjang.Kemungkinan pasien G1P0A0, hamil 33 minggu,
janin presentasi kepala tunggal hidup. Menderita PEB
( preeklamsia berat ) dengan HELLP Syndrome. Penanganan
yang cepat dan tepat serta pemeriksaan antenatalcare yang rutin
dapat mempercepat diagnosa terhadap preeklamsia.