Anda di halaman 1dari 15

Hiperemesis

Gravidarum

Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang
terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi
keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin.

Etiologi
Faktor-faktor yang menjadi predisposisi
diantaranya:
Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa,
diabetes dan hehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
Faktor psikologik: keretakan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kahamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan
lain-lain.

Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena
hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh
berikut:
Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan
degenerasi lemak sentilobuler tanpa nekrosis.
Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang
dijumpai perdarahan sub-endokardial.
Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada
tubuli kontorti.

Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan
atas 3 tingkatan, yaitu:
Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul
intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan
empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah
sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi
masih normal.

Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang


dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan > 100 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis,
kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton,
bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.
Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran
(delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

Diagnosis
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan
sehari-hari terganggu.
Tanda vital: nadi meningkat 100x/mnt, tekanan
darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan
gangguan kesadaran.
Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat
badan menurun. VT uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensinya lunak. Inspekulo
serviks berwarna biru (livide)
Pemeriksaan USG: mengetahui kondisi kesehatan
kehamilan dan kemungkinan adanya kehamilan
kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa.
Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan
hematokrit, keton dan proteinuria.

Manifestasi klinis

Nausea
Muntah
Penurunan berat badan
Ptialism (saliva yang berlebihan)
Tanda-tanda dehidrasi
Hipotensi dan takikardi
Pemeriksaan lab: hiponatremi, hipokalemia, dan
peningkatan hematokrit

Diagnosis banding

Appendicitis akut
Ketoasidosis diabetes
Gastritis dan ulkus peptikum
Hepatitis
Pankreatitis akut
Tumor serebri

Komplikasi
Maternal akibat defisiensi tiamin (B1) akan
menyebabkan teradinya

Diplopia
Palsi nervus ke-6
Ataksia
Kejang
Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi
psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian.

Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah


Ensephalopati Wernicke, trias klasik yaitu
(paralisis otot-otot ekstrinsik bola
mata/oftalmoplegia, gerakan yang tidak
teratur/ataksia, dan bingung).
Fetal penurunan berat badan yang kronis akan
meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim (IUGR).

Pencegahan
Edukasi tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang umum pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih
sering. Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan.
Defekasi hendaknya teratur.

Penatalaksanaan
Obat-obatan:
Sedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan yaitu vit B 1
dan B6, antihistamin juga dapat diberikan. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti
prometazin (avopreg), proklorperazin, atau
mediamer B6.

Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi
pengunjung, hanya dokter dan perawat yang boleh
keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan
pasien mau makan.
Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak
diberikan makan dan minum dan selama 24 jam.

Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan
Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit
ini.

Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
Dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B komplek dan vitamin C. Bila kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara IV.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:
Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
Ogunyemi, D.A. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available
from: http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret
2013).
Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. 2010. Hiperemesis
Gravidarum. Dalam:
Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 815-818.
Tim Obsgin RSUD Ulin-FK UNLAM. 2011. Hiperemesis
Gravidarum. Dalam:
Kegawatdaruratan Obstetri dan
Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUD ULIN FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.

Anda mungkin juga menyukai