CUTANEUS LARVA
MIGRANS
Oleh:
IRKA GIBRIELA MIA,
S.Ked
FAA 111 0049
Pembimbing:
dr. Aris Aryadi T.O,SpKK
PENDAHULUAN
Cutaneus Larva Migrans merupakan penyakit
infeksi kulit yang banyak ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.
Garis lurus
atau berkelokkelok,
dijumpai di
kaki, bokong,
perut
creeping eruption,
creeping verminous
dermatitis, dermatosis
linearis migrans,
sandworm disease atau
strongyloidiasis.
Ancylostoma
brazillense dan
Ancylostoma
Invasi larva
cacing tambang
yang berasal
dari anjing dan
kucing.
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Y
Umur : 10 tahun
Berat badan: 24 kg
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Jl. Kutilang
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Agama
: Kristen
Suku Bangsa : Dayak
Tanggal pemeriksaan : 23/6/2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal-gatal kurang lebih 1 minggu dengan
bentukan seperti benang berkelok pada kaki kiri
dan kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Gatal pada kaki kiri dan kanan sejak 1 minggu.
Pada siang harinya pasien ada main di pasir dan
tidak menggunakan sendal, setelah main di pasir
kemudian baru muncul gatal-gatal disertai bintil
kemerahan. Gatal muncul pada malam hari, dan
setiap pagi bintil kemerahan tersebut memanjang
berbentuk seperti benang berkelok. Pernah diberi
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Compos mentis
Hidung
STATUS DERMATOLOGIS
Diagnosis:
Cutaneous Larva
Migrans
Planing Terapi :
Non Medikamentosa : Medikamentosa :
1. Chloretyl Spray
2. Albendazole 1x400 mg
selama 5 hari
Planing Monitoring:
Keluhan pasien (gatal dan
bertambah panjang
ukuran lesinya)
Prognosis:
Quo ad vitam: bonam
Quo ad fungsionam:
bonam
Quo ad sanam: bonam
Quo ad cosmetica:
Planing
edukasi:
bonam
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyebab
penyakit ini adalah penyakit infeksi karena larva
cacing sehingga infeksi tersebut dapat merambat
terus menerus .
Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus
memakai alas kaki saat bermain di pasir atas di
tanah.
Menjelaskan kepada pasien bahwa apabila terjadi
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Penyebab utama CLM adalah larva cacing
tambang dari kucing dan anjing (Ancylostoma
braziliense dan Ancylostoma caninum). Penyebab
lain yang juga memungkinkan yaitu larva dari
serangga seperti Hypoderma dan Gasterophilus.
Di Asia Timur, CLM umumnya disebabkan oleh
Gnasthostoma sp. pada babi dan kucing.
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
Garis
larva
Infeksi
sekunder
DIAGNOSIS
TERAPI
Sembuh sendiri (self limiting) karena di dalam tubuh manusia
siklus hidup parasit tidak dapat lengkap
Pengobatan secara klasik: pendinginan setempat
menggunakan semprotan kloretil atau krioterapi CO2 snow
ditekan selama 45-60 detik
Topikal:
PENCEGAHAN
PEMBAHASAN
Pasien
Teori
Daerah lembab dan pasir,
beriklim tropis
Cutaneous Larva Migrans
(CLM), didalam
kelembaban mendukung
telur akan menetas
menjadi larva infeksius
yang akan mempenetrasi
kulit manusia dengan
kontak langsung. Spesies
hookworm yang paling
banyak dan yang paling
Pasien
Pasien mengeluh gatalgatal di kaki sejak 1
minggu dengan berbentuk
seperti benang berkelokkelok. Awalnya lesi
berbentuk bintil-bintil
merah didaerah plantar
pedis sinistra dan dorso
pedis dextra disertai rasa
gatal keesokan harinya
muncul bentukan seperti
benang berkelok-kelok dan
bertambah panjang tiap
harinya.
Teori
Timbul papul lesi berbentuk
linear atau berkelok-kelok,
menimbul dengan diameter 2-3
mm, berwarna kemerahan. Adanya
lesi papul yang eritematosa ini
menunjukkan larva telah berada di
kulit selama beberapa jam atau
hari. Selanjutnya, papul merah
menjalar seperti benang berkelokkelok, polisiklik, serpiginosa,
menimbul, membentuk terowongan
(burrow), mencapai panjang
beberapa sentimeter. Pada stadium
lebih lanjut, lesi ini lebih sulit
diidentifikasi, hanya ditandai
dengan rasa gatal dan nodul-nodul.
Pasien
Penatalaksanaan yang
diberikan pada pasien ini
adalah pemberian chloretyl
spray dan pemberian
albendazole 400 mg selama
5 hari.
Teori
Pemberian terapi sudah tepat.
Pengobatan secara klasik:
pendinginan setempat
menggunakan semprotan kloretil
atau krioterapi CO2 snow ditekan
selama 45-60 detik
Topikal: tiabendazol secara topikal
pada lesi dengan konsentrasi 1015% 3x sehari,5-7 hari
Sistemik:
Albendazol 400 mg/hari selama 5-7
hari
PROGNOSIS
Prognosis pada pasien ini baik
CLM golongan penyakit self-limiting. Larva
akan mati di epidermis setelah beberapa
minggu atau bulan karena larva tidak dapat
menyelesaikan siklus hidupnya pada
manusia. Lesi tanpa komplikasi yang tidak
diobati akan sembuh dalam 4-8 minggu,
tetapi pengobatan farmakologi dapat
memperpendek perjalanan penyakit.
EDUKASI
Mencegah terjadi reinfeksi
Pasien diharapkan
selalu memakai alas
kaki untuk menghindari
kontak langsung
terhadap pasir atau
tanah, karena larva
tersebut dapat masuk
melalui kaki manusia
melalui kontak
langsung dengan kulit.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisah S, 2011, Creeping Eruption dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Kelima, Jakarta:FKUI.
2. James W.D., Berger, T.G & Elston, D.M., 2011. Hookworm Diseases in Andrews
Diseases of the Skin Clinical Dermatology 11 th ed. Philadelpia, USA: Saunders
Elseviers.
3. Vega-Lopez F, Hay R.J. 2010. Parasitic Worms and Protozoa in Rooks Textbook
of Dermatology 8 th ed. Chichester, UK: Willey-Blackwell.
4. Wilson M.E, Caurnes E, 2009 Helminthic Infection in Fitzpatricks Dermatology
in General Medicine. 8 th ed. New York: McGraw-Hill.
5. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. 2013. Cutaneous Larva Migrans in
Fitzpatriks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology 7 eds. New York:
Mc Graw Hill Education.
6. Aisah S. Creeping Eruption. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
7. Pohan H. Penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah. Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Setiati S, Alwi I, Simadibrata M, editor. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM;
2006.
Terima Kasih