Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Kelompok L-24

Anamnesis

Nama Istri : Ny. Ernaawati Nama Suami : Tn. Rudianto


Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama
: IslamAgama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Ngagel, Kediri Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Lama Kawin :10 tahun


MRS tanggal 15 Juli 2016 jam 09.00

KU : Keluar cairan dari jalan lahir


RPS :
Pasien G2P0A1 hamil 28 minggu, datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 18 jam
SMRS. Pasien mengaku cairan keluar seperti air
kencing berwarna bening lumayan banyak. Cairan
tidak berbau, tidak ada darah. Pasien juga tidak
merasakan mulas dan sakit perut. Pasien tidak
ada riwayat trauma. Tidak ada riwayat koitus
pada hari sebelumnya. BAB dan BAK normal.
Pasien tidak pernah mengalami kejadian seperti
ini sebelumnya. Pasien tidak ada keluhan pusing,
mual, muntah, tidak ada riwayat kaki bengkak
sebelumnya, tidak ada riwayat keputihan, tidak
ada riwayat kencing panas dan tidak ada demam.

Rx Pernikahan : 1x, 10 tahun


Riwayat Kehamilan :
Abortus

Hamil ini

ANC : Belum
HPHT
: 05 - 12 - 2015
TP : 12 - 09 2016
UK
: 28-30 mgg
Riwayat KB : Riwayat Haid :
Menarche
: 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 6-7 hari
Nyeri haid: +
Riwayat Keputihan: RPD :
Pasien pernah mengalami blighted ovum/anembrryonic gestation hamil 9 minggu pada
tahun 2015 dan dilakukan dilatasi serta kuretase.
Riwayat HT (-), DM (-), sakit jantung (-), asama (-), tumor (-)

Riwayat operasi SC pada kehamilan sebelumnya


RPK : -

Riw.Sos : Merokok (-), alhkohol (-), obat-obatan (-), jamu (-), keadaan sosial
ekonomi sedang. Kebiasaan makan dan minum normal.

Pemeriksaan Umum :
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 78 kg
KU : lemah
Kesadaran : CM
Tensi : 120 / 60 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu ax : 37,1 C
RR : 20 x / menit

Pemeriks.Fisik :
St. Generalis :
K/L ; a/i/c/d : + / - / - / Pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk normal, gerak simetris
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-)
Pulmo: vesikular, Rh-, WhAbdomen : cembung,
supel, ballotement (+),
tympani, bising usus (+) normal
Ekstremitas : HKM
edema kaki -/CRT <2 detik

St.Obstetri :
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi :
Abdomen :
Besar sesuai masa kehamilan, striae gravidarum (+), bekas operasa (-), linea nigra
(+)
Palpasi :
Leopold 1 :
TFU : 30 cm
Teraba bagian lunak janin, tidak melenting, kurang bundar
Leopold II : ballotement (+), DJJ : 145x/menit, teraba bagian besar / punggu kiri
Leopold III : ballotement (+), bagian terendah teraba keras, melenting, bundar
Leopold IV : kepala janin belum masuk PAP
His /kontraksi: tidak ada
Kesan : janin tunggal hidup, intrauterina, presentasi kepala.
Inspekulo :
diding vagina licin, sekret (+) warna bening
selaput ketuban (-)
Servix : permukanaan licin, hiperemi (-), benjolan (-)
Uterus: anteflexi.
Adneksa : benjolan (-)
Cavum dauglas : massa

Pemeriksaan dalam : VT tidak dilakukan

Pemeriksaan penunjang :
Nitazin test : lakmus (+ biru)

Initial diagnosis :
GIIP0A1 UK 28 -30mgg
dengan Ketuban Pecah Dini Janin Tunggal Hidup

Planning Dx:
DL
SGOT
SGPT
BUN
Creatinin
GDS
Elektrolit
Urin lengkap
USG

Planning Tx :
1.MRS
2. Resusitasi cairan RL 1,5 liter/2 jam
Maintanance dengan D10% : RL 4:1 20 tetes per
menit
3. Pasang kateter
4. Inj. Isoxsuprine HCL 2 ampul dalam 24 ml dalam 1 jam
5.PO. dexamethasone 2x4mg per 8jam
6. PO. Cefadroxil monohydrate 3x500mg
7. Pasien di puasakan
Operatif : preabdominal operasi sesar

Planning monitoring :
- Obs TTV
-Obs Keluhan (keluarnya cairan
pervagina)
- Kesadaran
- Obs cairan yang masuk, cairan yang
keluar, BB per hari

Planning edukasi :
- Inform concent pada ibu dan
keluarga tentang diagnosis, rencana
pengangannan dan pengawasan
lanjutan.
- Menjelaskan komplikasi dan
prognosis pasien

Teori Klinis
Ketuban Pecah Dini

Definisi
Ketuban Pecah Dini ( amniorrhexis premature
rupture of the membrane PROM ) adalah pecahnya
selaput korioamniotik sebelum terjadi proses
persalinan.
Secara klinis diagnosa KPD ditegakkan bila seorang
ibu hamil mengalami pecah selaput ketuban dan
dalam waktu satu jam kemudian tidak terdapat
tanda awal persalinan, dengan demikian untuk
kepentingan klinis waktu 1 jam tersebut
merupakan waktu yang disediakan untuk
melakukan pengamatan adanya tanda-tanda awal
persalinan .

Faktor resiko
Serviks inkompeten
Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C
rendah, dan kelainan genetik)
Infeksi genitalia dan meningkatnya enzim proteolitik.
Multipara, grandemultipara.
Overdistensi uterus pada hidramnion, kehamilan ganda,
dan sevalopelvik disproporsi.
Hidramnion
Penduluran abdomen (perut gantung)
Usia ibu yang lebih tua
Riwayat KPD sebelumnya
Merokok selama kehamilan

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis

Dari anamnesis dapat menegakkan 90% dari


diagnosis. Kadang kala cairan seperti urin dan vaginal
discharge bisa dianggap cairan amnion. Penderita
merasa basah dari vaginanya atau mengeluarkan
cairan banyak dari jalan lahir.
Inspeksi

Pengamatan biasa akan tampak keluarnya cairan dari


vagina, bila ketuban baru pecah, dan jumlah airnya
masih banyak, pemeriksaan ini akan makin jelas.

Pemeriksaan Inspekulo
Merupakan langkah pertama untuk mendiagnosis KPD
karena pemeriksaan dalam seperti vaginal toucher
dapat meningkatkan resiko infeksi, cairan yang keluar
dari vagina perlu diperiksa : warna, bau, dan PH nya,
yang dinilai adalah:
1.

Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan perdarahan


dari serviks. Dilihat juga prolapsus tali pusat atau ekstremitas
janin. Bau dari amnion yang khas juga harus diperhatikan.

2.

Pooling pada cairan amnion dari forniks posterior mendukung

3.

diangnosis KPD
Cairan amnion di konfirmasikan dengan menggunakan nitrazine
test.

Mikroskopis (tes pakis)


Jika terdapat pooling dan tes nitrazin
masih samar dapat dilakukan
pemeriksaan mikroskopis dari cairan
yang diambil dari forniks posterior.
Cairan diswab dan dikeringkan diatas
gelas objek dan dilihat dengan
mikroskop. Gambaran ferning
menandakan cairan

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan alpha fetoprotein (AFP),
konsentrasinya tinggi didalam cairan
amnion tetapi tidak dicairan semen dan
urin
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur
dari urinalisa
Tes pakis
Tes lakmus

Pemeriksaan USG
Melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat
jumlah cairan ketuban sedikit
(Oligohidramnion atau anhidramnion).
Menilai amniotic fluid index (AFI),
presentasi janin, berat janin, dan usia
janin.

Penatalaksanaan

PENCEGAHAN
Pada pasien perokok, diskusikan
tentang pengaruh merokok selama
kehamilan usaha untuk
menghentikan
Motivasi untuk menambah berat
badan yang cukup selama hamil,
anjurkan pasangan agar
menghentikan koitus pada trimester
akhir.

Komplikasi
1.
2.
3.
4.

Persalinan prematur
Infeksi
Hipoksia dan asfiksia
Sindrom deformitas janin

Anda mungkin juga menyukai