Anda di halaman 1dari 19

SYARIAH

Kelompok
Dedek Kurniawan
7
Muhamad Baharudin
Qory Yuliandra

4.SumberSumber Syariah

3.Ruang Lingkup
Syariah

1.Pengertian
Syariah

2. Pengertian
Syariah Islam
Dalam Kehidupan

Syariah

adalah

ketentuan-ketentuan

agama

yang

merupakan pegangan bagi manusia di dalam hidupnya


untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Syariah Islam adalah tata cara pengaturan tentang


perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhoan Allah
SWT yang dirumuskan dalam Al-Quran, yaitu :
1. Surat Asy-Syura ayat 13
2. Surat Asy-Syura ayat 21
3. Surat Al-Jatsiyah ayat 18

Syari'ah Dalam Arti Luas


Dalam arti luas al-syariah berarti seluruh ajaran Islam yang
berupa norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku
batin (sistem kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit
(legal-formal) yang individual dan kolektif.
Dalam arti ini, al-syariah identik dengan din, yang berarti meliputi
seluruh cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam,
tasawuf, tafsir, hadis, fikih, usul fikih, dan seterusnya.
Syari'ah Dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit al-syariah berarti norma-norma yang
mengatur sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku
kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-syariah dibatasi hanya
meliputi ilmu fikih dan usul fikih.

Pengertian Syariah Islam Dalam


Kehidupan
Ketentuan-ketentuan sebagaimana dirumuskan dalam
syariah, wajib dipatuhi. Umat Islam yakin bahwa
ketentuan Allah SWT yang terdapat dalam syariah itu
adalah ketentuan Allah SWT yang bersifat universal,
oleh karena itu merupakan hukum bagi setiap
komponen dalam satu sistem. Hal ini berarti bahwa
setiap ketentuan yang ditinggalkannya atau dilanggar
bukan saja akan merusak lingkungannya tetapi juga
akan
menghilangkan
fungsi
parameter
dalam
komponen atau fungsi komponen dalam sistem.

Ruang Lingkup Syariah


Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1. Ibadah
2. Muamalah
3. Munakahat
4. Jinayat
5. Siyasa
6. Akhlak
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan,
minuman, sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan
kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, mesjid, dawah,
perang, dan lain-lain.

Ibadah, adalah peraturan-peraturan yang mengatur


hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual). Hakikat
ibadah adalah segala aktivitas manusia yang Allah ridai,
baik perkataan maupun perbuatan, baik lahir maupun
batin, jasadiyah maupun qolbiyah.
Allah swt berfirman dalam surat Ad Dzariyat ayat 56.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali


hanya untuk beribadah kepada-Ku (QS. 51: 56)

IBADAH

Ibadah
Mahdhah

Ibadah Ghairu
Mahdhah

Ibadah Mahdhah(ibadah Khusus)


Yang dimaksud dengan Ibadah mahdhah adalah
hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan
yang akrab dan suci antara seorang muslim dengan
Allah SWT yang bersifat ritual (peribadatan). Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya
sudah jelas secara zahir dan tidak memerlukan
penambahan atau pengurangan. Ibadah mahdhah
merupakan manifestasi dari rukun islam yang lima.
Jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdhah adalah
shalat, zakat, puasa, ibadah haji, umroh dan bersuci
dari hadas kecil maupun besar.

Ibadah Ghairu Mahdhah (Ibadah Umum)


Yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah berarti
mencakup semua perilaku manusia yang hubungannya
dengan sesama manusia, yaitu dalam semua aspek
kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah swt, yang
dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridho Allah
SWT. Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang cara
pelaksanaannya dapat direkayasa oleh manusia, artinya
bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan
kondisi, tetapi substansi ibadahnya tetap terjaga. Ibadah
yang termasuk Ibadah Ghairu Mahdhah adalah Itikaf,
Qurban, Shadaqah, Aqidah, Dzikir dan Doa

Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah


Ibadah Mahdhah

Ibadah Ghairu Mahdhah

Asalnya haram, kecuali kalau ada dalil yang


memerintahkan untuk mengerjakannya.

Asalnya halal kecuali kalau ada dalil yang


mengharamkannya.

Aturannya khusus, tidak boleh tercampur dengan


aturan dari luar,

Pada umurnya tidak diatur dengan detail, yang


ditetapkan hanya prinsip-prinsipnya saja,

Tidak berlaku qiyas

Qiyas berlaku dalam menetapan hukum ibadah ghair


mahdhah.

Bahasa harus asli (bukan terjemahan)

boleh menggunakan bahasa terjemahan,

Kadang-kadang sulit dipahami akal,

Pada umumnya tujuan dan hikmah ibadah ghair


mahdhah mudah dipahami akal.

Akal tidak boleh ikut campur, tidak ada kreativitas


akal. Kreasi baru dalam ibadah mahdlh dianggap
bidah dhalalah (berlebihan yang sesat).

Akal boleh ikut campur dalam pengembangan ibadah


ghair mahdah, karena setiap zaman memerlukan
tatacara yang sesuai dengan zamannya.

Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan


seseorang dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar
harta (jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang,
pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang,
simpanan, penemuan, pengupahan, rampasan perang, utangpiutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah,
pesanan, dan lain-lain.

Munakahat, yaitu peraturan yang


mengatur hubungan seseorang
dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga (nikah, dan yang
berhubungan
dengannya),
diantaranya
:
perkawinan,
perceraian, pengaturan nafkah,
penyusunan, memelihara anak,
pergaulan suami istri, mas kawin,
berkabung dari suami yang wafat,
meminang, khulu, liam dzilar, ilam
walimah, wasiyat, dan lain-lain.

Jinayat, yaitu peraturan


yang menyangkut pidana,
diantaranya : qishsash, diyat,
kifarat, pembunuhan, zinah,
minuman keras, murtad,
khianat dalam perjuangan,
kesaksian dan lain-lain.

Siyasa,
yaitu
yang
menyangkut
masalah-masalah
kemasyarakatan
(politik),
diantaranya
:
ukhuwah
(persaudaraan),
musyawarah
(persamaan),
adalah
(keadilan), taawun (tolong menolong), tasamu (toleransi),
takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial), ziamah
(kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.

Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup


pribadi, diantaranya : syukur, sabar, tawadlu,
(rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah
(konsekuen), syajaah (berani), birrul walidain
(berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.

Sumber-Sumber Syariah
1. Al-Quran, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dan merupakan Undang-Undang
yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang
memberikan penjelasan dan rincian terhadap
hukum-hukum Al-Quran yang bersifat umum.
3. Rayu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Quran
dan As-Sunnah untuk menetapkan hukum yang
belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Quran dan
As-Sunnah.

Daftar Pustaka

http://infomediakita.blogspot.co.id/2010/04/makalah-syar
iah-islam.html
http://
blogmerko.blogspot.co.id/2013/02/makalah-agama-tentang
-syariah.html

Anda mungkin juga menyukai