QCC (GKM) Standarat
QCC (GKM) Standarat
penyediaan
2. Keamanan,keselamatan dan
karyawan kerja
3. Dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan disekitarnya
B.Asas-asas Pokok G KM
1. Asas Pembangunan Manusia
C.Asas-asas U m um G KM
1. Asas Informalitas
2. Asas Kesukarelaan
4. Asas Memadukan
6. Asas Kegunaan
D .Tujuan U m um G KM
Meningkatkan keterlibatan karyawan anggota pada persoalan-persoalan
pekerjaan dan paya pemecahannya.
1.
People Building
Manusia sebagai subjek yang dinamis sehingga sangat penting adanya usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Team Building
Adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil yang dinamis yang berupaya untuk
menyelesaikan masalah operasional di lokasi kerjanya masing-masing.
Market in
Semua usaha atau langkah tindakan perlu mencerminkan kepuasan bagi pihak yang
menggunakan hasil kerja kita atau disebut dengan istilah yang populer yaitu the next
process in our customer.
Problem is Opportunity for Progress
Semua masalah yang timbul jangan dihindari, justru masalah dijadikan suatu
kesempatan untuk melakukan suatu perbaikan (improvement).
A. Perencana
B. Pembimbing
1. Meningkatkan rasa tanggung jawab kepada semua anggota gugus.
2. Meningkatkan kemampuan gugus dan anggotanya dalam memecahkan masalah.
3. Mendidik gugus agar berperan aktif.
4. Membina anggota gugus agar tercipta kerjasama yang baik.
5. Menjelaskan dan meningkatkan kemampuan konsep ber-GKM yang efektif.
C. Pendorong
D. Pengarah
Pengendali
F. Katalisator
1. Mengkoordinir permasalahan-permaalahan
yang ada dalam gugus.
2. Membantu atau mendekatkan masalah
dengan jalan kelarnya.
3. Menjelaskan proses pemecahan masalah
pada masing-masing kasus, terutama pada
kasus-kasus yang sulit.
G. Koordinator
H. Penghubung
I. Evaluator
1. Stratifikasi
2. Lembar Data
3. Diagram Pareto
4. Diagram Ishikawa (tulang ikan)
5. Peta Kendali
6. Histogram
7. Diagram Tebar
3. Diagram Pareto
6. Histogram
Tema merupakan kejadian atau masalah yang perlu ditanggulangi oleh GKM yang diambil dari
masalah yang berkembang di lingkungan kerja GKM. Cara penentuan tema bisa dilakukan 2 cara
:
a. Mengambil salah 1 masalah tema) yang menjadi prioritas dari beberapa masalah yang ada di
lokasi kerja gugus. Hal-hal yang mendasari prioritas ini misalnya masalah tersebut mempunyai
peluang besar kontribusinya terhadap mutu usaha (cost, kualitas produk, safety, dsb).
b. Mengambil 1 masalah (tema) yang ada di lokasi kerja gugus yang menjadi kesepakatan dari
semua anggota gugus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian masalah) :
a. Menyangkut bidang kerja dan mengacu pada kebijaksanaan manajemen (perusahaan).
b. Mampu dipecahkan oleh gugus, terutama pada awal terbentuknya gugus, sebaiknya memilih
tema yang relatif mudah.
c. Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas), sehingga siapapun bisa
mengerti dengan jelas dengan membaca tema tersebut.
Langkah kedua ini ditujukan untuk menyajikan semua fakta dan data yang diperlukan untuk
mendukung beberapa hal, misalnya :
a. Menyajikan data sebagai dasar pemilihan tema (masalah).
b. Menyajikan data yang menggambarkan masalah yang dihadapi (yang akan diselesaikan)
Alat-alat yang bisa digunakan pada langkah kedua ini misalnya :
a. Diagram Pareto, digunakan untuk memparetokan semua masalah yang ada di lokasi kerja
sehingga bisa diketahui masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu.
b. Histogram, digunakan untuk menyajikan data-data sebagai gambaran awal dari suatu
masalah yang akan diselesaikan.
c. Peta Kendali, digunakan untuk menyajikan penyimpangan-penyimpangan dari suatu
masalah yang dihadapi dan yang akan diselesaikan.
d. Stratifikasi, lembar periksa, yang keduanya bisa digunakan untuk memulai suatu
penentuan tema (masalah)
Setelah semua rencana sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan yang
disepakati, maka langkah selanjutnya adalah memeriksa hasil dari perbaikan
tersebut, untuk mengukur apakah semua perbaikan yang dilakukan oleh gugus
bisa menanggulangi penyebab yang mempengaruhi suatu masalah.
Cara memeriksa hasil perbaikan ini bisa dilakukan dengan membandingkan
kondisi masalah sebelum perbaikan dan kondisi masalah setelah perbaikan atau
dengan membandingkan data yang menggambarkan masalah sebelum
perbaikan dan data yang menggambarkan setelah perbaikan.
Penyajian data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan hendaknya
menggunakan alat yang sama dengan penyajian data yang menggambarkan
masalah sebelum perbaikan. Jika sebelumnya menggunakan diagram pareto,
maka setelah perbaikan harus menggunakan diagram pareto. Alat-alat lain
yang digunakan di langkah ke-6 selain diagram pareto adalah lembar periksa,
histogram dan peta kendali.
7. Langkah 7 : Standarisasi