Anda di halaman 1dari 35

PEMINDAHTANGANAN

A.
A. PENJUALAN
PENJUALAN
B.
B. TUKAR
TUKAR MENUKAR
MENUKAR
C.
C. HIBAH
HIBAH
E.
E. PENYERTAAN
PENYERTAAN MODAL
MODAL

A. PENJUALAN

Penjualan adalah pengalihan


kepemilikan BMN kepada Pihak lain
dengan menerima penggantian dalam
bentuk Uang

Pertimbangan penjualan BMN


1.

2.

3.

Dalam rangka optimalisasi BMN


yang berlebih atau idle
Karena secara ekonomis lebih
menguntungkan bagi negara
Sebagai pelaksanaan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku

BMN yang dapat dijual


1. Tanah dan/atau Bangunan

a. Yang berada pada Pengelola Barang


b. Yang statusnya berada Pada Pengguna
2. Selain tanah dan/atau bangunan

Ketentuan dalam Pelaksanaan


Penjualan
Penjualan tidak boleh mengganggu tupoksi
penyelenggaraan pemerintahan
2. Penjualan BMN dilaksanakan dengan cara
melalui lelang, dengan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku,
3. Penjualan BMN tanpa melalui lelang untuk :
A. BMN yang bersifat khusus sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku :
a) Rumah negara gol III yang dijual kpd
penghuninya
b) Kendaraan dinas perorangan pejabat negara
yang dijual kepada pejabat negara
1.

B. BMN lainnya, ditetapkan lebih lanjut oleh


Pengelola barang beradarlkan pertimbangan
yang diberikan oleh Pengguna Barang dan
instansi tehnis terkait :
1.
Tanah dan /atau bangunan yang akan
diguanakan untuk kepentingan umum
2.
Yang jika dijual secara lelang akan merusak tata
niaga berdasarkan pertimbangan dari instansi
yang berwenang mis: gula atau beras
selundupan yang distita oleh negara
3.
Berupa Tanah yang merupakan tanah kavling
yang menurut perencanaan awal pengadaannya
digunakan untuk pembangunan perumahan
pegawai negeri, sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Penganggaran

Tindak lanjut Penjualan BMN yang


tidak laku dkijual
1.

2.

3.

Dilakukan pemindahtangan dalam


bentuk lainnya
Dalam hal tidak dapat
dipindahtangankan dalam bentukl
lain, BMN dimaksud dimusnahkan
Pemusnahan dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari
Pengelola barang

Persyaratan untuk dapat dilakukan


penjualan BMN selain tanah dan/atau
bangunan :
1. Memenuhi Persyaratan Tehnis

Secara fisik barang tidak dapat dipergunakan


karena rusak, dan tidak ekonomis lagi kalau
diperbaiki
Secara tehnis barang tidak dapat dipergunakan
lagi karena modernisasi
Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi
karena penggunaan seperti terkikis, aus.
Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran
disebabkan penggunaan/susut dalam
penyimpanan/ pengangkutan

2. Memenuhi Persyaratan
ekonomis

Lebih menguntungkan bagi negara apabila


dihapus, karena biaya operasional dan
pemeliharaan barang lebih besar dari
pada manfaat yang diperoleh

Penjualann kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor dinas operasional


hanya dapat dijual setelah sekurangkurangnya berumur 10 tahun terhitung
mulai tanggal, bulan, tahun perolehan
dlm kondisi baru atau terhitung tanggal,
bulan, tahun pembuatannya untuk
perolehan bukan baru
Tidak akan mengganggu
penyelenggaraan Tupoksi
kementerial/lembaga yang bersangkutan

Penjualanan kendaraan bermotor juga


dapat dilakukan apabila kendaraan
bermotor tersebut hilang atau rusak berat
akibat kecelakaan (force majeure) dengan
kondisi paling tinggi 30% berdasarkan
keterangan instansi yang kompeten

Penjualanan BMN berupa kendaraan


bermotor pada Kantor Perwakilan RI di luar
negeri persayaratannya mengikuti
peraturan setempat

TUKAR MENUKAR

B. TUKAR MENUKAR
DEFINISI :
Tukar menukar adalah pengalihan
kepemilikan BMN yang dilakukan
antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah daerah atau
Pemerintah Pusat dengan Pihak
lain dengan menerima
penggantian dalam bentuk
sekurang-kuranya sama dengan
nilai seimbang
BAHAN PERTIMBANGAN :
Tukar menukar adalah dalam
rangka memenuhi kebutuhan
operasional penyelenggaraan
pemerintahan, optimalisasi
penggunaan BMN, atau tidak
tersedia dana dalam APBN

BMN yang dapat dilakukan tujkar


menukar
1. Tanah dan / atau bangunan Yang :

yang ada pada Pengelola barang maupun


yang status penggunaannya ada pada
Pengguna Barang

2. Selain tanah dan/ atau bangunan

Ketentuan dalam pelaksanaan tukar


menukar
1. Tukar menukar BMN dapat
dilakukan dalam hal :
1.
2.
3.
4.
5.

BMN berupa tanah dan/atau bangunan sudah tidak


sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota
BMN belum dimanfaatkan secara optimal
Penyatuan BMN yang lokasinya terpencar
Pelaksanaan Rencana strategis pementah/nara
BMN selain tanah dan/atau bangunan yang
ketinggalan tehnologi sesuai
kebutuhan/kondisi/peraturan perundang-undangan

2. Barang Pengganti Tukar-menukar BMN


berupa tanah, atau tanah dan bangunan
harus memenuhi syarat :

1. Penggantian utama berpa tanah,

atau tanah dan bangunan;


2. Nilai pengganti sekurang-kurangnya
sama dengan nilai BMN yang dilepas

3. Tukar menukar BMN dilakukan setelah


dilakukan kajian berdasarkan :
1) Aspek teknis al :

a. Kebutuhan Pengelola barang/Pengguna


Barang
b. Spesifikasi aset yang dibutuhkan
2) Aspek ekonomis, antara lain kajian antara
aset yang dilepas dan nilai pengganti

3) Aspek Yuridis

a. RUTR wilayah dan penataan kota


b. Peraturan perundang-undangan
yang terkait
4. Dalam hal tukar menukar terdapat BMN
pengganti berupa bangunan, Pengelola

Barang/Pengguna Barang dapat


pengawas
5. menunjuk
Mitra tukar konsultan
menukar ditentukan
ditentukan
melalui pemilihan calon mitra tukar menukar
(tender) dengan mengikut sertakan sekurangkurangnya 5 peminat, kecuali tukar menukar yg
dilakukan dengan PEMDA yg mendapatkan tugas
dari pemerintah dlm rangka kepentingan umum.

6. Mitra wajib menyetor ke rekening Kas


umum Negara atas sejumlah nilai selisih
nilai lebih antara barang yg dilepas
dengan barang pengganti, yang dilakukan
paling lambat sebelum pelaksanaan serah
terima barang

Pihak-pihak yang dapat melakukan


tukar menukar Barang
1.

2.

Pengelola barang, untuk tanah dan bangunan


yang ada pada Pengelola barang

Pengguna barang, atas persetujuan


Pengelola barang untuk :
1)BMN berupa tanah dan / atau bangunan
yang berada di Pengguna Barang, akan
tetapi tidak sesuai dengan Tata ruang
wilayah atau penataan kota
2)BMN selain tanah dan/atau bangunan

Mitra tukar menukar


a)
b)
c)
d)

e)

PEMDA
BUMN
BUMD
Badan Hukum milik Pemerintah
lainnya
Swasta baik yang berbentuk Badan
Hukum maupun perorangan

Tata cara tukar menukar

Lihat Lampiran 8 Kep. Menteri


Keuangan No.96/KMK.06/2007

HIBAH

C. HIBAH
DEFINISI :
Adalah pengalihan kepemilikan BMN dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah daerah
atau Pihak lain tanpa memperoleh
Penggantian
PERTIMBANGAN :
Hibah BMN dilakukan untuk :
1.
Kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan
2.
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Subyek Pelaksana Hibah dan


Obyak Hibah
1. Pihak yang dapat melaksanakan Hibah BMN
adalah :
a.
b.

Pengelola barang, untuk tanah dan/atau bangunan


Pengguna barang, dengan persetujuan Pengelola
barang untuk :
a). Tanah dan/banguanan yang dari awal
pengadaanya
direncanakan untuk dihibahkan sebagaimana
tercantum dalam dokumen penganggaran
b). Tanah dan/atau bangunan yang diperoleh dari
dana dekonsentrasi & tugas pembantuan
c). Sebagian tanah yang ada pd pengguna barang
d). Selain tanah dan/atau bangunan

2. Pihak yang dapat menerima Hibah adalah :


a.

b.

Lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan organisasi


kemanusiaan, yang mendapatkan pernyataan
tertulis dari instansi tehnis yang berkompeten bahwa
lembaga tersebut adalah lembaga yg dimaksud;
Pemerintah Daerah

KETENTUAN MENGENAI HIBAH

Lihat lampiran 9 Kep. Menteri


Keuangan No.96/KMK.6/2007

PENYERTAAN
MODAL

D. PENYERTAAN MODAL
DEVINISI :
Penyertaan Modal Pemerintah adalah
pengalihan kepemilikan BMN yang
semula merupakan kekayaan negara
yg tidak dipisahkan menjadi kekayaan
negara yg dipisahkan utk
diperhitungkan sebagai modal/saham
negara pada BUMN, BUMD atau Badan
hukum lainnya yang dimiliki oleh
negara/daerah

Tujuan Penyeratan Modal

BMN dijadikan Penyertaan Modal


Pemerintah pusat, dalam rangka
pendirian, pengembangan dan
peningkatan kinerja BUMN/D, atau
Badan hukum lainnya yg dimiliki oleh
negara/daerah

Pertimbangan dilakukan Penyertaan


Modal

BMN yang dari awal pengadaannya sesuai


dengan dokumen penganggaran
diperuntukkan bagi BUMN/D atau Badan
Hukum lainnya yg dimiliki oleh negara/daerah
dlm rangka penugasan pemerintah dengan
pertimbangan BMN tersebut akan lebih optimal
apabila dikelola oleh BUMN/D atau Badan
Hukum lainnya yang dimiliki oleh
negara/daerah, baik yang sudah ada maupun
yg akan dibentuk

BMN yg dapat dilakukan penyertaan


Modal
1.

2.

3.

Tanah dan / atau bangunan yang


berada pada Pengelola barang
Tanah dan / atau bangan yg dari awal
pengadaanya direncanakan untuk
disertakan sebagai penyertaan modal
pemerintah pusat sesuai yang
tercantum dlm dokumen
penganggaran;
Selain tanah dan/atau bangunan

Pihak-pihak yg dapat
melaksanakan Penyertaan Modal
1.

2.

Pengelola barang untuk tanah dan/atau


bangunan yang berada pada Pengelola
barang

Pengguna barang atas persetujuan Pengelola barang untuk:


a) BMN berupa tanah dan/atau bangunanyg dari

awal pengadaanya direncanakan untuk


disertakan sebagai penyertaan modal
pemerintah pusat sesuai yang tercantum
dlm dokumen penganggaran;
b) BMN Selain tanah dan/atau bangunan

Pihak-pihak yang dapat menerima


penyertaan modal pemerintah Pusat
1.
2.
3.

BUMN
BUMD
Badan Hukum lainnya yang dimiliki
oleh negara/daerah

Ketentuan Penyertaan Modal

Lihat lampiran 10 Kep. Menteri


Keuangan No.96/KMK.06/2007

Anda mungkin juga menyukai