Deteksi Dini Ca Cervix Campur2
Deteksi Dini Ca Cervix Campur2
dari biasanya.
Keputihan Biasanya menyerupai air, kadangkadang
timbulnya
sebelum
ada
perdarahan
terutama
adenokarsinoma. Pada stadium lebih lanjut, perdarahan
dan keputihan lebih banyak, disertai infeksi, sehingga
cairan yang keluar berbau.
Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan rektovaginal
PENCEGAHAN
Deteksi Dini
DETEKSI DINI
Target yang ingin dicapai oleh WHO untuk deteksi
American College of
Obstetricians and Gynecologist
Skrining
awal
Umur
Umur
Interval
1x/setahun
untuk Pap
konvensional
1x/2thn untuk liquid-base
Pap
Tiap 2-3thn setelah usia 30
dengan 3 kali hasil normal
yang berurutan
1x/setahun
Batas
skrining
Umur
Tidak
untuk Pap
konvensional dan liquid-base
Tiap 2-3thn setelah usia 30
dengan 3 kali hasil normal
1.Pap smear
merupakan pemeriksaan mikroskopis dari sel yang
diambil dari serviks
sensitivitas: sedang (51-88%)
spesifisitas: tinggi (95-98%)
Grave spekulum
Spatula ayre
cytobrush
kaca objek
alcohol 95%(larutan fiksasi)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Evaluasi sitologi :
Hasil pemeriksaan Pap smear biasanya dilaporkan
berdasarkan klasifikasi Papanicolaou:
Kelas I : sel-sel normal
Kelas II : sel-sel menunjukkan kelainan ringan,
biasanya disebabkan oleh infeksi.
Kelas III : mecurigakan kearah keganasan.
Kelas IV : sangat mecurigakan adanya keganasan.
Kelas V : pasti ganas.
Sistim
Normal
Normal
Papanicolaou
I
Infeksi
Inflamasi
Atipik skuamosa
HPV atipia
II
II R
NIS 3
III
IV
Karsinoma in situ
Karsinoma sel skuamosa
NIS/CIN I
Normal
Displasia Ringan
NIS/CIN II
Displasia
Sedang
Karsinoma Mikroinvasif
NIS/CIN III
Displasia
Berat
Karsinoma
in situ
Pap Smear
vaginitis / servisitis
sedian tidak adekwat
yang mengganggu
atasi
infeksi
pap smear
Tes IVA
IVA adalah singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat.
Merupakan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau
NIS/CIN I
Normal
Displasia Ringan
NIS/CIN II
Displasia
Sedang
Karsinoma Mikroinvasif
NIS/CIN III
Displasia
Berat
Karsinoma
in situ
Warna bercak
Lokasi (mendekati atau menjauhi squamocolumnar
junction/transformation zone)
1.
2.
3.
4.
KOLPOSKOPI
suatu alat yang dapat disamakan
lahan.
Serviks dan vagina dilihat dengan kolposkop tanpa dibersihkan lehib dulu.
Kemudian mucus yang ada di serviks dibersihkan dengan asam cuka 3%.
Secara sistimatis serviks diperiksa dengan kolposkop mulai dari jam 12.00
berputar munurut arah jarum jam dampai kembali ke daerah semula.
Serviks berulang kali dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis agar tidak
menjadi kering, jaringan lebih transparan dan pembuluh darah terlihat jelas.
Jika sambungan skuamokolumnar tidak terlihat sebagian atau seluruhnya
gunakan speculum endoserviks untuk membuka kanalis servikalis.
Bila diperlukan biopsy harus dilakukan secara baik dengan menggunakan
alat biopsy Eppendoorf. Bahan harus segera difiksasi dengan larutan
formalin 10% atau alcohol 70%.
Lesi
Tepi
Batas tegas
Warna
Pungtasi mosaic
Lugol
Kuning mostar
Penilaian
Coklat utuh
KONISASI
konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian serviks
Indikasi konisasi :
Pap smear abnormal dengan kolposkopi tidak memuaskan
Sambungan skuamokolumner tidak dapat dilihat seluruhnya.
Lesi menjorok ke dalam kanalis servikalis dan tidak tampak
Prosedur tindakan:
Tindakan sebaiknya setelah haid selesai.
Pasien dalam narkose umum dengan posisi litotomi.
Lakukan tindakan a dan antiseptic di daerah genitalia eksterna
dan sekitarnya.
Dipasang speculum Sim dengan pemberat.
Bibir depan portio dijepit dengan tenakulum.
Lakukan penjahitan paraservikal setinggi ostium uteri
internum dengan benang kromik 0 atau 1, jahitan harus cukup
dengan mencakup stroma serviks.
Tentukan batas luar eksisi dengan bimbingan kolposkop atau
dengan pewarnaan lugol yodium 5%.
Intilrasi bibir depan dan bibir belakang serviks dengan larutan
garam fisiologis ynag mengandung zat vasokontriktor pada jam
3,6,9 dan 12.
STADIUM
mikroskopis
Stage Ia1 : kedalaman invasi 3 mm dan lebarnya < 7 mm
Stage Ia2 : kedalaman invasi > 3 mm dan 5 mm, dan lebarnya <
7 mm
Stage Ib : lesi klinis terbatas pada serviks atau lesi preklinis lebih
besar dari stage Ia
Stage Ib1 : Lesi klinis berukuran 4 cm
Stage Ib2 : Lesi klinis berukuran > 4cm
Operasi/Pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk wanita dengan kanker leher rahim
Stadium 1 atau 2.
Dokter bedah mengangkat jaringan yang mungkin mengandung sel-sel
kanker:
Trakelektomi radikal (radical trachelectomy)
Histerektomi Tota l: Dokter bedah mengangkat leher rahim dan rahim.
Histerektomi Radika l: Dokter bedah mengangkat leher rahim,
beberapa jaringan di sekitar leher rahim, rahim, dan bagian dari
vagina.
Saluran telur dan ovarium: Dokter bedah dapat mengangkat kedua
saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini disebut salpingoooforektomi.
Kelenjar getah bening: Ahli bedah dapat mengambil kelenjar getah
bening dekat tumor untuk melihat apakah mereka mengandung kanker.
Jika sel kanker telah mencapai kelenjar getah bening, itu berarti
penyakit ini mungkin telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Kemoterapi
Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi biasanya dikombinasikan
dengan terapi radiasi.
Untuk kanker yang telah menyebar ke organ-organ yang jauh, kemoterapi
saja dapat digunakan. Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Obat-obat untuk kanker serviks biasanya
diberikan melalui pembuluh darah (intravena).
Kemoterapi membunuh sel-sel kanker yang tumbuh cepat, tetapi juga
dapat membahayakan sel-sel normal yang membelah dengan cepat, yaitu:
Sel darah:
Bila kemoterapi menurunkan kadar sel darah yang sehat, dan akan lebih
mudah terkena infeksi, mudah memar atau berdarah, merasa sangat lemah
dan lelah.
Sel-sel pada akar rambut:
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok, perubahan warna dan
tekstur.
Sel yang melapisi saluran pencernaan:
menurunkan nafsu makan, mual-mual dan muntah, diare, atau infeksi
pada mulut dan bibir.
TERIMA KASIH