Anda di halaman 1dari 32

RHINOSINUSITIS PADA

ANAK
Ali imran Zainuddin
Aswal Basuki
Achmad Yusuf Toba

C111 11 104
C111 11 180
C111 11 194

Pembimbing :
dr. Dewi Lestari
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Rhinosinusitis akut merupakan penyakit infeksi yang

sering terjadi pada anak. Rata-rata anak mengalami 6-8


episode infeksi saluran napas atas per tahun dan
diperkirakan 5-10% infeksi saluran nafas atas akan
menimbulkan rhinoinusitis. Rhinosinusitis virus akut
biasanya sembuh dalam 7-10 hari tanpa terapi spesifik

ANANTOMI SINUS PARANASAL

Sinus Paranasalis

Sinus Maksila : Sinus maksila merupakan sinus


paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila
bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembang
dengan cepat dan akhirnya mencapai ukuran
maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa
Sinus Frontal : Sinus frontal yang terletak di os
frontal mulai terbentuk sejak bulan ke empat fetus,
berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel
infundibulum etmoid
Sinus Etmoid : Dari semua sinus paranasal, sinus
etmoid yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini
dianggap paling penting, karena dapat merupakan
fokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Pada orang
dewasa bentuk sinus etomid seperti piramid
dengan dasarnya di bagian posterior.

Sinus Sfenoid : Sinus sfenoid terletak dalam


os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.
Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang
disebut septum intersfenoid. Ukurannya
adalah 2 cm tingginya, dalamnya 2.3 cm dan
lebarnya 1.7 cm.
Kompleks
Ostio-Meatal
:
terdiri
dari
infundibulum etmoid yang terdapat di
belakang
prosesus
unsinatus,
resesus
frontalis, bula etmoid dan sel-sel etmoid
anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus
maksila

EPIDEMIOLOGI
Insidens rhinosinusitis bakterial yang
sesungguhnya
tidak
diketahui.
Salesma
( inflamasi infeksi virus) dan rhinis alergi
(inflamasi
alergi)
merupakan
faktor
predisoposisi utama terjadinya rhinosinusitis
pada berbagai rentang usia.

DEFINISI
Rinosinusitis didefinisikan sebagai sebuah
inflamasi lapisan mukosa di saluran hidung
dan sinus paranasalis

ETIOLOGI
Pada rinosinusitis akut :
- infeksi virus dan
- bakteri patogen
rinosinusitis kronik : bersifat multifaktorial dan
belum
sepenuhnya diketahui

PATOFISIOLOGI
Infeksi mukosa hidung
edema
mukosa KOM
obstruksi ostium
terganggunya
drainase dan ventilasi sinus
multiplikasi bakteri di sinus
poli microbial
infection resistensi kuman dan
efektivitas
antibiotik mencapai sinus
metaplasi mucosa sinus dari epitel
kolumnar bersilia menjadi mucus secreting
goblet cell
efusi sinus

DIAGNOSIS
Anamnesis : mencakup durasi keluhan, lokasi,
faktor yang memperingan atau memperberat
serta riwayat pengobatan yang sudah
dilakukan
-batuk kronik yang berulang,
-pilek dengan cairan hidung yang berwarna
kuning hijau.
-Gejala infeksi respiratorik atas tidak sembuh
sampai lebih dari 7 hari.

-Nyeri kepala dan nyeri di daerah muka yang


menjalar ke graham atas (geligi).
-Kadang pendengaran menurun dan penciuman
serta sensorik wajah berkurang.
-Demam ditemukan pada kurang dari 30%
kasus.
-Napas atau mulut yang berbau dapat ditemui.

Gejala Mayor dan Gejala Minor


Gejala Mayor : rhinore purulen (probabilitas

RSA: 92%),obstruksi nasi, post nasal drip


(PND) purulen , dan nyeri tekan pada wajah
Gejala Minor : sakit kepala, batuk, edema
periorbita, nyeri telinga, halitosis, nyeri
gigi,nyeri tenggorok, peningkatan wheezing
dan demam
Diagnosis 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor
2 gejala minor

Pemeriksaan fisis : Rinoskopi anterior


- udem konka,
hiperemi,
sekret (nasal drip),
krusta,
deviasi septum,
tumor atau polip

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Mikrobiologik

Biasanya merupakan infeksi campuran oleh


bermacam-macam mikroba, seperti kuman
aerob S.aureus, S.viridans, H.influenza dan
kuman
anaerob
Peptostreptokokus
dan
Fusobakterium

Radiologi Sinus Paranasal

Foto polos atau radiografi standar Foto polos


sinus paranasal merupakan metode mudah
dan
cepat
untuk
evaluasi
struktur
maksilofasial

CT scan

Potongan korona CT
scan memberikan
gambaran akurat sinus ethmoid anterior, 2/3
kavum nasi bagian atas, recessus frontalis
Potongan lintang CT
scan dapat menilai
kondisi soft tissue di kavum nasi, sinus
paranasal, orbita, dan intrakranial

Penilaian CT scan meliputi 6 tahap, yaitu:


Melihat gambaran dari anterior ke posterior
(identifikasi sinus frontalis, sinus ethmoidalis,
bulla
ethmoidalis,
sinus
maksilaris,
sinus
sphenoidalis, kavum nasi, orbita, fossa kranii
media, dan septum deviasi).
Melihat lamina papiracea, processus uncinatus,
dan konka media.
Melihat recessus frontalis.
Perhatikan asimetri kanan kiri dengan melihat
basis kranii.
Indentifikasi sinus sphenoidalis, melihat septum
intersphenoidalis.
Melihat perluasan penyakit

DIAGNOSIS BANDING
Viral Rhinitis (Common Cold)

Infeksi Sinus dapat didiagnosis jika gejalanya


menjadi semakin berat setelah 5 hari atau lebih dari
10 hari. Gejala unilateral yang akut juga lebih
konsisten pada sinusitis. Rinitis alergi juga dapat
menyebabkan rhinorrhea dan postnasal drip, seperti
yang didaptakan pada sinusitis.
Nyeri sendi Temporomandibular
Karena anatomi kompleks kepala dan leher, banyak
kondisi dapat menyerupai seperti gejala pada sinus.
Nyeri sendi temporomandibular memiliki frekuensi
nyeri yang lebih sering dalam. Palpasi pada sendi
temporomandibular akan didapatkan adanya nyeri
tekan

Nyeri Kepala dan migrain


Nyeri pada Gigi, nasal, dan Trigeminal
Sinus Neoplasma

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa

Tujuan terapi medika mentosa adalah untuk


perbaikan
ventilasi,
drainase
dan
pembersihan mukosa silia pada komplek
sinonasal
Antibiotika
Untuk pengobatan rinosinusitis akut tanpa
komplikasi dapat di terapi dengan :
amoxicilin oral dengan dosis 20-40 mg/kg
BB/hari di
bagi 3 dosis.

Obat lain dapat digunakan pada rinosinusitis


akut
yaitu
cefaklor
yang
merupakan
cefalosporin generasi kedua dengan dosis 2540 mg/kg BB/hari di bagi 3 dosis. Atau
kombinasi eritromisin sulfisoksazol dosis 3050 mg/kg BB/hari di bagi 3 dosis

Dekongestan
Dekongestan sistemik dapat diberikan
Pseudoefedrin dengan dosis 4mg/kg BB/ hari.
Pemberian dekongestan lokal seperti Efedrin
harus dihentikan setelah 3 - 5 hari pemakaian
untuk menghindari efek rebound (rinitis
medika mentosa)

Anti histamin
Diberikan pada anak dengan riwayat alergi.Anti
histamin yang dapat diberikan adalah
Cetirizine
Kortikosteroid oral
Methylprednisolon 4 mg /8 jam /oral
Kortikosteroid Topikal
Kortikosteroid topikal seperti beklometason
dipropionat dalam bentuk spray dapat di
berikan pada mukosa hidung dan sinus
paranasal untuk mengurangi edem mukosa
sehingga gejala rinosinusitis dapat mereda

Penanganan Lokal
vasoknstriktor, seperti efedrin 1%.
Vasokonstriktor
yang
lebih
menyeluruh
(mengerutkan)
dilakukan
dengan
memasukkan kapas yang dibasahi larutan
efedrin didaerah pinggir depan konka media.
Efedrin 0,25% dalam 0,85% larutan NaCl

Pembedahan

Pada anak, prosedur bedah pada sinus itu


sendiri jarang diindikasikan, oleh karena
infeksi akut pada rongga-rongga ini biasanya
dapat hilang dengan sendirinya

Operasi ini di indikasikan pada :


Rinosinusitis
akut
pada
anak
dengan
komplikasi.
Kelainan anatomi
Sinusitis rekuren akut.
rhinosinusitis kronis yang gagal dengan terapi
medika mentosa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Herbert
pada tahun 1998 tentang hasil bedah
endoskopi
sinus
fungsional
atau
FESS
ditemukan hasil FESS yang postif pada 88,7%
kasus yang ditemuinya pada usia 3,7 tahun.

Terapi operatif pada anak di bagi dalam 2

jenis yaitu :
Operasi sinus tidak langsung
Yaitu operasi yang ditujukan untuk memperbaiki
fungsi hidung dan sinus seperti: septoplasti,
pengangkatan
benda
asing,
polipektomi,
tonsiloadenoidektomi dan irigasi sinus.
Operasi sinus langsung
Yaitu operasi yang ditujukan langsung pada
sinus tersebut seperti : etmoidektomi, operasi
caldwell Luc dan bedah sinus endoskopik
fungsional atau FESS.

KOMPLIKASI
Beberaa faktor yang diduga sebagai penyebab
terjadinya komplikasi antara lain karena:
Terapi yang tidak adekuat
Daya tahan tubuh yang rendah
Virulensi kuman dan penanganan tindakan
operatif
(yang
seharusnya)
terlambat
dilakukan

Komplikasi yang biasanya terjadi adalah:


Kelainan orbita
Komplikasi orbita umumnya terjadi akibat
perluasan infeksi rinosinusitis akut pada anak
sedangkan pada anak yang lebih besar dan
orang
dewasa
dapat
disebabkan
oleh
rinosinusitis akut ataupun kronik
Kelainan intrakranial
Dapat berupa meningitis, abses akstradurak
atau subdural, abses otak dan thrombosis
sinus kavernosus
Osteomielitis dan abses subperiosteal
Paling sering timbul adalah akibat sinusitis
frontal dan biasanya ditemukan pada anak-

Kelainan paru

Adanya kelainan paru ini disebut sinobronkitis.


Selain
itu
dapat
juga
menyebabkan
kambuhnya asma bronkial yang sukar
dihilangkan
sebelum
rinosinusitisnya
disembuhkan

PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari ketepatan serta
cepatnya
penanganan
yang
diberikan.
Semakin cepat maka prognosisnya semakin
baik. Pemberian antibiotika serta obat-obat
simptomatis bersama dengan penanganan
factor penyebab dapat memberikan prognosis
yang baik

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai