Anda di halaman 1dari 12

KELAINAN HIS DALAM

PERSALINAN
Rahmidatul Aftika
4151121401

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
His normal adalah kekuatan mendorong yang
dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang
kemudian menjalar merata simetris ke seluruh
korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan
pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus
paling dominan sehingga dapat membuka serviks
15 mmHg, kemudian mengadakan relaksasi
secara merata dan menyeluruh, hingga tekanan
dalam ruang amnion kembali ke asal 10 mmHg

Kemajuan persalinan dinilai dari Pembukaan serviks, sifat-sifat


his (frekuensi, kekuatan, dan lamanya his) serta besarnya caput
suksadenum.
His dikatakan kurang kuat bila terlalu lemah, terlalu pendek dan
terlalu panjang, adapun menurut WHO his dinyatakan memadai
bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya 3 kali dalam
kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya >40 detik.

ETIOLOGI

Pada primigravida khususnya primigravida tua.


Adanya faktor herediter dan emosi.
Pada kehamilan dengan kelainan letak janin.
Gangguan pembentukan uterus pada masa
embrional
50% penyebab kelainan his tidak diketahui
penyebabnya.

KLASIFIKASI
a.
.

Inersia uteri (hypotonic uterine contraction)


Adalah kontraksi dengan kekuatan tidak adekuat atau ritme
kontraksi tidak teratur atau jarang atau keduanya untuk
melakukan pembukaan serviks/mendorong janin keluar.
Dibagi 2 yaitu inersia uteri primer dan sekunder

b. His terlampau kuat (hypertonic uterine


contraction)

His yang terlalu kuat dan terlalu efisien


menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang
sangat singkat biasanya berhubungan dengan
pemberian oksitosin terlalu sering, solusio plasenta
atau disproporsi janin terhadap panggul.

c. Incoordinate uterine action

Di kelainan his jenis ini sifat his mengalami


perubahan. Tonus otot uterus meningkat, juga di luar
his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa
karena tidak ada sinkronisasi kontraksi bagianbagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi
bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak
efisien dalam mengadakan pembukaan.

PENANGANAN
a.

Inersia Uteri

Bila sudah didiagnosis inersia uteri:


. Periksa keadaan serviks,persentase dan posisi janin,
janin dalam panggul serta keadaan panggul
. Susun rencana menghadapi persalinan.
. KU diperbaiki, kandung kemih dikosongkan
. Pemberian oksitosin 5 IU dalam glukosa 5%=
12gtt/m dan naikkan secara perlahan hingga 50gtt/m
. Awasi dengan ketat kekuatan dan kecepatan his serta
DJJ

b. His terlalu kuat

Keadaan ibu harus diawasi dengan cermat, dan


episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat
Meminimalisir trauma untuk ibu dan janin

c. Incoordinate uterine action

Usaha yang dilakukan adalah mengurangi tonus otot


dan mengurangi ketakutan penderita dengan pemberian
analgetika dan petidin.

BAB III
KESIMPULAN

Kelainan his merupakan suatu keadaan mendorong


yang tidak normal sehingga kemajuan persalinan
mengalami hambatan atau kemacetan baik dari
kekuatan maupun sifatnya. His atau power merupakan
salah satu komponen utama yang sangat penting.
Kelainan his dapat menimbulkan pengaruh buruk
pada ibu maupun janin seperti kematian atau jejas
kelahiran, bertambahnya risiko infeksi, kelelahan dan
dehidrasi pada ibu. Pengenalan dini dan pengananan
tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai