PENDAHULUAN
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
PATOGENESIS
KUSTA
17
spesies
2
spesies
DIAGNOSIS
Gejala Klinis
Diagnosis penyakit kusta didasarkan gambaran klinis,
bakterioskopis, dan histopatologis, dan serologis.
Bila kuman M.leprae masuk ke dalam tubuh seseorang
dapat timbul gejala klinis sesuai dengan kerentanan
orang tersebut.
Bentuk tipe klinis bergantung pada sistem imunitas seluler
(SIS) penderita.
Bila SIS baik akan tampak gambaran klinik ke arah -->
tuberkuloid, sebaliknya SIS rendah memberikan
gambaran --> lepromatosa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
PEMERIKSAAN SARAF
Saraf Perifer
N. fasialis
N. aurikularius magnus
N. ulnaris
N. medianus
N. radialis
N. poplitea lateralis
N. tibialis posterior
perlu dinilai
- pembesaran
- konsistensi
- nyeri -/+
PEMERIKSAAN SARAF
PEMERIKSAAN SARAF
PEMERIKSAAN SARAF
PEMERIKSAAN SARAF
Tes motorik (Paresis / Paralisis)
GEJALA KLINIS
KERUSAKAN SARAF
Sensoris
Motoris
Anastesi
paresis/paralisis
Otonom
kulit kering
DEFORMITAS
KUSTA HISTOID
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan Bakterioskopik
Membantu menegakkan diagnosis
Pengamatan pengobatan
Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa
hidung yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam (BTA) antara
lain dengan Ziehl-Neelsen.
Bakterioskopik negatif pada seseorang penderita, bukan berarti orang tersebut
tidak mengandung kuman M.leprae.
solid
: batang utuh
hidup
: butiran
mati
PEMERIKSAAN BTA
PEMERIKSAAN BTA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Histopatologik
Tipe tuberkuloid : tuberkel dan kerusakn saraf yang lebih nyata,
tidak ada kuman atau hanya sedikit dan non-solid
Tipe lepromatosa : terdapat suatu daerah langsung di bawah
epidermis yang jaringannya tidak patologik, didapati sel Virchow
dengan banyak kuman
3. Pemeriksaan Serologik
Antibodi spesifik M. leprae yaitu antibodi anti phenolic glycolipid-1
(PGL-1) dan antibodi antiprotein 16 kD serta 35 kD
Antibodi yang tidak spesifik : antibodi anti-lipoarabinomanan (LAM)
PENGOBATAN
Multi Drugs Treatment (MDT) :
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lampren)
Rifampisin
Pemberian MDT
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
PENGOBATAN
Obat alternatif :
Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin
PENGOBATAN
MDT Multibasiler (MB)
BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
PENGOBATAN
TATALAKSANA
Non medikamentosa :
Edukasi mengenai penyakit dan rencana pengobatan
bekepanjangan
Teratur meminum obat dan kontrol setiap bulan
Menjaga hygiene sepeti mengganti baju dan mandi setiap kali
berkeringat
Menjaga kontak dengan orang lingkungan sekitar untuk mencegah
penularan
Menjaga kebersihan lesi dari luka atau kotoran, dengan
melakukan pengecekan setiap hari
Selalu memakai kaos kaki dan sarung tangan sebagai upaya
pencegahan terjadi deformitas
Memakai kaca mata untuk melindungi matanya
Tangan dan kaki direndam, disikat, dan diminyaki agar tidak kering
REAKSI KUSTA
Interupsi dengan episode akut pd perjalanan penyakit kusta yg
kronik
Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi
REAKSI
KUSTA
ENL
Ditentukan respons
imun humoral
Reversal
Ditentukan respons
imun selular
Antigen M. leprae + AB
(igM, igG) + Komplemen
Terjadi pada
pengobatan
tahun kedua
Kompleks imun
dapat menginfiltrasi
organ lain :
Iridosikliti
Neuritis
Limfadenitis
Artritis
Orkitis
Nefritis
KLINIS
Kulit
REVERSAL
- sebagian atau seluruh lesi yang
telah ada bertambah aktif dan atau
timbul lesi baru dalam waktu
singkat.
*lesi hipopigmentasi - eritemaeritematosa-infiltrat- infiltratif dan
bertambah luas.
Saraf
Nyeri +/Gangguan fungsi +/Konstitusi
Demam ringan
Malese
ENL
Nodus, eritema, nyeri.
REAKSI LEPRA
Prinsip pengobatan :
1. Pemberian obat anti reaksi
2. Istirahat atau imobilisasi
3. Analgetik, sedatif untuk mengatasi rasa
nyeri
4. MDT diteruskan
REAKSI LEPRA
Reaksi ENL
Ringan
Berat
rawat inap
Obat :
Prednison 15 30 mg/hr
berat/ringan reaksi
Prednison 40 mg/hr
Analgetik + sedatif
Anggota gerak yang terkena istirahatkan
Neuritis (-)
Kortikosteroid (-)
Analgetik kalau perlu
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
Reaksi lepra
Setelah diobati
DAFTAR PUSTAKA
THANK YOU!