JANTUNG
Disusun Oleh :
Kartika Rizky Lim (1410.221.024)
Pembimbing :
Letkol CKM dr. Bambang Pamungkas, SpJP
DEFINISI
Ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang
memadai untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh pada
tekanan pengisian yang normal
meskipun venous return ke jantung
dalam keadaan normal.
ETIOLOGI
PENYEBAB TERBANYAK GAGAL JANTUNG
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Penyakit jantung koroner
Penyakit katup
Dilatasi
(Kongestif)
Kelainan dilatasi
pada ventrikel kiri
dengan atau tanpa
dilatasi ventrikel
kanan
Hipertof
Ditandai dengan
kelainan serabut
miokard dengan
gambaran khas
hipertrof septum
yang asimetris
Restriktif
Ditandai dengan
kekakuan serta
compliance
ventrikel yang
buruk, berhubungan
dengan lambatnya
pengisian ventrikel
Obliterasi
Hipertensi
Merokok
Obesitas
Hiperkolestrole
mia
Konsumsi
alkohol
PATOFISIOLOGI
MEKANISME NEUROHORMONAL :
MEKANISME AKTIVASI SISTEM SARAF
SIMPATIK DAN PARASIMPATIK
STRESS OKSIDATIF
Rangsang
an
ketegang
an
miokardiu Stimulasi
m
hormonal
dan
sitokin
inflamasi
Peningkatan kadar
ROS
Mempengaruhi sirkulasi
perifer dengan cara
menurunkan bioavailabilitas
NO
BRADIKININ
ACE
Memicu
pemecahan
bradikinin
Vasodilatasi
pembuluh
darah
Berikatan
dengan
reseptor B1
dan B2
REMODELLING VENTRIKEL
KIRI
3. Edema Paru
Pasien dengan presentasi klinis sesak
nafas yang hebat/ severe respiratory
distress, takipnu dan ortopnu dengan
ronki basah di hampir semua
lapangan paru.
Saturasi oksigen di arteri < 90%
pada udara ruangan, sebelum
diberikan terapi oksigen.
4. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik yaitu ditemukan bukti
adanya hipoperfusi jaringan akibat gagal
jantung walau sudah terdapat koreksi
preload dan adanya aritmia berat.
Syok kardiogenik biasanya ditandai
dengan penurunan tekanan darah sistolik
(SBP) <90 mmHg, atau penurunan Mean
Arterial Pressure (MAP) <30 mmHg,
dan/atau urine output yang rendah atau
tidak keluar (<0.5 mL/kg/jam).
ALGORITMA
DIAGNOSTIK
ALGORITME
PENATALAKSANAAN
1. OKSIGENASI
Direkomendasikan untuk
memberikan oksigen sedini mungkin
pada pasien hipoksemia untuk
mencapai saturasi oksigen > 95%
(90% pada pasien dengan COPD).
Harus hati-hati pada pasien COPD
agar jangan sampai terjadi
hiperkapnia
2. Morfn
Morfn dan analognya pada GJA harus
dipertimbangkan pada stadium awal terapi
pasien yang masuk dengan gagal jantung
berat, terutama bila disertai dengan
gelisah, sesak, cemas, atau nyeri dada.
Dosis bolus intravena sebesar 2,5 5
dapat diberikan secepat mungkin setelah
dipasang akses intravena pada pasien
dengan GJA. Dosis ini dapat diulang sesuai
kebutuhan.
3. DIURETIK
Pemberian diuretik secara intravena
pada pasien dengan GJA
direkomendasikan bila terdapat
gejala akibat kongesti dan overload
cairan.
4. VASODILATOR
Vasodilator direkomendasikan saat
fase awal gagal jantung akut tanpa
adanya gejala hipotensi.
Vasodilator akan mengurangi gejala
kongesti pulmonal tanpa
mengganggu isi sekuncup atau
peningkatan kebutuhan oksigen,
terutama pada pasien sindroma
koroner akut.
5. NITROGLISERIN
Terapi nitrogliserin merupakan terapi
kerja cepat yang efektif dan dapat
diprediksi hasilnya dalam
mengurangi preload.
Data menunjukkan bahwa
nitrogliserin intravena juga dapat
mengurangi afteroload.
PENDAHULUAN
Pasien gagal jantung biasanya datang
dalam keadaan sudah kronis, dengan
keluhan yang dirasakan bertambah berat
sehingga pasien datang ke dokter.
Kemampuan fungsional penderita
dengan gagal jantung didapat melalui
anamnesa yang cermat, atau jika
memungkinkan melalui test saat
aktivitas.
DIAGNOSIS
ANAMNESA : Sesak napas, intoleransi
saat aktivitas dan lelah
DIAKIBATKAN karena rendahnya
kardiak output.
Awalnya sesak hanya saat
beraktivitas berat, seiring beratnya
gagal jantung, sesak terjadi saat
aktivitas ringan bahkan saat stirahat.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
ACE-Inhibitors
ACEI harus digunakan pada semua pasien
dengan gagal jantung yang simtomatik.
Terapi dengan ACEI memperbaiki fungsi
ventrikel dan kesejahteraan pasien,
menurunkan angka masuk rumah sakit
untuk perburukan gagal jantung dan
meningkatkan angka keselamatan.
Pada pasien yang menjalani perawatan
terapi dengan ACEI harus dimulai sebelum
pasien pulang rawat
Angiotensin Receptor
Blockers
Terapi dengan ARB memperbaiki fungsi
ventrikel dan kejahteraan pasien dan
mengurangi hospitalisasi untuk perburukan
gagal jantung.
Pada pasien dengan tanpa kontraindikasi dan
tidak toleran dengan ACE, ARB
direkomendasikan pada pasien dengan gagal
jantung dan LVEF < 40% yang tetap
simtomatik walau sudah mendapatkan terapi
optimal dengan ACEI dan BB, kecuali telah
mendapat antagonis aldosteron.
BETA BLOCKERS
Alasan penggunaan beta bloker(BB)
pada pasien gagal jantung adalah
adanya gejala takikardi dan tingginya
kadar katekolamin yang dapat
memperburuk kondisi gagal jantung.
DIURETIK
Diuretik direkomendasikan pada
pasien dengan gagal jantung yang
disertai tanda dan gejala kongesti.
Diuretik mengakibatkan aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAAS) dan biasanya digunakan
bersamaan dengan ACEI atau ARB.
ANTAGONIS ALDOSTERONE
Antagonis aldosteron menurunkan
angka masuk rumah sakit untuk
perburukan gagal jantung dan
meningkatkan angka keselamatan
jika ditambahkan pada terapi yang
sudah ada, termasuk dengan ACEI.
DIGOXIN
Pada pasien gagal jantung
simtomatik dan atrial fbrilasi,
digoxin dapat digunakn untung
mengurangi kecepatan irama
ventrikel. Pada pasien dengan AF dan
LVEF < 40% digoxin dapat pula
diberikan bersamaan dengan BB
untuk mengontrol tekanan darah.
TERIMA KASIH