Anda di halaman 1dari 16

Hipopituitarisme

Oleh kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ady sanjaya putra


Ainuur rofiah
Ajeng puspita larasati
Akbar yodi
Akhmad yuli hermawan
Akok Rizky
Alfian
Ariskha Nur Rahmawati

A.Definisi

Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai


akibat hipofungsi hipofisis. Hipopituitarisme
merupakan defisiensi hormon tiroid, adrenal, gonadal
dan hormon pertumbuhan akibat penyakit hipofisis.
Pada setiap pasien dengan defisiensi hormonal ini,
kemungkinan adanya defisiensi lain harus dicari.
Kadang-kadang timbul akut berupa apopleksi hipofisis
dimana terdapat infark hemoragik pad atumor
hipofisis, biasanya disertai nyeri disertai kepala berat
mendadak dan seringkali bersama dengan defek
lapanng pandang. Hipopituitarisme memilki prevalensi
30/100.000.(Gledle Jonathan, 2005:143)

lanjutan

Hipopituitarisme adalah suatu gambaran


penyakit akibat insufisiensi kelenjar
hipofisis, terutama bagian anterior.
Gangguan ini menyebabkan munculnya
masalah dan manifestasi klinis yang
berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon
yang dihasilkannya.

B.Etiologi

Sindrom ini disebabkan oleh kelainan destrutif pada


kelenjar hipofisis. Penyebab yang sering ialah :
1.Sheehans postpartum pituitary necrosis
2.Adenoma khoromofob
3.Craniopharyngioma
4.Kelainan-kelainan lain yang mungkin juga
menimbulkan hipopitutarisme ialah radang,
terutama tuberculosis, sarcoidosis. Kadang-kadang
penyebab dari pada destruksi hipofisis tidak jelas
dan hanya tampak sebagai fibrosis saja.
(dr. Sutisna Himawan, 1994)

Lanjutan etiologi

Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi


kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebab
menyangkut :
1.Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri
piogenik.
2.Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid
autoimun).
3.Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil
hormon yang dapat mengganggu pembentukan
salah satu atau semau hormon lain.
4.Umpan balik dari organ sasaran yang
mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi
penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar
tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar yang
berlebihan.

C.Klasifikasi

1.Hypophyseal Cachexia ( Penyakit Simmonds ):


a.Dapat terjadi pada semua usia, lebih sering
pada usia dewasa.
b.Lebih sering pada wanita dengan
perbandingan 2 : 1
c.Penderita dapat hidup bertahun-tahun
dengan penyakitnya, kadang-kadang sampai 30-40
tahun.
Gejala-gejala klinik biasanya disebabkan oleh
insufiensi adrenal, thyroid atau gonad, yang terjadi
sekunder akibat hipopituitarisme. Kombinasi
kelenjar yang mengalami insufiensi itu bisa
berbagai macam ; yang paling sering ialah
kombinasi hipothyroidisme dan hipoadrenalisme.

2.Hypophyseal Dwarfism ( Jenis Lorain-Levi ):


a.Pada anak yang sedang tumbuh
b.Terjadi dwarfisme yang simetrik.
Penyebab yang paling sering ialah ;
craniopharyngioma. Kadang-kadang juga disebabkan
juga oleh : nekrosis iskhemik, kista, atau radang.
3.Sindrom Froehlich ( Dystrophia
Adiposogenitalis ):
a.Obesitas jenis eunuchoid.
b.Pertumbuhan yang tidak sempurna daripada
gonad dan genital.
c.Cirri-ciri sex sekunder tidak ada, disfungsi
seksual, dan kulit yang halus.
d.Terjadi pada usia muda.
e.Dapat menyerang baik laki-laki maupu wanita
dengan perbandingan yang sama.
(dr. Sutisna Himawan, 1994)

D.Manifestasi Klinis

Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan


somatis akibat defisiensi pelepasan
GH.Dwarfisme hipofisis(kerdil) merupakan
konsekuensi dari defisiensi tersebut. Ketika anakanak tersebut mencapai pubertas, maka tandatanda seksual sekunder dan genitalia eksterna
gagal berkembang. Selain itu sering pula
ditemukan berbagai derajat insifisiensi adrenal
dan hipitiroidisme, mereka mungkin akan
mengalami kesulitan di sekolah dan
memperlihatkan perkembangan intelektual yang
lamban, kulit biasanya pucat karena tidak
adanya MSH.

Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis


sering mengikuti kronologis seperti defisiensi GH,
hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi
adrena. Karena orang dewasa telah menyelesaikan
pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien
dewasa dengan hipotuitarisme adalah normal.
Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin
ditemukan yaitu :
1.Terjadinya hipogonadisme.
2.Penurunan libido, impotensi, progresif
pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh, jenggot,
berkurangnya perkembangan otot pada pria.
3.Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi
atau aminorea yang merupakan tanda awal dari
kegagalan hipofisis. Kemudian di ikiti atrofi payudara
dan genetalia eksterna.
(Price Syvia A, 2005:1216-1217)

Sakit kepala dan gangguan penglihatan


atau adanya tanda-tanda tekanan intara
kranial yang meningkat. Mungkin
merupakan gambaran penyakit bila tumor
menyita ruangan yang cukup besar.
1.Gambaran dari produksi hormon
pertumbuhan yang berlebih termasuk
akromegali (tangan dan kaki besar
demikian pula lidah dan rahang),
berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia
(nyeri sendi).
2.Hiperprolaktinemia : amenore atau
oligomenore galaktore (30%), infertilitas
pada wanita, impotensi pada pria.

3.Sindrom Chusing : obesitas sentral,


hirsutisme, striae, hipertensi,
diabetesmilitus, osteoporosis.
4.Defisiensi hormon pertumbuhan :
(Growt Hormon = GH) gangguan
pertumbuhan pada anak-anak.
5.Defisiensi Gonadotropin : impotensi,
libido menurun, rambut tubuh rontok pada
pria, amenore pada wanita.

6.Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi,


kulit kering gambaran laboratorium dari
hipertiroidism.
7.Defisiensi Kortikotropin : malaise,
anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat,
gejala gejala yang sangat hebat selama
menderita penyakit sistemik ringan biasa,
gambaran laboratorium dari penurunan
fungsi adrenal.
8.Defisiensi Vasopresin : poliuria,
polidipsia,dehidrasi, tidak mampu
memekatkan urin.


E.Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan Laboratorik ditemukan


Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi
kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.
2.Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis
ditemukan Sella Tursika.
a.Foto polos kepala.
b.Poliomografi berbagai arah (multi direksional).
c.Pneumoensefalografi.
d.CTScan.
e.Angiografi serebral.
3.Pemeriksaan Lapang Pandang.
a.Adanya kelainan lapangan pandang
mencurigakan.
b.Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma
optik.

lanjutan
4.Pemeriksaan Diagnostik.
a.Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4,
serta esterogen atau testosteron.
b.Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH.
c.Tes provokasi dengan menggunakan
stimulan atau supresan hormon, dan
dengan melakukan pengukuran efeknya
terhadap kadar hormon serum.
d.Tes provokatif.

F.Penatalaksanaan

Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian


hormon-hormon yang kurang. GH manusia, hormon
yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari tehnik
rekombinasi asam deoksiribonukleat(DNA), dapat
digunakan untuk mengobati pasien dengan defesiensi
GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter spesialis.
GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang
menderita dwarfisme hipofisis, dapat menyebabkan
peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH manusia
rekombinan juga dapat digunakan sebagai hormon
pengganti pada pasien dewasa dengan
panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat
diberikan dengan cara disuntikan.
Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar
target akibat defesiensi hipofisis untuk jangka waktu
yang lama, hanya diberikan sebagai alternatif.
(Price Syvia A, 20051217)

Anda mungkin juga menyukai