Anda di halaman 1dari 27

MIOKARDITIS

Disusun Oleh :
1. Adjie Pratama
2. Doni Ardiansyah
3. Nopia Murliza
4. Risni Kurniawati
5. Rudi Pranata
6. Sisca Haridyani A. N
7. Vera Septria

A. PENGERTIAN
Myocarditis adalah peradangan dinding
otot jantung yang disebabkan oleh infeksi
atau penyebab lain sampai yang tidak
diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau
menyebar dari otot jantung (miokardium)
(Doenges, 1999).

Dari pengertian diatas


dapat
disimpulkan
bahwa
myocarditis
adalah
peradangan
atau
inflamasi otot jantung
oleh
berbagai
penyebab
terutama
agen-agen infeksi.

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebab dibagi dua :
1. Infeksi
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
d. Parasit

2. Non infeksi
a. Obat-obatan yang
menyebabkan

hypersensitifitas
Antibiotik
Anti Tuberculosis
Anti konfulsan
Anti inflamasi
Diuretik

reaksi

b. Obat-obatan yang tidak reaksi


hypersensitifitas

Kokain
Siklofosfamid
Litium
Interferon alfa

c. Penyebab lain selain obat-obatan


adalah :
Radiasi
Giant cell

C. KLASIFIKASI

1. Fase akut
Berlangsung kira-kira 0-3 hari, dengan nekrosis
miocard tanpa infiltrasi sel inflamasi atau fase
Viremia.
2. Fase sub akut
Berlangsung 4-14 hari, terjadi infiltrasi sel
natural killer yang memproduksi neutralizing
antibody dan sel patogen yang dimediasi imun.
3. Fase Kronik
Berlangsung 15-90 hari. Terjadi eliminasi virus
dan kerusakan miokardial yang terus berlanjut.

D. PATOFISIOLOGI

Infeksi

Serabut otot rusak

Tidak dapat ejeksi

Dilatasi jantung

Kerusakan miocard

proses imunologi
toksin

Invasi langsung

mengeluarkan

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala bisa ringan atau


tidak sama sekali,
biasanya :
1.
2.
3.
4.

Kelelahan dan dispneu


Demam
Nyeri dada
Palpitasi

Gejala klinis mungkin memperlihatkan :


1. Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada
segmen ST dan gelombang T.
2. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi
menyebabkan frekuensi denyut nadi akan
meningkat lebih tinggi.
3. Bunyi jantung melemah, disebabkan
penurunan kontraksi otot jantung Katubkatub mitral dan trikuspid tidak dapat
ditutup dengan keras.
4. Auskultasi: gallop, gangguan irama
supraventrikular dan ventrikular.
5. Gagal jantung (Dekompensasi jantung)
terutama mengenai jantung sebelah kanan.

F.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mugkin muncul jika terkena
Miokarditis adalah :
1. Gagal jantung kongestif.
2. Disritmia jantung yang menyebabkan
kematian mendadak.
3. Gangguan konduksi jantung (Blok total).
4. Kardiomiopati kongestif/dilated.
5. Efusi perikardial.
6. Trombi kardial.

G.
PENATALAKSANA
AN
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Elektrokardiografi
3. Foto Rontgen Dada
4. Ekokardiografi

ASKEP
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar
dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E.
Doenges, 1999) meliputi :
Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan
darah, dispnea dengan
aktivitas.

2. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik,
penyakit jantung congenital,
jantung, palpitasi, jatuh
pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia,
perpindaha titik impuls
maksimal,
kardiomegali,
murmur, irama gallop
(S3 dan
S4), edema, DVJ, petekie,
hemoragi splinter,
nodus osler,
lesi Janeway.

3. Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal
ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.
Tanda : urin pekat gelap.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior
(sedang sampai berat/tajam) diperberat
oleh
inspirasi, batuk, gerakkan
menelan,
berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya
gelisah.

4. Pernapasan
Gejala : napas pendek, napas pendek
kronis memburuk pada malam
hari(miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal
paroxismal), batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels, dan ronkhi,pernapasan
dangkal
5. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur
(miokarditis), trauma dada, penyakit
keganasan/iradiasi thorakal
Tanda : demam.

B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium,
efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi
dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah
jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan
kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi
informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal
diagnosa.

C.
INTERVENSI
1.Nyeri berhubungan dengan inflamasi
miokardium, efek-efek sistemik dari
infeksi,iskemia jaringan.
Tujuan
: nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Hasil :
Nyeri berkurang atau hilang.
Klien tampak tenang.

Intervensi dan Implementasi :


Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan
kenyamanan misalnya ; perubahan posisi,
penggunaan kompres hangat/dingin
Rasional : tindakan ini dapat menurunkan
ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai
indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ;
antipiretik )
Rasional : dapat menghilangkan nyeri,
menurunkan respons inflamasi, menurunkan
demam ; steroid diberikan untuk gejala yang
lebih berat.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard, penurunan curah jantung.

Tujuan : pasien memiliki cukup energi


untuk beraktivitas.

Kriteria hasil

perilaku menampakan kemampuan untuk


memenuhi kebutuhan diri.
Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan
beberapa aktivitas tanpa dibantu.
Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya
baik.

Intervensi dan Implementasi


Pertahankan tirah baring selama
periode demam dan sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan resolusi
inflamasi selama fase akut.
Rencanakan perawatan dengan
periode istirahat/tidur tanpa
gangguan.
Rasional : memberikan
keseimbangan dalam kebutuhan
dimana aktivitas bertumpu pada

3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah


jantung berhubungan dengan degenerasi
otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi
ventrikel.
Tujuan
: mengidentifikasi perilaku untuk
menurunkan beban kerja jantung.
Kriteria Hasil :
Melaporkan/menunjukkan penurunan periode
dispnea, angina, dan disritmia.
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung
stabil.

Intervensi dan Implementasi :


Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan
frekuensi pernapasan sebelum dan setelah
aktivitas dan selama diperlukan.
Rasional : membantu menentukan derajat
dekompensasi jantung dan pulmonal.
Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan
takipnea adalah indikatif dari kerusakan
toleransi jantung terhadap aktivitas.
Pertahankan tirah baring dalam posisi semiFowler.
Rasional : menurunkan beban kerja jantung,
memaksimalkan curah jantung.

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)


mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya
ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan
kognitif, menyangkal diagnosa.
Tujuan
: menyatakan pemahaman tentang
proses penyakit dan regimen
pengobatan.
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi efek samping obat dan
kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
Memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah
komplikasi..

Intervensi dan Implementasi :


Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar
termasuk orang terdekat.
Rasional : Perasaan sejahtera yang sudah lama
dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang
terdekat untuk mempelajari penyakit.
Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis,
tujuan dan efek samping obat; kebutuhan
diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang
diijinkan/dibatasi.
Rasional : informasi perlu untuk meningkatkan
perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada
program terapeutik, mencegah komplikasi.

D. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan pada pasien
dengan myocarditis (Doenges, 1999)
adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energi untuk
beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan
beban kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses
penyakit dan regimen pengobatan.

H
T

S
K
N
A

Anda mungkin juga menyukai