Paper Gimul WK Yo
Paper Gimul WK Yo
PADA PASIEN
RAWAT INAP
Peran bakteri mulut dan
kebersihan rongga mulut
Oleh:
mbimbing: drg. Tresnajaya Koienata
Muhammad Ikhsan Chaniago
Muhammad Iqbal
Widya P. Siahaan (110100365)
Andre Sopacua
Tharani Selvendran
Latar Belakang
Kesehatan mulut burukmikroflora rongga mulut
dan bakteri pneumonia.
Pneumonia dapat dibagi menjadi dua kategori
umum:
Pneumonia Komunitas berkembang di masyarakat
(organisme yang terdapat di saluran nafas atas
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan
bakteri anaerob lainnya sering yang berhubungan
dengan penyakit periodontal)
Pneumonia Nosokomial didapati pada 48 jam setelah
masuk ke institusi,seperti rumah sakit atau klinik rawat
inap (bakteri enterik gram negatif E.coli)
Pemakaian antibiotik
Plak gigi pasien +antibiotik kecenderungan
yang lebih besar untuk terjadinya kolonisasi
bakteri saluran pernapasan
Antibiotik bakteri patogen saluran pernapasan
hambat flora normal
Oral Hygine
Kebersihan mulut yang buruk tampaknya terkait dengan
infeksi paru-paru.
Menurut Abe dan teman-teman,penelitian terhadap 145
pasien Jepang tinggal di rumah jompo. Mereka
mengevaluasi indeks plak gigi dan lidah, jumlah
mikroorganisme dalam air liur setiap subyek dan
hubungan mikroorganisme ini kepada episode pneumonia
selama periode satu tahun.
Para peneliti menemukan sejumlah signifikan yang tinggi
pada hari demam (P = 0,0012) dan sejumlah besar pasien
yang menderita pneumonia (P <0,01) antara pasien
dentate dengan skor kebersihan mulut yang buruk
dibandingkan mereka dengan skor kebersihan yang baik.
Intervensi Oral
Bilas Chlorhexidine DeRisso dkk
meningkatkan kesehatan mulut untuk mencegah
pneumonia dengan intervensi menggunakan bilas
klorheksidin Insiden pneumonia pada kelompok
chlorhexidine 60 % lebih rendah dibandingkan
pada kelompok kontrol
Chlorhexidine Gel Fourrier dkk Intervensi
dengan menggunakan gel klorheksidin 2x/hari
penurunan insiden pneumonia 60%.
Meta-analisis Scannapieco Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intervensi oral (sikat gigi,dll )
mengurangi risiko pneumonia dibandingkan
dengan yang di plasebo atau kelompok kontrol.
Kesimpulan
Banyak bukti yang mendukung hubungan antara
kebersihan mulut yang buruk dengan bakteri
pneumonia pada populasi perawatan khusus,
termasuk pasien dalam perawatan di rumah sakit
dan klinik rawat inap.
penting untuk dokter gigi menyadari akan risiko
pasien di institusi rumah sakit seperti ICU dan di
klinik rawat inap yang kebersihan mulutnya
buruk.
Profesi dokter gigi perlu menjadi lebih peduli di
rumah sakit dan klinik rawat inap khusus populasi
ini, karena pencegahan dengan perawatan gigi
dapat menjadi sangat penting dalam menurunkan
infeksi paru yang serius dalam hal ini.