Anda di halaman 1dari 48

EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM

PUSKESMAS BOROBUDUR DI
KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN
MAGELANG
PERIODE JANUARI - MARET 2015
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNDIP
PERIODE 20 APRIL 13 JUNI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
2015

Latar Belakang
Sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Paradigma sehat adalah cara pandang dan/atau suatu konsep dalam


menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya
sepenuhnya menerapkan pengertian dan/atau prinsip-prinsip pokok
kesehatan
Upaya kesehatan semula terfokus pada upaya
kuratif dan rehabilitatif sekarang terfokus pada
upaya promotif dan preventif

Puskesmas sebagai
ujung tombak

Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri dari :


Goal 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Goal 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua

Tujuan pembangunan
kesehatan milenium
dirumuskan dalam :

Goal 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan


Pemberdayaan Perempuan
Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak
Goal 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Goal 6 : Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan (TB)
Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
Goal 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di
Tingkat Global

Puskesmas merupakan ujung tombak


pelayanan kesehatan diperlukan upaya
manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan
keluaran puskesmas yang efektif dan efisien.,
Oleh karena itu, pelaksanaan pelayanan Puskesmas
harus sesuai dengan Standar Pelayanan di Puskesmas
yang mengacu pada Standar Pelayanan Kabupaten/Kota
yang dikenal dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Perumusan
Masalah

Tujuan
Penelitian

Bagaimana hasil pencapaian upaya


kegiatan pokok, di Puskesmas Borobudur
periode Januari-Maret 2015 bila
dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang berlaku ?

Tujuan Umum
Tujuan Khusus

Bagi Puskesmas
Bagi Masyarakat
Bagi Mahasiswa

Metodologi
Data yang dikumpulkan data
primer dan data sekunder

Data diperoleh dari


pemegang program
kemudian diolah dengan SPM
sehingga akan didapatkan
skor pencapaian.

Setelah di dapatkan
pemecahan masalah lalu
dibuat rencana kegiatan
berdasarkan pemecahan
masalah yang terpilih.

pemecahan masalah dengan


kriteria matriks dengan
rumus (M x I x V) / C.

Ditentukan prioritas masalah


metode Hanlon Kuantitatif.

Diagram fish bone

Kemudian penyebab
masalah dikonfirmasi
untuk mencari penyebab
masalah yang paling
mungkin

Batas batas wilayah Kecamatan


Borobudur
Utara : Kecamatan Mertoyudan
Selatan : Kecamatan Kali Bawang, Propinsi
DIY
Barat : Kecamatan Salaman dan
Kecamatan
Tempuran
Timur : Kecamatan Ngluwar
Jumlah penduduk: 57317 jiwa

Desa di wilayah kerja Puskesmas


Borobudur antara lain :
1. Giripurno
2. Ngadiharjo
3. Giritengah
4. Kebonsari
5. Tuksongo
6. Wanurejo
7. Majaksingi
8. Kenalan
9. Bigaran
10. Sambeng

11. Candirejo
12. Ngargogondo
13. Tanjungsari
14. Karanganyar
15. Tegalarum
16. Kembanglimus
17. Wringinputih
18. Bumiharjo
19. Borobudur
20. Karangrejo

VISI PUSKESMAS

MISI PUSKESMAS

Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang 1. Meningkatkan mutu pelayanan


bermutu, terjangkau dan
2. Menjalin kemitraan pelanggan dalam memelihara
dipercaya sehingga terwujud masyarakat
dan meningkatkan kesehatan
Borobudur yang Sehat.
FILOSOFI
1. Memperlakukan pelanggan sebagaimana
diri kita ingin diperlakukan.
2. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
3. Kepuasan pelanggan adalah hal utama.

3. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM


4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan
lingkungan puskesmas
6. Memelihara agar orang tetap sehat dengan
membentuk lingkungan yang sehat serta
mengikutkan peran serta masyarakat dan
mendorong kemandirian hidup sehat

Program Unggulan :
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetric Neonatal
Emergency Dasar)

10 penyakit terbanyak di puskesmas Borobudur


periode Januari s/d April 2015, antara lain :
1. ISPA
2. Hipertensi Primer
3. Demam
4. Cephalgia
5. Gastritis
6. Diare
7. Arthritis
8. Medical Check-Up [Pre-Employment Examination](60 kasus)
9. Antenatal Care
10. Other General Examination

PROGRAM-PROGRAM POKOK
PUSKESMAS
1 Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah:
KIA dan KB
Gizi
Kesehatan lingkungan
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
Promosi Kesehatan
Pengobatan
2 Upaya kesehatan pengembangan:
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Jiwa
3 Upaya penunjang kesehatan:
Laboratorium
EKG
Apotek

INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH


SELISIH ANTARA
TARGET YANG
DIHARAPKAN

HASIL KEGIATAN
YANG DICAPAI

MASALAH MUNCUL
JIKA HASIL YANG
DICAPAI < 100%
TARGET YANG
DIHARAPKAN

MAN
MONEY
METHOD
MATERIAL
MACHINE

P1
P2
P3

CAKUPAN
PROGRAM

LINGKUNGA
N
FISIK
NONFISIK

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Rumah yang memiliki SPAL
Cakupan balita dengan pneumonia
yg ditemukan atau ditangani sesuai
standar
Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita dan pra sekolah
Jumlah Bumil yg mendapat
TT 2
Bayi yang dapat ASI
eksklusif

5
www.themegallery.com

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Penemuan kasus TB BTA (+)
6
BCG
7
Penyuluhan P3 NAPZA di
sekolah
8
Jumlah tmpat2 umum
yang diperiksa
Penduduk yg
memanfaatkan
jamban

10
www.themegallery.com

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Cakupan suspek TB PAru
11
Tempat pengolahan dan
penjualan makanan
yg diperiksa
Deteksi kasus baru
dan lama P2 PTM
Polio I

12

13

14

Hepatitis B1
15
www.themegallery.com

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Jumlah Bumil yg mendapat TT1

Institusi yg dibina

16

17

Posyandu purnama
18
Rumah sehat
Jumlah ibu hamil dgn
komplikasi yg
ditangani PONED

19

20

www.themegallery.com

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Balita yg naik berat badannya

Desa dgn garam beryodium


Neonatal resti
yg ada/ditemukan

Jumlah penderita yg
diperiksa sediaan
darahnya
Pelayanan gangguan
jiwa di sarkes umum

21

22

23

24
25

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Jumlah dukun bayi yg terlatih
Jumlah seluruh anggota
aktif pelayanan KB
Cakupan Kn1
(6 jam 48 jam)

Pembentukan dokter
kecil
BOR

26

27

28
29

30

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Jumlah kunjungan gilut di
pengobatan rawat jalan

Jumlah kader terlatih

31

32

LOS
33
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan

34

Cakupan
kunjungan Bumil
K4

35

Prioritas masalah
(Hanlon Kuantitatif):
Cakupan kunjungan neonates Kn3 (8
hari s/d 28 hari)
Frekuensi kunjungan
(pengobatan rawat jalan)
Cakupan kunjungan neonatus
Kn2

36

37

38

BAB IV

ANALISIS PEMECAHAN
MASALAH
PENGENDALIAN PENYAKIT TB PARU DENGAN
PENEMUAN KASUS TB BTA POSITIF, DENGAN
PERSENTASE 56,05% DAN CAKUPAN SUSPEK TB
PARU 17,16%

KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

P3

Belum ada kader khusus untuk


mengawasi pasien TB yang sedang
minum obat atau PMO.
Evaluasi hanya berdasarkan
indikator SPM
Belum terdapat kerjasama lintas
sektoral antara Puskesmas, Rumah
Sakit dan balai pengobatan lain
(BPKN) dalam sistem pelaporan
kasus TB.

P2
Kurangnya sosialisasi oleh tenaga
kesehatan dan kader mengenai TB
baik penyakit, penularan maupun
dampak lainnya.
Keinginan suspek TB untuk periksa
langsung ke RS Paru Magelang dan
BPKN Magelang dibandingkan di
puskesmas

P1
Belum terdapat perencanaan khusus
mengenai pelaksanaan pemberantasan TB
Tidak ada jadwal khusus penyuluhan
mengenai TB.
Kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai
cara pengeluaran dahak pada pasien suspek
TB paru sehingga seringkali hasil pemeriksaan
BTA negatif.

PROSES

MASALAH
Rendahnya Pengendalian
penyakit TB paru dilihat
dari Cakupan suspek TB
paru dan Penemuan TB
BTA (+) pada bulan
Januari Maret 2015
Method

Material
Penyuluhan

Machine

INPUT

Money
Tidak adanya
alokasi dana
khusus untuk
penyuluhan
mengenai TB.

Pot dahak yang


diberikan kepada
suspek TB sering tidak
kembali ke puskesmas
untuk ditindaklanjuti.

Tidak adanya jadwal program


Puskesmas yang berkesinambungan
berupa penyuluhan kepada masyarakat
mengenai TB
Belum terdapat kerjasama lintas
sektoral antara Puskesmas, Rumah
Sakit dan balai pengobatan lain (BPKN)
dalam sistem pelaporan kasus TB.
Belum terdapat kerjasama antara tim
tokoh masyarakat dengan petugas
kesehatan dalam mewaspadai

DIAGRAM FISH BONE

Man
Jumlah tenaga kesehatan
yang khusus menangani TB di
puskesmas terbatas
Belum ada kader khusus TB.

LINGKUNGAN
Kurangnya dukungan perangkat desa
untuk menggiatkan kegiatan penyuluhan
TB.

Menambah jumlah tenaga kesehatan puskesmas

1. Kurangnya sumber daya manusia di puskesmas dan


belum adanya kader khusus TB

Membina kader kesehatan di tiap desa untuk membantu pelaporan dan pengarahan
kasus TB ke Puskesmas.
Menambah dana penyuluhan TB melalui iuran swadaya masyarakat.

2. Tidak adanya alokasi dana khusus untuk penyuluhan TB


sehingga belum terdapat perencanaan khusus dan tidak
adanya penyuluhan berkesinambungan untuk program TB

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang TBC dan cara mendeteksinya

sehingga berakibat kurangnya sosialisai tentang TB

dengan media yang menarik seperti video, pamflet dll.

Membuat perencanaan penjaringan suspek TBC secara rutin

3. Belum terdapat kerjasama antara tim tokoh masyarakat


dengan petugas kesehatan dalam mewaspadai kasus TB di
lingkungan daerah tempat tinggal mereka
Melakukan kerjasama antara tim tokoh masyarakat dengan petugas kesehatan dalam

4. Keinginan suspek TB untuk periksa langsung ke RS Paru

mewaspadai kasus TB di lingkungan daerah tempat tinggal mereka

& BKPM Magelang daripada ke puskesmas dan pot dahak


sering tidak kembali ke puskesmas untuk ditindaklanjuti.

Melakukan pertemuan dan koordinasi antara puskesmas, Rumah Sakit, dan balai

5. Belum terdapat kerjasama lintas sektoral antara

pengobatan lainnya dalam pelaporan kasus TB di wilayah kerja masing masing

Puskesmas, Rumah Sakit dan balai pengobatan lain (BPKN)

sehingga didapatkan keseluruhan data kasus TB di wilayah kabupaten Magelang.

dalam sistem pelaporan kasus TB.

PENETUAN PRIORITAS ALTERNATIVE PEMECAHAN


MASALAH MENGGUNAKAN KRITERIA MATRIKS
DENGAN RUMUS M x I x V/C

MAGNITUDE (M) BESARNYA


PENYEBAB MASALAH YANG
DAPAT DISELESAIKAN
EFEKTIFITAS
PROGRAM

IMPORTANCY (I)
PENTINGNYA CARA
PENYELESAIAN MASALAH
VULNERABILITY (V)
SENSITIFITAS CARA
PENYELESAIAN MASALAH

EFISIENSI
PROGRAM

COST (C) BIAYA YANG


DIKELUARKAN UNTUK
MENYELESAIKAN MASALAH

HASIL AKHIR PENENTUAN PRIORITAS


PEMECAHAN MASALAH
Penyelesaian
Masalah

Menambah jumlah tenaga


kesehatan di puskesmas

Nilai

Kriteria

Hasil akhir

Urutan

(M x I x V) / C

21

IV

16

VI

16

VII

Membina kader kesehatan di


tiap desa untuk membantu
pelaporan dan pengarahan
kasus TB ke Puskesmas

Menambah dana penyuluhan


TB melalui iuran swadaya
masyarakat

HASIL AKHIR PENENTUAN PRIORITAS


PEMECAHAN MASALAH
Penyelesaian
Masalah

M
Melakukan penyuluhan
kepada masyarakat tentang
TBC dan cara mendeteksinya
dengan media yang menarik
seperti video, pamflet dll

Membuat perencanaan
penjaringan suspek TBC
secara rutinTB ke Puskesmas

Nilai

Kriteria

(M x I x V) / C

26

III

41

Hasil akhir

Urutan

HASIL AKHIR PENENTUAN PRIORITAS


PEMECAHAN MASALAH
Penyelesaian
Masalah

Melakukan kerjasama antara


tim tokoh masyarakat dengan
petugas kesehatan dalam
mewaspadai kasus TB di
lingkungan daerah tempat
tinggal mereka

Nilai

Kriteria

Hasil akhir

(M x I x V) / C

33

Urutan

II

HASIL AKHIR PENENTUAN PRIORITAS


PEMECAHAN MASALAH
Penyelesaian
Masalah

Melakukan pertemuan dan


koordinasi antara puskesmas,
Rumah Sakit, dan balai
pengobatan lainnya dalam
pelaporan kasus TB di wilayah
kerja masing masing sehingga
didapatkan keseluruhan data
kasus TB di wilayah kabupaten
Magelang

Nilai

Kriteria

Hasil akhir

(M x I x V) / C

20

Urutan

Alternatif pemecahan masalah


No.1

Membuat perencanaan penjaringan


suspek TBC secara rutin

Melakukan kerjasama antara tim tokoh


masyarakat dengan petugas kesehatan
dalam mewaspadai kasus TB di lingkungan
daerah tempat tinggal mereka.

No.3

No.2

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat


tentang TBC dan cara mendeteksinya dengan media yang
menarik seperti video, pamflet dan lain lain

Alternatif pemecahan masalah


No.4

Menambah jumlah tenaga kesehatan


puskesmas

Melakukan pertemuan dan koordinasi antara


puskesmas, Rumah Sakit, dan balai pengobatan
lainnya dalam pelaporan kasus TB di wilayah kerja
masing masing sehingga didapatkan
keseluruhan data kasus TB di wilayah kabupaten
Magelang
.

No.6

No.5

Membina kader kesehatan di tiap desa untuk membantu


pelaporan dan pengarahan kasus TB ke Puskesmas.

Alternatif pemecahan masalah


No.7

Menambah dana penyuluhan TB


melalui iuran swadaya masyarakat

PRIORITAS
UTAMA
ALTERNATIF
PEMECAHAN
MASALAH

Melakukan penyuluhan kepada


masyarakat tentang TBC dan cara
mendeteksinya, pembinaan kader khusus
TB Paru, dan koordinasi lintas sektoral

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan

Tujuan
(Tolak Ukur Hasil)

Membuat
perencanaan Terdapatnya sejumlah
penjaringan suspek TB suspek TB paru sesuai
secara rutin.
dengan target dari
Dinkes Kab.Magelang

Melakukan kerjasama
antara tim tokoh
masyarakat dengan
petugas kesehatan
dalam mewaspadai
kasus TB di lingkungan
daerah tempat tinggal
mereka

Tercapainya penyebaran
informasi mengenai
penyakit TB Paru
terhadap tokoh
masyarakat dan
masyarakat dan adanya
peningkatan kesadaran
dari masyarakat.

Sasaran

Warga desa
dengan suspek
TB paru

Warga Desa

Tempat

Puskesmas
Borobudur

Wilayah
Desa yang
terkait

Pelaksana

Kepala
Puskesmas,
Koordinator P2M
TB Paru, Kader
kesehatan terkait

Koordinator P2M
TB, Koordinator
PromKes,
DokterTokoh
masyarakat,

Waktu

6 bulan/x

6 bulan/x

Biaya

Metode

Tolak Ukur Proses

BOK

Diskusi tatap
muka
mengenai
perencanaan
penjaringan
suspek TB
secara rutin.

Terlaksanannya
sosialisasi untuk petugas
kesehatan

BOK

Diskusi tatap
muka dan
pendekatan
kepada tokoh
masyarakat
serta
penyuluhan
kepada
masyarakat

Terlaksananya
sosialisasi bagi tokoh
masyarakat dan
terlaksananya
penyuluhan TB paru
untuk masyarakat.

Kegiatan

Melakukan
penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang TB dan cara
mendeteksinya
dengan
media
yang
menarik
seperti video, pamflet dan
lain lain.

Tujuan
(Tolak Ukur Hasil)

Pemahaman dan
peningkatan kesadaan
masyarakat mengenai
TB

Bertambahnya jumlah
Menambah jumlah tenaga tenaga kesehatan
kesehatan puskesmas
puskesmas yang
menangani program TB

Sasaran

Tempat

Pelaksana

Warga desa
pada desa
beresiko TB

Balai Desa
terkait

Koordinator
Promkes,
Koordinator P2M
TB, dokter, bidan,
perawat, kader,
tenaga kesehatan
terkait

Tenaga
kesehatan baru

Puskesmas
borobudur

Sruktural
puskesmas

Waktu

3x / tahun

1x / tahun

Biaya

BOK

Metode

Tolak Ukur Proses

Penyuluhan

Terlaksananya
penyuluhan menegnai
TB

BLUD calon
tenaga
kesehatan bar

Terlaksananya proses
BLUD untuk mencari
tenaga kesehatan baru

Kegiatan

Melakukan
pertemuan
dan
koordinasi antara puskesmas,
Rumah
Sakit,
dan
balai
pengobatan
lainnya
dalam
pelaporan kasus TB di wilayah
kerja masing masing sehingga
didapatkan keseluruhan data
kasus TB di wilayah kabupaten
Magelang

Tujuan
(Tolak Ukur
Hasil)

Peningkatan
jumlah pasien
suspek TB yang
terdata di
puskesmas

Terbentuknya
Membina kader kesehatan di tiap
kader khususTB
desa untuk membantu pelaporan
dari kader
dan pengarahan kasus TB ke
kesehatan yang
Puskesmas
sudah ada.

Tercapainya
kesadaran
masyarakat
Menambah dana penyuluhan TB
akan
melalui iuran swadaya masyarakat
pentingnya
penyakit TB
paru

Sasaran

Pasien suspek
TB dan TB
BTA (+)

Kader
kesehatan

Warga desa
terkait

Tempat

Puskesmas
Borobudur,
RS. Paru
Magelang,
BPKN

Pelaksana

Struktural
Pukskesmas
Borobudur , RS
Paru Magelang
dan BKPN atau
petugas kesehatan
terkit

Puskesmas
Borobudur

Dokter,
koordinator P2M
TB paru, bidan
terkait.

Wilayah
desa terkait

Tokoh
masyarakat dan
warga desa
terkait

Waktu

3x/tahun

3x/tahun

3x/tahun

Biaya

Anggaran rutin

BOK

Swadaya
masyarakat

Metode

Tolak Ukur Proses

Pertemuan pihak
Puskesmas
Borobudur, RS
Paru Magelang
dan BKPN

Terkumpulnya
struktural terkait
dan terdapatnya
pendataan kasus TB.

Pelatihan dan
pembinaan kader
kesehatan

Kader kesehatan
dapat memahami
tentang penyakt
TB paru dan
mengetahui alur
pelayanan jika
terdapat kasus TB
paru.

Pengumpulan
dana iuran

Terkumpulnya
dana iuran untuk
kegiatan
penyuluhan TB
paru.

GANTT CHART

GANTT CHART

Bab V
Berdasarkan

kesimpulan

Standar

Pelayanan

Minimal

(SPM)

di

Puskesmas Borobudur Bulan Januari - Maret 2015, ditemukan


38

masalah

dan

didapatkan

prioritas

masalah

yaitu

Pengendalian penyakit Tb paru yang digambarkan dengan


rendahnya cakupan penemuan TB BTA (+) (Case Detection
Rate) dan cakupan suspek TB paru masih rendah bila
dibandingkan dengan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang 2011.

Saran
Saran

masyarakat

Puskesmas Borobudur

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai