& TEORI
GENDER
GENDER
Secara etimologis kata gender berasal
dari bahasa Inggris yang berarti jenis
kelamin (John M. Echols dan Hassan
Shadily, 1983: 265).
Namun, Gender berbeda dengan sex,
meskipun secara etimologis artinya sama
sama dengan sex, yaitu jenis kelamin (John
M. Echols dan Hassan Shadily, 1983: 517).
DEFINISI GENDER
Gender adalah harapan-harapan budaya
terhadap laki-laki dan perempuan (Hilary M.
Lips, 1993: 4).
Gender adalah pembedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya
(Elaine Showalter (ed.), 1989: 3)
Gender adalah perbedaan yang tampak antara
laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan
perilaku (Victoria Neufeldt (ed.), 1984: 561).
GENDER
Gender adalah pembedaan peran, kedudukan,
tanggung jawab, dan pembagian kerja antara
laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh
masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan
laki-laki yang dianggap pantas menurut norma,
adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
masyarakat
Contoh laki-laki lebih pantas menjadi pemimpin
masyarakat, sementara perempuan lebih pas
melakukan pekerjaan rumah tangga.
SEX
Tidak dpt
dirubah
CONTOH
Alat kelamin laki
Dan perempuan
GENDER
Dapat
berubah
CONTOH
Peran istri sebagai ibu
rumah tangga dapat
berubah menjadi
pekerja/ pencari
nafkah, disamping
masih menjadi istri
juga
Tidak dpt
di tukar
(kodrat)
Dpt
dipertuka
rkan
Berlaku
sepanjan
g masa
Status sebagai
Laki-laki atau perempuan
Tergantun
g budaya
dan
kebiasaan
KODRAT
Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh
Tuhan YME, sehingga manusia tidak mampu
untuk merubah atau menolak.
Kodrat bersifat universal, misalnya
melahirkan, menstruasi dan menyusui
adalah kodrat bagi perempuan, sementara
mempunyai sperma adalah kodrat bagi lakilaki.
Gender tidak sama dengan kodrat.
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan gender merupakan kondisi
tidak adil akibat dari sistem dan struktur
sosial, sehingga perempuan maupun lakilaki menjadi korban dari pada sistem
tersebut
TEORI GENDER
Tidak ada satu pun teori yang khusus
digunakan untuk mengkaji permasalahan
gender.
Teori-teori yang dikembangkan untuk
gender ini diadopsi dari teori-teori yang
dikembangkan oleh para ahli dalam bidangbidang yang terkait dengan permasalahan
gender, terutama teori-teori sosiologi dan
teori psikologi.
Teori-teori yang dikembangkan oleh para
ahli, terutama kaum feminis, untuk
mengkaji permasalahan masalah gender
sbb:
Teori StrukturalFungsional
Teori Sosial-Konflik
Teori Feminisme
Liberal
Teori Feminisme
Marxis-Sosialis
Teori Feminisme
Radikal,
Teori Ekofeminisme
Teori Psikoanalisa
Teori Struktural-Fungsional
Teori Struktural-Fungsional berangkat dari asumsi bahwa suatu
masyarakat terdiri atas beberapa bagian yang saling memengaruhi
Terkait dengan peran gender, pengikut teori ini menunjuk
masyarakat pra industri yang terintegrasi di dalam suatu sistem
sosial. Laki-laki berperan sebagai pemburu (hunter) dan
perempuan sebagai peramu (gatherer). Sebagai pemburu, lakilaki
lebih banyak berada di luar rumah dan bertanggung jawab untuk
membawa makanan kepada keluarga. Peran perempuan lebih
terbatas di sekitar rumah dalam urusan reproduksi, seperti
mengandung, memelihara, dan menyusui anak.
Pembagian kerja seperti ini telah berfungsi dengan baik dan
berhasil menciptakan kelangsungan masyarakat yang stabil
Dalam masyarakat ini stratifikasi peran gender sangat ditentukan
oleh sex (jenis kelamin).
Teori Sosial-Konflik
Lockwood berpendapat bahwa suasana konflik
akan selalu mewarnai masyarakat, terutama
dalam hal distribusi sumber daya yang terbatas
Sifat pementingan diri, akan menyebabkan
diferensiasi kekuasaan yang ada menimbulkan
sekelompok orang menindas kelompok lainnya.
Perbedaan kepentingan dan pertentangan antar
individu pada akhirnya dapat menimbulkan
konflik dalam suatu organisasi atau masyarakat
(Ratna Megawangi, 1999: 76).
TEORI SOSIAL-KONFLIK
(teori diterminisme ekonomi Marx)
Dalam masalah gender, teori sosial-konflik terkadang
diidentikkan dengan teori Marx
Marx (dilengkapi Engels) menjelaskan perbedaan dan
ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan tidak
disebabkan oleh perbedaan biologis, tetapi merupakan bagian
dari penindasan kelas yang berkuasa dalam relasi produksi
yang diterapkan dalam konsep keluarga. Hubungan lakilakiperempuan (suami-isteri) tidak ubahnya dengan hubungan
ploretar dan borjuis
Ketimpangan peran gender dalam masyarakat bukan karena
kodrat dari Tuhan, tetapi karena konstruksi masyarakat.
Teori ini selanjutnya dikembangkan oleh para pengikut Marx
seperti F. Engels, R. Dahrendorf, dan Randall Collins.
Teori ekofeminisme
melihat individu secara
lebih komprehensif,
yaitu sebagai makhluk
yang terikat dan
berinteraksi dengan
lingkungannya (Ratna
Megawangi, 1999:
189).
Teori Ekofeminisme
Menurut teori ini, apa yang terjadi setelah para perempuan
masuk ke dunia maskulin yang tadinya didominasi oleh lakilaki adalah tidak lagi menonjolkan kualitas femininnya,
tetapi justeru menjadi male clone (tiruan laki-laki) dan
masuk dalam perangkap sistem maskulin yang hierarkhis.
Akibatnya, yang terlihat adalah kompetisi, self-centered,
dominasi, dan eksploitasi.
Contoh nyata dari cerminan memudarnya kualitas feminin
(cinta, pengasuhan, dan pemeliharaan) dalam masyarakat
adalah semakin rusaknya alam, meningkatnya kriminalitas,
menurunnya solidaritas sosial, dan semakin banyaknya
perempuan yang menelantarkan anak-anaknya
Teori Psikoanalisa
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh
Sigmund Freud (1856-1939).
Teori ini mengungkapkan bahwa perilaku
dan kepribadian laki-laki dan perempuan
sejak awal ditentukan oleh perkembangan
seksualitas.
Sumber:
Marzuki. t.t. Kajian Awal tentang Teori Gender
accessed by
staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/marzuki,
%20Dr.%20.M.Ag./25.%20kajian%20awal
%20tentang%20teori-teori%20gender.pdf
Puspitawati, H. Konsep , Teori Dan Analisis
Gender accessed by
http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmia
h/gender.pdf