Kes.
BATASAN
Penyakit yang disebabkan oleh:
pekerjaan
proses kerja
alat kerja
lingkungan kerja
bahan kerja
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja
TUJUAN
Tujuan:
1. Dasar terapi
2. Membatasi kecacatan & mencegah
kematian
3. Melindungi pekerja lain
4. Memenuhi hak pekerja
1. Pengendalian pajanan
2. Identifikasi pajanan baru secara dini
3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi
pekerja yang sakit dan/atau cedera
4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian
penyakit/kecelakaan
5. Perlindungan pekerja lain
6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja
7. Identifikasi ada hub baru pajanan vs
penyakit
PENYEBAB
1. Gol. Fisik
suara: tuli
radiasi:
rontgen: penyakit darah. Kelainan kulit
infra merah: katarak
ultraviolet: konjungtivitis fotoelektrik
suhu:
panas: heat stroke, heat cramps
dingin: frostbite
tekanan udara: tinggi (caisson disease)
cahaya: silau, asthenopia, myopia
2. Golongan kimia
debu: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
uap: metal fume fever, dermatitis
gas: H2S, CO
larutan: dermatitis
awan/kabut: insektisida, racun jamur
3. Golongan biologis
anthrax
brucella (kulit), dll
4. Golongan fisiologis (ergonomi)
konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
sikap badan, dll
5. Golongan mental psikologis
monotoni
hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll
DIAGNOSIS
1. Klinis
2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang
3. Data lingkungan kerja & analisis riwayat pekerjaan
hubungan kerja
Membedakan:
- Pajanan ditempat kerja menyebabkan
penyakit
Pajanan ditempat kerja merupakan salah
satu penyebab bermakna bersama dengan
faktor risiko lain
Pajanan ditempat kerja memperberat
penyakit yang sudah diderita sebelumnya
ANAMNESIS PAJANAN
*
*
*
*
*
LANGKAH LANGKAH
MEDIS
1. Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat
pekerjaan
a. Riwayat penyakit sekarang deskrispsikan
keluhan dengan perjalanan penyakit
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat pekerjaan:
faktor di tempat kerja
riwayat penyakit dan gejala
riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat ini
(jenis kerja, waktu, lama, hasil produksi, bahan
yang dipakai, dll)
Anamnesis pekerjaan
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan lab (darah urin, faeses)
4. Pemeriksaan rontgen untuk paru-paru
5. Pemeriksaan tempat kerja
faktor penyebab
hasil pengukuran
6. Diagnosis kerja & diagnosis differensial
7. Diagnosis okupasi: Ada hubungan diagnosis
kerja dengan pekerjaan/proses
kerja/lingkungan kerja
PENATALAKSANAAN
A. Terapi medikamentosa:
Terhadap kasual (bila mungkin)
Pada umumnya irreversibel, sehingga terapi
sering kali hanya secara simptomatis saja
contoh: silikosis (irreversibel), terapi hanya
mengatasi sesak nafas, nyeri dada
Prinsip: lebih baik mencegah PAK/PAHK
B. Terapi okupasi:
Pindah ke bagian yang tidak terpapar
Lakukan cara kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik
PRINSIP PENCEGAHAN
Pencegahan awal (primer)
penyuluhan
perilaku K3 yang baik
olahraga
Pencegahan setempat (sekunder)
pengendalian melalui undang-undang
pengendalian melalui administrasi/organisasi
pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi,
isolasi, ventilasi, alat pelindung diri)
Pencegahan dini (tertier)
pemeriksaan kesehatan berkala
Penatalaksanaan kasus -> cepat dan tepat
Upaya rehabilitasi