Sumber:
Journal of The Indonesian Opthalmologist
Association. Vol. 41 No. 1 Jan-Apr 2015
Presentan:
Oktaviani Angella Budiman
11.2015.418
FK UKRIDA
Resume
Latar Belakang: Katarak yang terjadi akibat uveitis
sudah sering terjadi dimana insidensi terjadi sekitar 50%
akibat Fuschs heterochromic cyclitis dan pars platinis.
Ekstraksi katarak harus dilakukan ketika fungsi
penglihatan menjadi terganggu. Pada penelitian ini akan
melaporkan hasil tajam penglihatan sebelum dan
sesudah operasi pasien katarak dengan uveitis.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan tajam penglihatan
sebelum dan sesudah operasi katarak dengan uveitis.
Resume
Metodologi: Penelitian dilakukan secara retrospektif pada 20
pasien (20 mata) katarak dengan uveitis yang dilakukan teknik
operasi katarak fakoemulsifikasi dan small incision serta
pemasangan lensa intraocular pada segmen posterior di Pusat
Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo dari Januari 2011
hingga April 2012. Yang diteliti adalah perubahan tajam
penglihatan sebelum dan sesudah dilakukannya operasi dengan
minimal 4 kali kontrol.
Kriteria Inklusi
Pasien yang dilakukan ekstraksi katarak dengan
fakoemulsifikasi atau small incision cataract surgery
Pasien minimal kontrol 4 kali kunjungan setelah operasi.
teknik
Uveitis
Merupakan
inflamasi pd uvea
(iris, bdn siliar,
koroid).
G/: penglihatan
kabur, nyeri,
fotofobia, merah
Klasifikasi:
- Uveitis anterior
- Uveitis
intermediate
- Uveitis
posterior
Katarak Komplikata ec
Uveitis
Katarak komplikata adalah keadaan
dimana kekeruhan terjadi pada lensa
yang diakibatkan keadaan lokal atau
penyakit sistemik.
Penyebabnya:
a. Uveitis rekuren/kronik
b. Penggunaan kortikosteroid
Pathwa
yLong term
Inflamasi
Akumulasi
sel radang
CS usage
Ggn
metabolisme
protein
Hambat
pompa Na K
Denaturasi
protein
Na K
Akumulasi
air
Lensa keruh
Katarak
Teknik Surgery
Chart
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Perbaikan
Tetap
Menurun
Kesimpulan
Fakoemulsifikasi dan small incision cataract
surgery pada kasus bedah katarak dengan
uveitis dapat memberikan hasil tajam
penglihatan yang lebih baik, aman dan
mengurangi risiko inflamasi setelah operasi.
Keterbatasan: jangka pendek, jumlah sampel
yang sedikit, dan hanya sedikit pasien yang
control kembali dalam 3 bulan sehingga
tajam penglihatan untuk dilakukan koreksi
maksimal belum dapat dilakukan.