GANGGUAN OBSESIF
KOMPULSIF
obsesif
kompulsif
pikiran-pikiran,
bayanganbayangan
atau
dorongandorongan
intrusive
dan
kebanyakan tidak masuk akal
yang dicoba ditolak atau
dieliminasi oleh individu.
DEFINISI
ETIOLOGI
1. Aspek Biologis
a. Neurotransmiter
b. Genetik
2. Psikologis
3. Faktor Psikososial
DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik untuk gangguan obsesif
kompulsif menurut PPDGJ III:
1. Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala
obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya,
harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
dua minggu berturut-turut.
2. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan
(distress) atau mengganggu aktivitas penderita
Pedoman Diagnostik
a. Kebanyakn dari penderita obsesif kompulsif
memperlihatkan pikiran obsesif serta tindakan
kompulsif. Diagnosis ini digunakan bialmana kedua hal
tersebut sama-sama menonjol, yang umumnya memang
demikian.
b.
Apabila
salah
satu
memang
jelas
lebih
dominan,sebaiknya dinyatakan dalam diagnosis F42.0
atau F42.1. hal ini berkaitan dengan respon yang
berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih
respondif terhadap terapi perilaku.
GEJALA GANGGUAN
OBSESIF KOMPULSIF
DAN POLA GEJALANYA
Pola ketiga yang tersering adalah pola dengan sematamata pikiran obsesional yang mengganggu tanpa suatu
kompulsi. Obsesi tersebut biasanya berupa pikiran
berulang akan suatu tindakan seksual atau agresi
yang dicela oleh pasien
kompulsi.
Pasien
secara
harfiah
TERAPI
yaitu
Terapi Perilaku
Terapi perilaku dapat dilakukan pada situasi rawat inap maupun
rawat jalan. Pendekatan perilaku utama pada gangguan obsesifkompulsif adalah pemaparan dan pencegahan respon.
Terapi Keluarga
Terapi keluarga seringkali berguna dalam mendukung keluarga,
membantu menurunkan percekcokan perkawinan yang disebabkan
gangguan, dan membangun ikatan terapi dengan anggota keluarga
untuk kebaikan pasien.
operasi
menjadi
respon
terhadap
PROGNOSIS
KESIMPULAN
farmakologi
(farmakoterapi),,
terapi
perilaku,
WASSALAMUALAIKUM WR. WB