Anda di halaman 1dari 21

Referat

Pembimbing : dr. Dyah Retno Wulan, Sp.A

Mohammad Jathy Oktariansyah


201520401011155
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

Latar Belakang
Demam tifoid Penyakit yang di banyak negara
berkembang, termasuk di Indonesia, demam tifoid
masih tetap merupakan masalah kesehatan
masyarakat
Diseluruh dunia diperkirakan antara 16 16, 6 juta
kasus baru demam tifoid ditemukan dan 600.000
diantaranya meninggal dunia

Definisi
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi, dapat juga disebabkan oleh
Salmonella enterica serotype paratyphi A, B, atau C (demam
paratifoid). Demam tifoid ditandai antara lain dengan demam
tinggi yang terus menerus bisa selama 10-14 hari.

Manifestasi
klinis
Demam tifoid akut ditandai dengan
-Demam berkepanjangan
-Gangguan fungsi usus (sembelit pada orang dewasa, diare
pada anak-anak)
-Sakit kepala
-Malaise dan
-Anoreksia
-Tifoid tongue
-hepatomegaly
-Splenomegali

Terapi
1. Non farmakologis
2. farmakologis

Farmakologis
1.
2.
3.
4.
5.

Kloramfenikol
Penisilin
Quinolon
Sefalosporin
Kotrimoksazol

Kloramfenikol
- Mekanisme
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat
pada ribosom subunit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan
peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.
1.
2.
3.
4.

Farmakokinetik
Absorbsi : diabsorbsi di usus
Distribusi : Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh,
termasuk jaringan otak. cairan serebro-spinal dan mata
Metabolisme : hati
Eksresi : urin 5-15%, feses 4%

Kloramfenikol
-

Dosis
4 kali 200mg/kgBB/hari sampai 2 minggu bebas demam
1.
2.
3.
4.
5.

Efek samping
Depresi sumsum tulang
Mual
Muntah
Diare
Sindrom gray

Resistensi
Resistensi terjadi melalui inaktivasi obat oleh asetiltransferase I, yang mengkode
enzim yang menginactivasi kloramfenikol via acetilasi.

Ampisilin
- Mekanisme
Ampisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, ampisilin akan
menghasilkan efek bakterisida

Farmakokinetik
Absorbsi : diabsorbsi di usus
Distribusi : didistribusi luas di dalam tubuh dan pengikatannya oleh protein plasma
hanya 20%, Penetrasi ke CSS dapat mencapai kadar yang efektif pada keadaan
peradangan meningen

Metabolisme : hati
Eksresi : urin

Ampisilin
-

Dosis
4x 250-500mg per hari po
4x 1-2g per hari IV
1.
2.
3.
4.
5.

Efek samping
Alergi eritema multiform
Demam
Diare
Muntah
Urtikaria

Resistensi
1. Pembentukan enzim betalaktamase
2. Enzim autosilin kuman tidak bekerja sehingga timbul sifat toleransi

10

kotrimoksazol
- Mekanisme
Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA (para-aminobenzoic acid) ke
dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi
reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
- Farmakokinetik
1. Absorbsi : diabsorbsi di usus
2. Distribusi : protein plasma TMP 40% SMZ 65%
3. Metabolisme : hati
4. Eksresi : urin

11

kotrimoksazol
-

Dosis
TMP 10mg/kgBB/hari SMZ 50mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
- Efek samping
1. Alergi pada kulit TEN, SJS
2. Muntah
3. Mual
4. Anemia
-

Resistensi
Strain MDR mungkin membawa dihidro reductase tipe VII, dimana yang
menyebabkan resisten kepada trimethoprim.

12

Siprofloksasin
- Mekanisme
Bekerja dengan menghambat subunit A dari enzim DNA girase kuman.
Akibatnya replikasi DNA terhenti
Farmakokinetik
1. Absorbsi : diabsorbsi di usus
2. Distribusi : didistribusi dengan baik pada berbagai organ tubuh, ginjal, hati, paru,
jaringan gynekologi, prostat,

3. Metabolisme : hati
4. Eksresi : urin 30-50%, feses 15-43%

13

Siprofloksasin
-

Dosis
>1th 6-10mg/kgBB 3x sehari IV max 400mg pemberian 2 minggu
1.
2.
3.
4.
5.

Efek samping
Muntah
Mual
Hiper/hipoglikemi
Gangguan irama jantung
Kerusakan sendi

Efek samping
1. Mutasi gen gyr A yang menyebabkan subunit A dari DNA girase kuman
berubah sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lagi
2. Perubahan pada permukaan sel kuman yang mempersulit penetrasi obat ke
dalam sel
3. Peningkatan mekanisme pemompaan obat keluar sel (efflux).
14

Cefixime
- Mekanisme
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat lalah reaksi
transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel
1. Absorbsi : diabsorbsi di usus
2. Distribusi : didistribusikan ke berbagai organ tubuh, pericardial, pleura, tulang,
gallbladder, kulit, protein plasma 65%

3. Metabolisme : hati
4. Eksresi : urin 50%, feses 10%

15

Cefixime
-

Dosis
15mg/kgBB/hari selama 10 hari
-

Efek samping
1. Diare 16%

16

17

18

19

Kesimpulan

Penggunaan obat kloramfenikol merupakan lini pertama dalam tatalaksana


demam tifoid tetapi mempunyai efek samping depresis sumsum tulang
sehingga penggunaannya mulai digantikan dengan obat lain. Ampisilin
merupakan golongan penisilin yang penggunaannya dalam beberapa
penelitian lebih banyak didapatkan resistensi daripada sensitif ke salmonella
typhoid. Kotrimoksazol jarang sekali terjadi resistensi terhadap salmonella
typhoid karena merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfonamide sehingga
bila resisten ke salah 1 obat, maka 1 obat lainnya akan sensitif. Sefalosporin
dapat juga digunakan sebagai pilihan pertama karena memberikan efek
samping yang minimal hanya diare 16%.

20

Terima kasih

21

Anda mungkin juga menyukai