Anda di halaman 1dari 19

Usulan

Kesepahaman & Keseragaman


Penanganan Preeklampsia
dan Perdarahan Postpartum
di Jawa Timur
Satuan Tugas
Penurunan Angka Kematian Ibu

Preeklampsia

Perubahan klasifikasi &


diagnosis

Sebelumnya
Preeklampsia: TD 140/90
mmHg dan proteinuria
300mg/24 jam atau 1+
dipstik
Dibagi PE Ringan dan PE
Berat
PE Berat jika:
TD160/110
Proteinuri 3+
Keluhan penglihatan, serebral
dan perut
Oligouri, peningkatan SK
Trombositopenia, SGOT/SGPT
meningkat
Pertumbuhan janin terhambat
Edema paru

Sekarang
Preeklampsia: TD 140/90 mmHg dan
minimal satu dari adanya:
proteinuria 300mg/24 jam atau 1+
dipstik
Trombosit < 100.000
SK > 1,1
Peningkatan SGOT/SGPT
Edema paru
Keluhan penglihatan dan serebral

Tidak dibagi, namun tetap ada PE


dengan kondisi berat jika:
TD160/110

Nyeri kepala, gangguan penglihatan


Peningkatan SK
Trombosit < 100.000, SGOT/SGPT meningkat
Edema paru

NHBPEP 2000 & ACOG 2013

Usulan
Diagnosis preeklampsia
menggunakan yg baru:
kalo proteinuri (-), cek
SGOT/SGPT, SK dan Plt
fasilitas (-), rujuk utk
diagnostik
Pembagian berat dan
ringan pada dasarnya sama
hanya agar tidak
menggolongkan PE sebagai
penyakit ringan. Sesuaikan
dengan ICD: tetap PER dan
PEB PER harus dirujuk

Perubahan klasifikasiInternational
& diagnosis
Coding of Diseases10

Manajemen Layanan Primer

Penanganan :
- Pencegahan sebelum hamil
- Rencanakan saat, jumlah dan jarak kehamilan
saat kursus calon pengantin (perjanjian pranikah?)
melalui KB
- Promosikan pentingnya periksa hamil
- Promosikan maternal class
- Edukasi Tanda Bahaya untuk petugas dan ibu hamil
- Simulasi kasus gawat darurat obstetris tiap minggu
- Adakan peralatan "code red/ code blue"
- Catat semua wanita hamil dan determinannya
- Pantau secara ketat jumlah kunjungan untuk
periksa hamil
- Bila tidak periksa, kunjungi rumah bumil
- Periksa hamil minimal 4 x sebaiknya 12 x selama

Identifikasi faktor risiko


Riwayat pre/eklamsia pada kehamilan
sebelumnya
Indeks masa tubuh < 16 atau > 30
Primigravida
Usia < 16 tahun atau > 35 tahun
Menderita penyakit Diabetes, Hipertensi,
Ginjal, infeksi
Tangani faktor risiko sebelum hamil

Skrining Preeklampsia
Usia Kehamilan 16 24 minggu

Layanan sekunder
dan tersier:
Cek Doppler Velocimetry
Arteri Uterina

Peningkatan Rsistensi
(+) (RI A. Uterina >
0.58)

Layanan primer, sekunder dan tersier:


1.Umur 20 tahun / 35 tahun, riwayat penyakit dahulu
(Preeklampsia, hipertensi kronis, diabetes mellitus, penyakit
ginjal, penyakit jantung)
2.Body Mass Index > 30 atau < 16
3.Primi gravida / Hamil kedua dg suami berbeda
4.Mean Arterial Pressure ( {Sistolik + 2 diastolik} / 3 ) > 90
5.Roll Over Test (perbandingan diastolik posisi telentang
(supine) dengan miring kiri (left lateral reccumbent) > 15
mmHg

Screening
(+)

2 hasil (+)

Low dose Aspirin 1 x 80mg 150mg / hari


Kalsium 500mg 1000mg / hari
Vitamin E
Kontrol rutin (ANC tiap 2 mgg sd 34 mgg)
Bila:
Preeklampsia (-): perawatan rutin
Preeklampsia (Ringan) (+): Terminasi 37
minggu

Penanganan Saat Persalinan

Mintakan Persetujuan Tindakan medis s/d histerektomi pada


setiap kasus
Mintakan persetujuan pemasangan IUD / susuk post placenta
setelah penjelasan(MOW)
Manajemen aktif kala III
Berikan Misoprostol 3 buah postpartum(perrectal)
Observasi ketat 6 jam postpartum
Diupayakan persalinan per vaginam di rumah sakit

Pasien PEB + inpartu di layanan


primer: Jika tidak segera lahir
segera rujuk ke layanan sekunder
(SM terlebih dahulu)
Jika akan segera lahir inj SM
lakukan persalinan, rujuk setelah
melahirkan

Gambaran Umum Penanganan Preeklampsia


Kehamilan
Normal
Primer
Skrining
Preeklampsia
pada semua
pasien, jika
negatif kontrol
rutin (+)
Rujuk
Sekunder
Skrining
Preeklampsia
Aspirin dosis
rendah 80mg
Kalsium 5001000mg
Kontrol tiap 4
minggu, cek
DV A. Uterina
Sekunder
Preeklampsia
(-)
Perawatan
rutin

PE(Ringan)
Primer
Rujuk
Poliklinis

Sekunder
Evaluasi
kondisi
maternal (VS,
Laboratorium
Evaluasi
kondisi Janin
(USG, NST)
Sekunder
Tetap PER
Terminasi
usia
kehamilan
37 mgg

PEB
Primer
Berikan inj
SM loading
dose
Rujuk
SEGERA
Sekunder
MRS
IV line dan
kateter
Inj. SM
sesuai
prosedur
Anti HT
(nifedipin /
metildopa)
Terminasi
34 mgg
Sekunder
< 34 minggu
/ perawatan
konservatif
rawat di
sekunder
* /rujuk

Eklampsia
Primer
Stabilisasi
Berikan inj SM
loading dose
Beri oksigen,
miringkan
kepala
Rujuk SEGERA
Sekunder
IV line dan
kateter
Inj. SM sesuai
prosedur
Oksigen,
miringkan
kepala, spatel
lidah
Anti HT
Cegah kejang
ulang, cegah
komplikasi
Terminasi
setelah stabil

Komplikasi PE
Edema Paru
CVA
HELLP Syndrome
Gagal Ginjal
Primer
Stabilisasi
Berikan inj SM
loading dose
Rujuk SEGERA
Sekunder
IV line dan
kateter
Inj. SM sesuai
prosedur
Anti HT
Diuretik bila
edema paru
Rawat di
sekunder * /
rujuk tersier
Terminasi
setelah stabil
Rujuk Tersier

Catatan

Setiap kasus persalinan PEB dilakukan


perawatan nifas minimal 5 hari dengan
melihat parameter klinis dan laboratoris
maternal
KIE penggunaan KB postpartum (IUD)

Prosedur Sulfat Magnesikus


A. ALTERNATIF 1 (Pemberian kombinasi IV dan IM) untuk layanan primer,
sekunder dan tersier
Loading dose
Injeksi 4g iv (MgSO4 20%) selama 5 10 menit
Injeksi 10g im (MgSO4 40%) pelan (5 menit), masing masing pada bokong kanan
dan kiri berikan 5g. Dapat ditambahkan 1mL (Lidokain 2%) untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Maintenance Dose
Injeksi 5g im (MgSO4 40%) pelan (5 menit), pada bokong bergantian setiap 4 jam
hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang terakhir
B. ALTERNATIF 2 (Pemberian IV) hanya untuk layanan sekunder dan tersier
Injeksi 4g iv (MgSO4 dilakukan dilusi pada 100cc cairan) berikan selama 15 20
menit
Lanjutkan dengan pemberian SM 1g/jam dengan syringe / infusion pump
C. Pemberian
secara
infusion
drip (tanpa
Jika didapatkan
kejang
ulangan
setelahmenggunakan
pemberian SMpump) tidak
disarankan
Tambahan
2g iv (MgSO4 20%) selama 10 menit, dapat diulang 2 kali. Jika masih
Syarat pemberian SM wajib dipenuhi (RR 16 24, refleks patela (+),
kejang kembali beri diazepam
produksi urin 100cc/4jam sebelum pemberian (evaluasi tiap pemberian
SM maintenance (IM) pada ALTERNATIF 1, dan tiap 4 jam pada
ALTERNATIF 2)

Tatalaksana Preeklampsia Berat


Preeklampsia Berat
Evaluasi
gejala,
DJJ,
dan
laboratorium
Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis
Anti HT jika TD 160/110
< 34
minggu

cek

34
minggu

Iya

Tidak
Iya

Tidak

Terminasi
kehamilan
setelah
stabilisasi
KRS 5 hari pp

Pematangan
paru 2x24
jam
Usia kehamilan
34 minggu
KPP atau inpartu
Perburukan
maternal - fetal

Perawatan Konservatif Preeklampsia Berat


MRS
Injeksi MgSO4 profilaksis dipertahankan hingga
24 jam stop
Injeksi steroid untuk pematangan paru
(dexamethason 2 x 6mg atau betamethason 1
x 12mg diberikan selama 2 hari)
Anti hipertensi diberikan jika TD > 160 / 110
(nifedipin dan atau metildopa)
Evaluasi ketat gejala, vital sign, parameter
laboratorium (RFT, LFT, proteinurin kuantitatif,
DL), kesejahteraan janin serta tanda - tanda
pertumbuhan janin terhambat secara berkala

Syarat layanan sekunder untuk melakukan perawatan PEB


konservatif dan PEB dengan komplikasi*
1.Didapatkan konsultan fetomaternal
2.Didapatkan perawatan intensif maternal (Intensive
Care Unit)
3.Didapatkan perawatan intensif neonatal (Neonatal
Intensive Care Unit)
4.Didapatkan kamar operasi beserta timnya dan tim
anestesi yang siap 24 jam

Anda mungkin juga menyukai