BST Ca Tulang
BST Ca Tulang
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. R
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 39 tahun
Alamat
: Jl.Ngepos Raya II RT 02/I no.6 Jrakah
No CM
: 200599
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Status
: Menikah
Masuk RS
: 21-11-2012
Bangsal
: Anggrek 5
ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan penderita (27 November 2012 pkl 15.00
WIB)
Keluhan Utama : Benjolan di tungkai bawah sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
7 tahun yang lalu pasien jatuh dari sepeda motor terbentur
pada tungkai bawah kaki kanan, tidak ada luka. Pasien mengaku
kaki sebelah kanan tidak kuat jika berjinjit, tetapi tidak nyeri.
Pasien berobat ke RS kariadi dan di suntik, disana kaki pasien
tidak di foto. Beberapa bulan kemudian kaki terasa nyeri dan
membawanya ke pijat saraf, nyeri terasa membaik.
5 tahun yang lalu di tungkai bawah kanan mulai membengkak
dan terasa nyeri. Pasien berobat ke RS Tugu dan di rujuk ke RSDK,
disana pasien mondok selama 2 minggu dan dilakukan biopsi.
1 tahun yang lalu pasien mengalami kecelakaan dan dirawat di
RS tugu dan akan dilakukan operasi oleh dokter bedah orthopedi,
tetapi pasien pulang paksa.
6 bulan yang lalu benjolan pada kaki semakin membesar dan
nyeri dirasakan hilang timbul.
Saat masuk rumah sakit benjolan membesar sebesar bola basket
dan terasa nyeri, terdapat nanah dan berbau busuk.
DATA OBYEKTIF
PRIMARY SURVEY
Airway :tidak ada gangguan jalan nafas
Breathing : Pernafasan 20x/mnt
Circulation: tekanan darah 120/80mmHg, Nadi; 88x/mnt
Disability : GCS E4M6V5 = 15
SECONDARY SURVEY
PEMERIKSAAN FISIK ( tanggal 25 Mei 2011 pukul 15.30 WIB
)
Keadaan Umum: Baik.
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital
: Tekanan darah : 120/80 mmHg
RR :
20 x/mnt
Nadi
: 88 x/mnt
t : Afebris (36,8o
C)
Kepala : mesosefal, turgor dahi cukup
Mata
: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor 3 mm / 3 mm, reflek cahaya (+N/+N)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung: napas cuping (-), discharge (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Thorak :
Jantung : I : Ictus cordis tak tampak
Pa: Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm LMCS
Pe: konfigurasi jantung dalam batas normal
Au: Bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop (-)
Paru :
I : Simetris statis dinamis
Pa: Stem fremitus kanan = kiri
Pe: Sonor seluruh lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler +N/+N, suara tambahan (-/-)
Abdomen : I : datar
Pa : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Au: Bising usus (+) normal
Ekstremitas : superior
inferior
Sianosis
-/-/
Akral dingin
-/-/
Oedem
-/-/
Cap. Refill <2 dtk/<2 dtk
<2 dtk/<2 dtk
DIAGNOSIS sementara
Tumor tulang
PENATALAKSANAAN
IP.Dx : Tumor marker, MRI , CT Scan
IP.Tx :
pemberian cairan infus NaCl 0,9% 20 tpm
Pemberian antibiotik Inj. Cefazolin 2x1 gr
Pemberian analgetik Inj. Ketorolac 1 amp IV
Pemberian transfusi albumin 20% 100cc
Rencana operasi jika hasil albumin dan Hb normal
IP.Mx : Keadaan umum, darah rutin, albumin
IP.Ex :
Menjelaskan kepada keluargapasien tentang penyakit yang
diderita oleh pasien.
Menjelaskan kepada keluarga pasienmengenaipemeriksaan
yang akandijalankan untuk menegakkan diagnosis dan
mengevaluasiterapi.
Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa
diperlukantindakanoperasiuntukpenangananlebihlanjut.
PEMBAHASAN
2.
PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti fibrosarkoma
belum diketahui, penelitian biologi
molekuler terakhir mengindikasikan
peran mutasi genetik, penyimpangan
kromosom pada beberapa tumor,
kerusakan fungsi gen supresor tumor
dan timbulnya onkogen. Beberapa
sindrom bawaan berhubungan
dengan sarkoma, sebagai contoh
pasien dengan neurofibroma multiple
mempunyai 10 % risiko berkembang
menjadi neurosarkoma atau
3. GAMBARAN KLINIS
Fibrosarkoma tidak
mempunyai sifat klinis spesifik,
biasanya teraba massa solid, 3 - 8
cm, berbatas tegas pada tumor yang
masih kecil., namun pada tumor
yang sudah besar batasnya tidak
tegas, tumbuhnya lambat, seringkali
tidak nyeri, terjadi di semua bagian
tubuh yang mengandung jaringan
ikat, paling sering pada paha dan
lutut, usia 40-an.
4. DIAGNOSA BANDING
Sulit membedakan fibrosarkoma dengan
tumor sel spindle yang lain. Dengan
pemeriksaan imunohistokemik dan
ultrastruktur memungkinkan mendapat
diagnosa yang benar.
Nodular fascitis
Fibrous histiocytoma (dermatofibroma)
Clear cell sarcoma
Paget sarcoma
Malignant fibrous histiocytoma
Fibrosarcoma-like forms of synovial
sarcoma
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
spesifik.
Foto polos diperlukan untuk membantu
menentukan diagnosa, lokasi, ukuran dan
penyebaran lokal.
CT-scan sangat membantu pada kasus
sarkoma tulang, tampak tulang yang terkena,
destrusi tulang.
MRI adalah alat penunjang terbaik untuk
massa soft tissue, penyebaran dalam dan luar
tulang pada sarkoma tulang. MRI bermanfaat
dalam memberikan informasi tentang ukuran lesi,
6. PROSEDUR DIAGNOSIS
STAging
American Joint Committee on
Cancer
STAging
Derajat
IA
G1
T1
N0
M0
IB
G1
T2
N0
M0
II A
G2
T1
N0
M0
II B
G2
T2
N0
M0
III A
G3,G4
T1
N0
M0
III B
G3, G4
T1
N0
M0
IV A
Tiap G
Tiap T
N1
M0
IV B
Tiap G
Tiap T
Tiap N
M1
Jaringan asal
Bentuk maligna
Fibrous
Fibrosarcoma
Fibrohistiocytic
Lipomatous
Liposarcoma
Smooth muscle
Leiomyosarcoma
Skeletal muscle
Rhabdomyosarcoma
Blood vessel
Angiosarcoma
Lymph vessel
Lymphangiosarcoma
Perivascular
Synovial
Synovial sarcoma
10
Paraganglionic
Malignant paraganglioma
11
Mesothelial
Malignant schwannoma
12
13
Pluripotential mesenchymal
Malignant mesenchymoma
14
Neural
-Neuroblastoma
-Extraskeletal Ewing^s sarcoma
15
Miscellaneous
8. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan fibrosarkoma
adalah komplit eksisi dengan margin
adekuat. Hal ini telah dipublikasikan oleh
Enneking sekitar tahun 80-an dalam
bukunya yang berjudul Surgical principles
of musculoskeletal oncology dan telah
diterima luas. Jangan memulai dengan
terapi bedah termasuk biopsi bila tidak
dapat memberikan perawatan lengkap
pada penderita fibrosarkoma. Perawatan
lengkap ini termasuk biopsi dan
interpretasi biopsi yang didapat, akses
onkologis, onkologi radiasi dan reseksi
definitif.
9. PROGNOSIS
SEKIAN
TERIMA KASIH