Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN PENGATURAN

LALU LINTAS
Drs. MOHAMAD IDIN, M.Si

ISU
1. Ketidaklancaran, ketidaktertiban, dan

ketidakteraturan;

2. Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas

di jalan dan fatalitas;

3. Dampak pembangunan sektor lain

terhadap lalu lintas;

4. Kurangnya jaminan perlindungan

terhadap korban kecelakaan.

FILOSOFI PENGATURAN LALU


LINTAS
1.
2.

bahwa pengaturan lalu lintas harus mampu mengakomodasi setiap mobilitas


orang dan barang/jasa;
bahwa pengaturan lalu lintas harus berdasarkan prinsip keadilan, yang
mencakup mobilitas orang dan barang/jasa; mobilitas angkutan umum dan
kendaraan pribadi; mobilitas kendaraan bermotor dan tidak bermotor;
mobilitas orang dengan kemampuan berbeda;

3.

dalam kondisi tertentu pengaturan lalu lintas dapat memberikan peluang


keberpihakan kepada lalu lintas angkutan umum, kendaraan tidak bermotor,
pejalan kaki, orang dengan kemampuan berbeda;

4.

bahwa kegiatan lalu lintas merupakan tanggung jawab setiap individu;

5.

6.

bahwa keselamatan adalah hak setiap pengguna jalan dan pemerintah


berkewajiban menciptakan keselamatan berlalu lintas dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat;
bahwa kecelakaan dapat menimbulkan pemiskinan asuransi

Alasan Pengaturan
1.

Mempertegas kewenangan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa


lalu lintas di jalan;

2.

Mempertegas urutan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu


lintas;

3.

Memberikan dasar hukum dalam rangka mengendalikan tingkat


pelayanan lalu lintas sebagai akibat pembangunan pusat kegiatan;

4.

Memberikan kepastian tentang kedudukan dan kekuatan hukum


pemberlakuan alat pemberi isyarat lalu lintas, rambu, marka dan
petugas
di jalan;
Memberikan
kepastian hukum bagi pengguna jalan;

5.
6.

Mempertegas kewajiban pengguna jalan dan meningkatkan


disiplin pengguna jalan;

7.

Kepastian tanggungjawab pencegahan dan penanganan


kecelakaan serta menekan tingkat fatalitas;

8.

Kepastian perlindungan bagi pengguna jalan, pengusaha


angkutan umum, penumpang umum, awak kendaraan, pengirim
barang, dan fasilitas umum.

Tujuan Pengaturan
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk menciptakan kelancaran dan efisiensi


mobilitas
Untuk menciptakan ketertiban
Untuk memberikan keadilan dan kesetaraan
pelayanan
Untuk mewujudkan keselamatan
Untuk memberikan jaminan perlindungan bagi
pengguna jalan, pengusaha angkutan umum,
penumpang umum, awak kendaraan, pengirim
barang, dan fasilitas umum.

Siapa yang diatur ?


1.

Pemerintah (sebagai regulator, penegak hukum, dan penyelenggara lalu lintas);

2.

Pengguna jalan (pejalan kaki, pengemudi kendaraan bermotor, dan pengemudi


kendaraan tidak bermotor);

3.

Kegiatan sektor lain yang memberi dampak terhadap lalu lintas di jalan.

Kapan dilakukan pengaturan ?


1.
2.
3.

Pemerintah: kegiatan perencanaan, pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan


dan pengawasan;
Pengguna jalan: setiap menggunakan jalan umum;
Kegiatan sektor lain: setiap pembangunan yang diduga menimbulkan dampak
lalu lintas yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan

Tanggung jawab PERHUBUNGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

identifikasi masalah Lalu Lintas;


inventarisasi dan analisis situasi arus Lalu Lintas;
inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung Kendaraan;
inventarisasi dan analisis dampak Lalu Lintas;
penetapan tingkat pelayanan (Kuantitatif V/C dan Kualitatif) ;
penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan Jalan dan
gerakan Lalu Lintas.
8. penetapan kebijakan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas
pada jaringan Jalan tertentu;
9. pemberian informasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan
yang telah ditetapkan.
10. pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan
Jalan yang berkaitan langsung dengan Pengguna Jalan;
11. penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan;
12. tindakan korektif terhadap kebijakan.

Tanggung jawab Kepolisian


1. identifikasi masalah Lalu Lintas;
2. inventarisasi dan analisis situasi arus Lalu Lintas;
3. inventarisasi dan analisis angka pelanggaran dan Kecelakaan
Lalu Lintas;
4. inventarisasi dan analisis dampak Lalu Lintas;
5. penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan
jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas.
6. optimalisasi operasional rekayasa Lalu Lintas dalam rangka
meningkatkan ketertiban, kelancaran, dan efektivitas
penegakan hukum.
7. penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan;
8. tindakan korektif terhadap kebijakan; dan
9. tindakan penegakan hukum.

Anda mungkin juga menyukai