PENDAHULUAN
1. Karena barang belum tersedia, pembeli kadang-kadang harus
indent atau memesan terlebih dahulu kepada penjual. Hal ini
merupakan jual beli akad Istisnha.
2. Akad Istisnha pada dasarnya adalah suatu jenis dari Akad
Salam. Bedanya akad Salam keseluruhan pembayaran
dilakukan diawal akad, tetapi akad istisnha pembayarannya
bisa dilakukan secara angsuran.
3. Kalau akad salam cocok untuk Pembelian produk hasil
pertanian, akad istisnha cocok untuk pembelian produk
manufaktur (konstruksi, gedung, mesin mobil/motor, dan
sebagainya).
Sesuai spesifikasi
Karaketristik barang
diketahui
Salam
Istishna
Pokok
kontrak
Muslam fihi
Mashnu
Harga
Dibayar saat
kontrak
Sifat
kontrak
Mengikat secara
asli
(thabii)
Mengikat secara
ikutan (thabai)
Kontrak
paralel
Salam paralel
Istishna paralel
JENIS ISTISNHA
Istisnha
Istisnha
Parallel
SKEMA ISTISNHA
Keterangan:
1. Melakukan AKAD ISTISNHA,
2. Penjual memesan & membeli dari Suplier/produsen,
3. Barang dari produsen diserahkan kepada penjual,
4. Barang diserahkan kepada pembeli, dan
5. Pembayaran oleh pembeli.
DASAR SYARIAH
Masyarakat telah mempraktekkan istishna secara luas dan terus menerus tanpa
ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna sebagai kasus
ijma atau konsensus umum.
Keberadaan istishna didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang
seringkali memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka
cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk
mereka.
Istishna sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama
tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
RUKUN ISTISNHA
1. PELAKU
2. OBYEK AKAD
3. IJAB KABUL
BERAKHIRNYA ISTISNHA
Kondisi-kondisi berikut:
a.
b.
c.
selesai):
Dr. Piutang Istishna(sebesar nilai tunai) xxx
Cr. Termin Istishna
xxx
Termin istishna tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang
dari akun Aset Istishna dalam penyelesaian.
Pada saat penerimaan tagihan, jurnal::
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx
Cr. Piutang Usaha
xxx
xxx
xxx
SAMPAI DI SINI