Pembimbing:
dr. I Nyoman Suarjana, Sp. PD, KR, FINASIM
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Juni, 2016
Definisi OA
Osteoarthritis (OA) merupakan sindroma
klinis nyeri sendi yang disertai dengan
berbagai derajat limitasi fungsi dan
berkurangnya quality of life
OA merupakan suatu penyakit
degenaratif akibat kegagalan sendi yang
bersifat kronis dan menyerang
persendian terutama kartilago sendi.
Epidemiol
ogi
Etiologi
Etiologinya tidak
diketahui
Faktor Resiko :
1. Umur : Semakin meningkat dengan
bertamabahnya umur;
2. Jenis Kelamin : umur lebih 55 tahun (wanita)
dan kurang dari 45 tahun (pria)
3. Suku bangsa ;
4. Genetik;
5. Kegemukan dan penyakit metabolik;
6. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah
raga : pemakaian sendi yang terus menerus
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
a.Nyeri Sendi ;
b.Kaku pada pagi hari ( morning
stiffness) ;
c. Hambatan pergerakan sendi ;
d.Krepitasi ;
e.Perubahan bentuk sendi ;
f. Perubahan gaya berjalan.
DIAGNOSIS
A. Klinis:
1.
1.
2.
2.
3.
krepitus
3.
4.
5.
6.
2.
3.
Krepitus
4.
5.
pembesaran tulang
6.
7.
LED<40 mm/jam
8.
RF <1:40
9.
TATALAKSANA
Penggunaan Platelet Rich Plasma (PRP) pada
Osteoartritis
Platelet Rich Plasma (PRP) adalah fraksi plasma darah dengan
konsentrasi trombosit 3-5 kali di atas nilai normal (konsentrasi trombosit
dalam whole blood).
Trombosit mengandung lebi dari 30 bioaktif, berupa faktor pembekuan,
berbagai sitokin, dan kemokin yang berperan penting dalam proses
penyembuhan luka, respon akut jaringan terhadap trauma, serta terlibat
dalam proses fisiologis seluler, misalnya pertumbuhan, diferensiasi,
dan replikasi sel.
PRP bekerja meningkatkan konsentrasi dari autologous growth factor, pelepasan protein, serta
sitokin dari alpha-granules yang akan membantu proses penyembuhan pada tingkatan sel.
Ketika PRP disuntikkan ke tempat yang cedera, trombosit diaktifkan oleh trombin endogen dan / atau
intra-articular kolagen,lalu dikeluarkan berupa faktor pertumbuhan yang berasal dari granula
pertumbuhan:platelet-derived growth factor (PDGF), interleukin-1 antagonis reseptor (IL-1RA),
reseptor larut oftumor necrosis factor (TNF-RI), Transforming Growth Factor (TGF), Platelet factor 4
(PF4), vascular endothel growth factor (VEGF), epidermal growth factor (EGF), insulin-like growth
factor (IGF), osteocalcin (Oc), osteonectin (On), fibrinogen, vit-ronectin, fibronektin dan
thrombospondin-1 (TSP-1).
Beberapa mediator tersebut bertindak sebagai agen anti-katabolik dan anti-inflamasi. Antagonis IL-1
menghambat aktivasi reseptor gen NF B, sitokin yang terlibat dalam apoptosis dan proses inflamasi.
Kemudian, reseptor larut dari faktor tumor necrosis mengikat TNF, mencegah interaksi dengan
reseptor seluler dan pro-inflammatorynya. TGF-1 juga bertindak sebagai faktor penghambat dalam
menghancurkan kartilago
.
IGF1, PDGF, TGF1 menudukung stabilisasi kartilagi dengan mengontrol
fungsi metabolisme tulang subchondral dan chondrocyt, serta stimulasi
profilasi chondrocyt
THANK YOU