Peninjauan
1. Gambaran Umum
2. Sifat Fungsional Protein
3. Modifikasi Protein:
Soy Protein Concentrate
Pendahuluan
Kata Protein berasal dari bahasa Greek (1844) berarti
proteios (primary, utama) atau protos (first, pertama).
Secara umum, molekul protein mengandung nitrogen
16 %, karbon 50 %, hidrogen 7 %, oksigen 22 % dan
sulfur 0,5-3 %.
Fungsi protein dalam sel hidup :
Zat pembangun tubuh
Memperbaiki sel yang rusak
Sumber energi
Zat pembawa
Zat pelindung
Sebagai biokatalisator.
http://www.tutorvista.com
Struktur
Molekul
Kelarutan
Ada/Tidaknya
Senyawa
Lain
Fibriler
Globuler
Albumin
Globulin
Glutenin
Gliadin
Histon
Protamin
Sederhana
Protein yang
mengandung senyawa
non-protein
Sifat Kelarutan
Larut dalam air dan larutan garam.
Tidak mempunyai
asam amino khusus
Globulin
Protamin
Histon
Skleroprotein
Hidrofobik
Hidrofilik
Non-polar
Kelarutan dalam air rendah
Semakin banyak R alifatik, semakin
hidrofobik
Alanin, Luesin, Isoleusin, Valin, Triptofan
Polar
Tidak bermuatan
Serin, Gluten, Sistein Tyrosin
Bermuatan Positif
pH 7,0
Bermuatan Negatif
pH 7,0
Aspartam, Glutamat
Funcional Properties
Surface
Properties
Func.
Properties
Gelation
Shelf Life
Sensory
Emulsions
Foams
Tipe Reaksi
Solvasi Protein
Pengikatan HOH
Penebalan, Pengikatan
Sup, gravies
HOH
Pembentukan & pengaturan Daging & keju
matriks protein
Protein beraksi sebagai
bahan adhesiv
Ikatan hidropobic pada
gluten, ikan disulfida pada
gel
Pembentukan dan
stabilisasi oleh emulsi
lemak
Pengikatan asam lemak
bebas
Adsoprsi, pengikatan
Pembentukan film stabil
untuk mengikat gas
Foaming
Kemampuan setiap unit berat protein utk memproduksi
area pembuihan antara molekul dan menstabilkan
lapisan tersebut dari tekanan internal maupun eksternal
Protein yang membentuk larutan viscous, gel yang
kohesif dan elastisitas tinggi akan membentuk foam
yang stabil
Pembentukan Buih
Laju adsopsi pada
rongga
Emulsi
Emulsi terdir dari dua larutan yang tidak dapat saling
bercampur (immiscible), air dan minyak. Terdapat fase
yang terdispersi dan fase yang nelingkupi, disebut fase
kontinyu. Terbentuknya kondisi emulsi air dalam minyak
ataupun minyak dalam air bergantung pada konsentrasi
setiap larutan dan kondisi lingkungan.
Emulsi ini,
biasanya tidak stabildan biasanya fase akan terpisah .
Untuk menstabilkannya, dibutuhkan emulsifier.
Protein memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik, sehingga
efektif
digunakan
sebagai
emulsifier.
Protein
mengadsorpsi diantara permukaan fase air taupun
minyak dan menstabilkan fase air dan minyak tersebut
(Rodriguez Patino et al, 2008)
Gelasi [Koagolasi]
Gelasi adalah proses berubahnya struktur protein sehingga
denaturasi yang terjadi bersifat ireversible dan protein
tersebut menjadi tidak larut. Pada proses ini gumpalangumpalan protein sudah membentuk massa homogen
seperti gel. Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi
adalah asam (pH) dan garam, serta suhu
Shelf Life
Protein dapat mempengaruhi umur simpan produk dengan
meningkatkan aktivitas antioksidan, mempengaruhi
pertukaran gas, aktivitas antimikroba, atau dengan
stabilisasi dari emulsii ataupun foam pada produk
(del Rosario, 2011)
Susu
Emulisfier
Protein susu memiliki gugus asam
amino hidrofilik dan hidrofobik
yang memungkinkan mengikat
air disatu sisi dan mengikat
molekul lemak disisi lain.
Produk: es krim, produk
bakery (cakes, pastry), sosis,
produk
formula,
dan
minuman berbasis susu
Pembentuk Foam (Buih)
Protein mampu membentuk buih
yang stabil, protein whey
dilaporkan mampu membentuk
buih yang baik dan mantap.
Produk: whipping cream, es
krim dan cakes.
Koagulasi
Kasein
Whey
Kasein mudah
mengalami gelasi
pada pH 4,6 atau
dengan bantuan
enzim protoelitik
(keju)
Membentuk gel
kondisi pH sekitar
netral (6,5-8) dan
disertai pemanasan
(sosis, puding,
cake)
Gandum
Product
Pizza Crust
Vienna Bread, Hamburger
Buns, Hard Rolls, Bran
Brown Soft Roll
Wheat Bread wuth Bran
Salad rolls
Multi-grain Brand
High Protein Bread
Whole Meals FiberIncreased
WW Bread from Flaked
Wheat
Brean with Low Slice Weight
Use Level
(%, Flour
Basis)
1-2
2
3
4
4-5
5
6
10
30
Telur
Roti
Memberi kesan penuh, flavor, warna, nutrisi dan
menstabilkan struktur, memberi warna cokelat
pada kulit (crust)
Cake
Meningkatkan
volume
tinggi,
emulsifier,
melarutkan
bahan-bahan
kering,
mempertahankan kesan basah, memberi kesan
penuh, flavor,
memberi warna dan nurtrisi.
Cookies
Memungkinkan aerasi dalam adonan dan
menstabilkan struktur.
Muffin
Meningkatkan volume, memperbaiki tekstur dan
membentuk efek pastry.
Sweet good
Menghaluskan tekstur, pengental, penambah
kesan penuh, flavor, lainnya warna, nutrisi,
nutrisi dan pengemulsi.
Albumen
Protein
(%BK)
Ovalbumin
Conalbumin
Ovomucoid
Ovomucin
Lisozime
Globulin G2
Globulin G3
Avidin
Source: Powrie & Nakai, 1985
54,0
12,0
11,0
3,5
3,4
4,0
4,0
0,05
Soy Flour
Partially Defatted Extrude Soy Flours
Textured Soy Flour
Soy Protein Concentrates
Soy Protein Isolate
Dairy
Pengganti Susu
Produk Daging
Susu Formula Bayi
Minuman Bernutrisi
Sup Krim & Saos
Makanan Ringan
Keunggulan SPI
Utamanya digunakan dalam produk daging untuk
memperbaiki tekstur dan kualitas serta palatabilitas
(eating quality) produk olahannya.
Kandungan protein sangat tinggi yaitu sekitar 90% CP
(crude protein).
SPI mensuplai protein kualitas tinggi yang mengandung
semua asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan.
SPI ini sepadan dalam kualitas dengan protein dari
produk-produk ternak dan hampir tak mengandung
lemak,
SPI tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuhnya
sedikit atau hampir tidak ada.
Preparasi SPI
Protein diekstraksi dari flakes kedelai yang sudah tidak
lagi mengendung lemak dengan menggunakan air atau
alkali pada pH 8-9,
Diikuti dengan sentrifugasi untuk menghilangkan fibrous
tak terlarut, pH diturunkan hingga 4,5 agar protein
terpresifitasi menjadi curd,
Pemisahan curd dari oligosakarida terlarut dengan
sentrufugasi,
Di-spray drying untuk memperoleh isolat isoelektrik.
Isolat kemudian dinetralkan dengan menggunakan
garam K atau Na.
Referensi
1) Anonym, 2012. What is Gluten. www.wisegeek.com
2) Anonym, 2013. Kenalii Fungsii Telur pada Produk Bakery. www.bakeryindonesia.co.id
3) Suryanto, Edi. 2011. Penggunaan Protein kedelai pada Industri Olahan Daging.
www.foodreview.biz
4) Cabra Vanessa, et al. 2008. Emulsifying Properties of Protein. Jurnal Bo.Soc. Quim
Volume 2. Mexico
5) H.J. Harmen, et al. Application Potential of Food Protein Modification. TI Food and
Nutrition, An Wageningen.
6) G. Endres Joseph. 2001. Soy Protein Product: Characteristics, Nutritional Aspect,
and Utilization. AOCS Press. Illinois.
7) Claudia, Ana. 2006. Albumen Protein and Functional properties if Gelation and
Foaming. Jurnal Science Agri Piracicaba Vol.63. Brazil.
8) Wieser, Herbert. Chemistry of Gluten Protein. German Research Centre of Food
Chemistry. Germany
9) C. Maningat, et al. 1994. Wheat Gluten in Food. Jurnal Research Departement;
Technical Bulletin Vol.16. USA
10) Weingarnert, Karl, et al. Soy Protein Appliation in nutrition & Food Technology.
National Soybean research Laboratory. University of Illinois.
Tugas
1. Perbedaan antara denaturasi, koagulasi dan presifitasi
2. Bagaimana protein meningkatkan daya simpan?
Hubungannya dengan antioksidan!
3. Apa kekhususan metode spray drying sehingga dipilih
sebagai metode yang digunakan dalam pembiatan
ISP?
4. Perbedaan Crude Protein dan True Protein
5. Jenisjenis protein yang menimbulkan sifat-sifat
fungsional pada produk (Tabel 1).
Denaturasi
Denaturasi didefinisikan sebagai perubahan besar dalam
struktur alami (gangguan pada struktur tersier ataupun
sekunder)yang tidak melibatkan perubahan dalam
urutan asam amino.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya denaturasi
adalah pemanasan, asam basa, perubahan pH yang
ekstrim,
Denaturasi protein dapat menyebabkan insolubilitasi
(viskositas naik) yang dpat mempengaruhi sifat-sifat
fungsional protein.
Denaturasi protein dapat meningktakan daya cerna
protein
Koagulasi
Koagulasi (gelasi) adalah hasil denaturasi protein, yang
dimulai dengan interaksi intermolekul dan intramolekul
kovalen dan non-kovalen, termasuk ikatan disulfida (SS)
dan interaksi hidrofobik (Jaczynski dan Park, 2004).
FAKTOR-FAKTOR
1. Suhu
2. Konsentrasi
Protein
3. pH
4. Garam
5. Kalsium
6. Sulfhydryl
Lipatan-lipatan
tersier&sekunder
protein terbuka
Pengikatan Air
Koagulasi
Interaksi
antarprotein
Immobilisasi air
Presifitasi
Presipitasi protein adalah pengendapan yang terjadi karena
penggumpalan yang parsial. presipitasi disebabkan oleh
berkurangnya kelarutan protein (perubahan fisik) yang
terjadi karean perubahan kimia. Seperti halnya
denaturasi protein, presipitasi juga disebabkan oleh
factor kimia dan fisika.
Presipitasi disebabkan oleh pengembangan molekul
protein akibat unfolding. Presipitasi juga terjadi akibat
terganggunya kesetabilan koloid yang disebabkan oleh
menurunnya muatan elektrostatik protein sehingga gaya
gravitasi akan lebih dominan dibandingkan gaya tolakmenolak antar molekul.
Produk
Pangan
Nitrogen
Protein
Nitrogen
NPN
CP = P + NPN
TP = NP