Tujuan Pembahasan
Mampu mendiagnosis dan membedakan jenis
abortus.
Mampu melakukan penanganan awal dan
perencanaan tindak lanjut pada abortus.
Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Identitas Pasien
Nama
No. register
: 12029145
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat
: Patianrowo, Kertosono
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan : 1 April 2016
: Ny. N
Anamnesis
Keluhan utama
Perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari lalu
Riwayat menstruasi
Menarche
: usia 14 tahun
Siklus Haid : teratur, 28 hari
Lama haid : 5 hari
HPHT
: 17 Januari 2016
HPL
: 24 Oktober 2016
UK
: 10 minggu 5 hari
Riwayat
Pernikahan
Riwayat
Obstetri
Riwayat
ANC
Riwayat
Pernikahan
Riwayat
Obstetri
Riwayat
ANC
Riwayat
pengobatan
Riwayat
penyakit
dahulu
Riwayat
penyakit
keluarga
Belum berobat
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis (GCS E4V5M6)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi
: 98x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,9oC
Kepala
Mata : mata cekung (-/-),
konjungtiva palpebra anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering.
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Inspeksi : tak ada deformitas, tak ada ketinggalan gerak
Palpasi : vokal fremitus paru kanan kiri sama, tak ada
ketinggalan gerak
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi :
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
Cor : bunyi S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop
(-).
Abdomen
Inspeksi : Flat, benjolan (-), scar SC (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Extremitas
Atas
Bawah
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Akral
Hangat
Hangat
Hangat
Hangat
CRT
< 2"
< 2"
< 2"
< 2"
Edema
Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar:
Inspeksi
: abdomen tidak membuncit, tidak tampak
striae gravidarum, tampak scar post operasi sc.
Palpasi
: abdomen supel, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat massa tumor. TFU tidak dapat
diukur.
Perkusi
: tympani.
Auskultasi : DJJ tidak dapat dinilai, bising usus (+)
normal.
Pemeriksaan Dalam :
Vaginal Toucher / VT :
Vulva / Urethrae tenang
Dinding vagina licin
Porsio licin dan kenyal
Servik terbuka 1 jari ketat, teraba jaringan
STLD (+)
AK(-)
Rencana Penatalaksanaan
Inf. RL 20 tpm makro
Cek lab DL, golda dan rhesus
USG
Rencana kuretase
Prognosis
Quo ad Vitam
: ad bonam
Quo ad Functionam
: ad bonam
Quo ad Sanationam
: ad bonam
A. DEFINISI
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi
B. INSIDENSI
Insiden aborsi di pengaruhi oleh umur ibu dan
riwayat obstetri
Frekuensi abortus di perkirakan sekitar 10-15%
dari semua kehamilan
80% kejadian abortus terjadi pada usia
kehamilan < 12 minggu
Dari 1000 kejadian abortus, 50% merupakan BO
dan 50-60% disebabkan oleh abnormalitas
kromosom.
C. ETIOLOGI
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan pada genitalia ibu
3. Gangguan sirkulasi placenta
4. Riwayat penyakit Ibu
5. Antagonis Rhesus
6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis resus, darah ibu yang melalui placenta
merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada
fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi
Contohnya: obat-obatan uteretonika, ketakutan,
laparotomi,dll.
D. PATOFISOLOGI
Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
<8 minggu embrio rusak atau cacat, sebagian desidua dan villi chorialis
8-14 minggu diawali pecahnya selaput ketuban lebih dulu diikuti pengeluaran
janin yang cacat, plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri banyak
pendarahan
F. KLASIFIKASI
a. Abortus spontan
Abortus Insipiens (inivitable)
Abortus Komplit
Abortus Inkomplet
Abortus Habitualis
Missed Abortus
Abortus Infeksiosus/ Septik
b. Abortus Provokatus
Abortus Kriminalis
Abortus Terapeutik
Abortus Spontan
- Abortus imminens
pendarahan dari uterus pada kehamilan <20
minggu
pendarahan melalui ostium uteri eksternum
hasil konsepsi masih dalam uterus
tanpa ada dilatasi serviks
mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
membesar sesuai umur kehamilan, serviks belum
membuka, tes kehamilan positif.
Penatalaksanaan:
Istirahat Tirah baring, Pemeriksaan USG, pemberian
hormon progesteron dan estrogen tidak di anjurkan
(kontroversi), tidak melakukan koitus, ada alat
kontrasepsi dalam rahim harus di angkat
Penatalaksaan :
tidak ada kemungkinan untuk kelangsungan hidup
janin
Injeksi Oksitosin secara Intravena (20 unit dalam
1000 ml larutan RL) untuk memajukan Kelahiran
janin
- Abortus Komplit
Seluruh hasil konsepsi
di keluarkan
Perdarahan pervaginam ringan
kontraksi uterus
ostium uteri eksternum mulai menutup
pasien datang dengan rasa nyeri abdomen yang
sudah hilang
- Abortus Inkomplet
Sbagian hasil konsepsi
telah keluar dari cavum uteri
Sering terjadi pada UK < 12
minggu
disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus dalam
usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi
- Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi >3x / lebih secara
berturut-turut
penderita tidak sulit untuk hamil, tetapi
kehamilan berakhir sebelum 28 minggu
Dilatasi serviks menjadi ciri khas keadaan ini
Etiologi yang paling banyak di ajukan adalah
adanya antibodi terhadap fosfolipid dan adanya
inkompetensi serviks
Missed Abortus
Kematian janin pada Usia <20 minggu
tidak dikeluarkan hingga 8 minggu lebih
Gejala subjektif menghilang, uterus mengecil, tes
kehamilan (-)
Tatalaksana: kuretase
b. Abortus Provokatus
--> Abortus provokatus adalah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan
baik menggunakan alat maupun obat-obatan.
Abortus Terapeutik adalah abortus provokatus
yang dilakukan atas indikasi medis
Abortus Kriminalis adalah abortus provokatus
yang dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi
perbuatan yang tidak legal atau melanggar hukum.
G. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi vulva
b. Inspekulo
c. VT
Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan
b. Pemeriksaan Doppler atau USG
C. Pemeriksaan level homocysteine
H. KOMPLIKASI
Perdarahan yang menyebabkan haemorrhagic shock
Infeksi
Sepsis pasca abortus provokatus
Sinechia intrauterine (Ashermans syndroma)
Infertilitas
Perforasi, cedera vesika urinaria atau usus akibat tindakan
kuretase
Pembentukan fistula