Anda di halaman 1dari 40

Abortus incomplete

DR. FITRINA NOOR F.P.

Tujuan Pembahasan
Mampu mendiagnosis dan membedakan jenis

abortus.
Mampu melakukan penanganan awal dan
perencanaan tindak lanjut pada abortus.
Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Identitas Pasien

Nama

No. register
: 12029145
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat
: Patianrowo, Kertosono
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pemeriksaan : 1 April 2016

: Ny. N

Anamnesis

Keluhan utama
Perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari lalu

Riwayat penyakit sekarang


Flek-flek dari jalan lahir sejak 3 hari lalu.
Dirasakan semakin banyak mulai kemarin
Warna darah merah segar disertai gumpalan darah
mrongkol (+), kadang disertai nyeri perut (+),
dalam sehari ganti pembalut 3 kali. Mual (-),
muntah (-), pusing (-), BAB BAK tak ada keluhan.

Riwayat menstruasi
Menarche

: usia 14 tahun
Siklus Haid : teratur, 28 hari
Lama haid : 5 hari
HPHT
: 17 Januari 2016
HPL
: 24 Oktober 2016
UK
: 10 minggu 5 hari

Riwayat
Pernikahan

Merupakan pernikahan yang pertama dan


sudah berumah tangga selama 5 tahun.

Riwayat
Obstetri

Laki-laki, aterm, berat badan lahir 3000


gram, lahir secara SC, ditolong oleh
dokter, usia anak sekarang 4 tahun, sehat.
Hamil ini

Riwayat
ANC

ANC 1 kali di bidan

Riwayat
Pernikahan

Merupakan pernikahan yang pertama dan


sudah berumah tangga selama 5 tahun.

Riwayat
Obstetri

Laki-laki, aterm, berat badan lahir 3000


gram, lahir secara SC, ditolong oleh
dokter, usia anak sekarang 4 tahun, sehat.
Hamil ini

Riwayat
ANC

ANC 1 kali di bidan

Riwayat
pengobatan
Riwayat
penyakit
dahulu
Riwayat
penyakit
keluarga

Belum berobat

Pasien tidak pernah keguguran sebelumnya

Riwayat Penyakit Jantung : disangkal


Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Asma Bronkhial : disangkal

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis (GCS E4V5M6)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi
: 98x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,9oC

Kepala
Mata : mata cekung (-/-),
konjungtiva palpebra anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-)
Mulut : sianosis (-), bibir kering.
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks
Inspeksi : tak ada deformitas, tak ada ketinggalan gerak
Palpasi : vokal fremitus paru kanan kiri sama, tak ada
ketinggalan gerak
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi :
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
Cor : bunyi S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop
(-).

Abdomen
Inspeksi : Flat, benjolan (-), scar SC (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Extremitas

Atas

Bawah

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

Akral

Hangat

Hangat

Hangat

Hangat

CRT

< 2"

< 2"

< 2"

< 2"

Edema

Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar:
Inspeksi
: abdomen tidak membuncit, tidak tampak
striae gravidarum, tampak scar post operasi sc.
Palpasi
: abdomen supel, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat massa tumor. TFU tidak dapat
diukur.
Perkusi
: tympani.
Auskultasi : DJJ tidak dapat dinilai, bising usus (+)
normal.

Pemeriksaan Dalam :
Vaginal Toucher / VT :
Vulva / Urethrae tenang
Dinding vagina licin
Porsio licin dan kenyal
Servik terbuka 1 jari ketat, teraba jaringan
STLD (+)
AK(-)

Rencana Penatalaksanaan
Inf. RL 20 tpm makro
Cek lab DL, golda dan rhesus
USG
Rencana kuretase

Prognosis
Quo ad Vitam

: ad bonam
Quo ad Functionam
: ad bonam
Quo ad Sanationam
: ad bonam

A. DEFINISI
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.


Batasan yang digunakan adalah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.

B. INSIDENSI
Insiden aborsi di pengaruhi oleh umur ibu dan

riwayat obstetri
Frekuensi abortus di perkirakan sekitar 10-15%
dari semua kehamilan
80% kejadian abortus terjadi pada usia
kehamilan < 12 minggu
Dari 1000 kejadian abortus, 50% merupakan BO
dan 50-60% disebabkan oleh abnormalitas
kromosom.

C. ETIOLOGI
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan pada genitalia ibu
3. Gangguan sirkulasi placenta
4. Riwayat penyakit Ibu
5. Antagonis Rhesus
6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi


a. Kelainan kromosom
Aneuploidy atau kelainan jumlah kromosom pada
Turners Syndrome, Monosomy X, kegagalan
trofoblast untuk melakukan implantasi dengan
adekuat pada 20% kasus, gangguan pada placenta,
maupun kematian pada janin.
b. Lingkungan kurang sempurna
c. Pengaruh dari luar (teratogen)

2. Kelainan pada genitalia ibu


Misalnya pada ibu yang menderita :
a. Anomali kongenital
b. Kelainan letak dari uterus
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam nidasi
dari ovum yang sudah dibuahi
d. Uterus terlalu cepat teregang
e. Distorsi uterus

3. Gangguan sirkulasi placenta


pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi,
toksemia gravidarum dan anomali placenta
4. Penyakit Ibu
Misalnya pada pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, anemia berat, keracunan,
peritonotis, toksoplasmosis, sifilis, tuberkulosis,
diabetes melitus, dan penyakit sistemik berat.

5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis resus, darah ibu yang melalui placenta
merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada
fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi
Contohnya: obat-obatan uteretonika, ketakutan,
laparotomi,dll.

D. PATOFISOLOGI
Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan

sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.

<8 minggu embrio rusak atau cacat, sebagian desidua dan villi chorialis

cenderung dikeluarkan secara in toto meskipun sebagian dari hasil konsepsi


masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servicalis

8-14 minggu diawali pecahnya selaput ketuban lebih dulu diikuti pengeluaran

janin yang cacat, plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri banyak
pendarahan

14-20 minggu janin dikeluarkan diikuti keluarnya placenta, Kadang-kadang

plasenta masih tertinggal dalam uterus menyebabkan gangguan kontraksi


uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak

E. TANDA DAN GEJALA


Nyeri di perut bagian bawah mulai dari ringan dan

intermitten tetapi secara bertahap menjadi lebih


hebat.
Nyeri pada punggung
Perdarahan dari vagina merupakan gejala yang
paling khas dimana jumlah perdarahan cenderung
lebih banyak daripada haid

F. KLASIFIKASI
a. Abortus spontan
Abortus Insipiens (inivitable)
Abortus Komplit
Abortus Inkomplet
Abortus Habitualis
Missed Abortus
Abortus Infeksiosus/ Septik
b. Abortus Provokatus
Abortus Kriminalis
Abortus Terapeutik

Abortus Spontan

- Abortus imminens
pendarahan dari uterus pada kehamilan <20
minggu
pendarahan melalui ostium uteri eksternum
hasil konsepsi masih dalam uterus
tanpa ada dilatasi serviks
mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
membesar sesuai umur kehamilan, serviks belum
membuka, tes kehamilan positif.

Penatalaksanaan:
Istirahat Tirah baring, Pemeriksaan USG, pemberian
hormon progesteron dan estrogen tidak di anjurkan
(kontroversi), tidak melakukan koitus, ada alat
kontrasepsi dalam rahim harus di angkat

- Abortus Insipiens (inivitable)


abortus yang sedang berlangsung
pendarahan pervaginam <20 minggu
adanya pembukaan servik
tanpa pengeluaran hasil konsepsi
nyeri perut bagian bawah

Penatalaksaan :
tidak ada kemungkinan untuk kelangsungan hidup
janin
Injeksi Oksitosin secara Intravena (20 unit dalam
1000 ml larutan RL) untuk memajukan Kelahiran
janin

- Abortus Komplit
Seluruh hasil konsepsi
di keluarkan
Perdarahan pervaginam ringan
kontraksi uterus
ostium uteri eksternum mulai menutup
pasien datang dengan rasa nyeri abdomen yang
sudah hilang

- Abortus Inkomplet
Sbagian hasil konsepsi
telah keluar dari cavum uteri
Sering terjadi pada UK < 12
minggu
disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus dalam
usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi

Gambaran klinis: Nyeri mulai dari ringan dan

intermiten, Pendarahan pervaginam , Biasanya


pasien telah melewatkan 2 siklus haid,
Diagnosis di tegakan dengan terlihatnya
jaringan plasenta atau janin

Penatalaksanaan: Hasil konsepsi yang di

keluarkan atau pendarahan menjadi berlebih


maka evakuasi uterus segera diindikasikan
untuk meminimalkan pendarahan dan resiko
terjadinya infeksi.

- Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi >3x / lebih secara
berturut-turut
penderita tidak sulit untuk hamil, tetapi
kehamilan berakhir sebelum 28 minggu
Dilatasi serviks menjadi ciri khas keadaan ini
Etiologi yang paling banyak di ajukan adalah
adanya antibodi terhadap fosfolipid dan adanya
inkompetensi serviks

Missed Abortus
Kematian janin pada Usia <20 minggu
tidak dikeluarkan hingga 8 minggu lebih
Gejala subjektif menghilang, uterus mengecil, tes
kehamilan (-)
Tatalaksana: kuretase

- Abortus Infeksiosus/ Septik


Abortus yang disertai infeksi pada genitalia
pendarahan pervaginam yang bau
adanya tanda infeksi seperti demam, takikardi
uterus yang besar dan lembek
nyeri tekan
leukositosis

b. Abortus Provokatus
--> Abortus provokatus adalah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan
baik menggunakan alat maupun obat-obatan.
Abortus Terapeutik adalah abortus provokatus
yang dilakukan atas indikasi medis
Abortus Kriminalis adalah abortus provokatus
yang dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi
perbuatan yang tidak legal atau melanggar hukum.

G. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi vulva
b. Inspekulo
c. VT
Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan
b. Pemeriksaan Doppler atau USG
C. Pemeriksaan level homocysteine

H. KOMPLIKASI
Perdarahan yang menyebabkan haemorrhagic shock
Infeksi
Sepsis pasca abortus provokatus
Sinechia intrauterine (Ashermans syndroma)
Infertilitas
Perforasi, cedera vesika urinaria atau usus akibat tindakan
kuretase
Pembentukan fistula

Anda mungkin juga menyukai