Anda di halaman 1dari 28

ASMA BRONKIAL

Abdul Aziz Marwan


Dokter Internship

Identitas Pasien

Nama
: An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 4 tahun
Alamat
: Samarinda Seberang
Masuk Rumah Sakit: 5 Maret 2016,
pukul 1.30 WITA

Anamnesis

Keluhan Utama: Sesak nafas


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke UGD RSUD Moeis dengan sesak nafas.


Sesak nafas dirasakan sejak 2 jam sebelum masuk rumah
sakit. Menurut orangtuanya, pasien mengalami sesak
bukan pertama kalinya. Pasien pertama kali mengalami
sesak saat usia 2 tahun. Terakhir kali pasien sesak kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengaku sesak
sering kambuh hampir setiap bulan ketika memakan
coklat dan ice cream ataupun saat flu. Sesak tidak
mengganggu aktifitas. Batuk, pilek, nyeri dada, demam,
mual, muntah, nyeri menelan disangkal orang tua pasien.
BAB dan BAK lancar tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sesak berulang sejak usia 2 tahun.
Terakhir kali pasien ke rs karena sesak +2 bulan lalu.
Riwayat alergi susu formula saat usia 1 tahun.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien memiliki riwayat asma

Riwayat Pengobatan
Orang tua pasien mengaku sudah sering anaknya
diuap hampir sebulan sekali setiap keluhan sesaknya
kambuh. Pasien terakhir kali diuap + 2 bulan yang
lalu.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Respirasi : 44 x/menit
Suhu : 36,7 C

Sa O2 : 96%
BB:14kg TB:102cm

Kepala : Normocephali
Mata : CA(-/-), SI(-/-)
Telinga : Normotia
Hidung
: Normosepti, sekret (-)
Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis (-)
Leher: Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)

Thoraks

Paru - paru : Bentuk dada normal, simetris, retraksi sela iga (-) sonor (+/+), suara
napas vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing (+/+)
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :

Inspeksi : Perut datar


Auskultasi : Bising usus (+) dbn
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : simetris, sianosis (-), edema (-/-), hangat


Pemeriksaan Penunjang: (-)

Resume

Sesak nafas sejak 2 jam SMRS


Sesak bukan pertama kalinya.
Pertama kali sesak usia 2 tahun.
Terakhir kali sesak+ 2 bulan yang lalu.
Sesak sering kambuh hampir setiap bulan ketika
memakan coklat dan ice cream ataupun saat flu.
Sesak tidak mengganggu aktifitas.
Riwayat Penyakit Dahulu: riwayat asma+, riwayat alergi+
Riwayat Asma ortu +
Riwayat Pengobatan: sering diuap, terakhir kali diuap + 2
bulan yang lalu.
Pemeriksaan: suara paru whezing (+/+)

Diagnosis

Diagnosis Kerja
Asma bronkial episode jarang serangan ringan
Diagnosis Banding
Bronkopneumonia

Penatalaksanaan

Medikamentosa
Nebu Ventolin 1/2: NaCl 0,9% 1ml
Rawat jalan
Salbutamol 3x2mg

Non Medikamentosa
Memberi edukasi ke keluarga pasien tentang
penyebab asma antaranya cuaca dingin, alergi
debu dan lain lain
Menjaga kebersihan di rumah dan sekitarnya
supaya bebas dari debu dan alergen yang lain

Prognosis
Dubia ad bonam

Definsi asma
Tidak ada definisi asma yang ditrima secara universal, asma
dapat di pandang sebagai penyakit paru obstruktif, difus
dengan :
Hiperaktivitas jalan nafas terhadap berbagi rangsangan
dan
Tingginya tingkat reversibilitas tingkat obstruktif yang
dapat trjadi secara spontan atau sebagai akibat
pengobatan.

Asma adalah keadaan inflamasi kronik


dengan penyempitan saluran pernapasan
yang reversibel. Tanda karakteristik
berupa episode wheezing berulang, sering
disertai batuk yang menunjukkan respons
terhadap obat bronkodilator dan antiinflamasi. 2

Epidemiologi asma
Asma dapat timbul di segala umur, 30 %
penderita bergejala pada umur 1 tahun,
sedang 80-90 % anak asma mempunyai
gejala pertama sebelum umur 4-5 tahun.
Perjalanan dan keparahan asma sukar
diramal.

Faktor Resiko
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Riwayat Atopi(Adanaya atopi berhubungan dengan meningkatnya resiko
asma persisten dan beratnya asma.)
4. Lingkungan (Adanya alergen di lingkungan hidup meningkatnya resiko
penyakit asma. Alergen yang sering timbul mencetukan asma antara lain,
serpihan kulit binatang piaraan, tungau debu rumah, jamur dan kecoa.
5. Prevalensi anak yang terkena asap rokok lebih tinggi dari pada yang
tidak terpajan asap rokok, resiko terhadap asap rokok sudah dimulai dari
janin.
6. Outdor Air Polution Partikel halus diudara seperti debu dijalan raya, nitrat
diokside, karbon monoksida diduga berperan pada penyakit asma dan
meningkatkan gejala asma
7. Insfeksi respiratorik

Patofisiologi
Kejadian utama pada serangan asma akut adalah
obstruksi jalan napas secara luas yang
Merupakan kombinasi dari spasme otot polos
bronkus, edem mukosa karena inflamasi saluran
napas, dan sumbatan mukus. Sumbatan yang
terjadi tidak seragam/merata di seluruh paru.

Patogenesis asma

Faktor stimulus
Faktor stimulus :
Infeksi saluran pernafasan; paling banyak
disebabkan oleh infeksi virus.
Alergen berupa makanan, kutu, debu, dan lain-lain
Irritan berupa asap rokok, udara dingin, bahan
kimia, parfum, bau cat, polusi udara
Perubahan cuaca
Olahraga
Emosi

Manifestasi Klinis Dan Diagnosis

Diagnosis meurut IDAI:


Eepisode batuk dan atau wheezing
berulang
tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam
ekspirasi memanjang dengan suara
wheezing yang dapat didengar
respons baik terhadap bronkodilator.

Menurut Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004


Parameter klinis,
kebutuhan obat,

Asma episodik

Asma episodik

dan faal paru

Jarang

sering

Frekuensi serangan

<1 x/bulan

>1 x/bulan

Asma persisten
Sering
Hampir sepanjang tahun

Lama serangan

<1 minggu

1 minggu

(tidak ada remisi)

Di antara serangan

Tanpa gejala

Sering ada gejala

Gejala siang dan malam

Tidur dan aktivitas

Tidak terganggu

Sering terganggu

Sangat terganggu

Pemeriksaan fisis (di

Normal (tidak ada

Mungkin terganggu

luar serangan)

kelainan)

(ada kelainan)

Tidak pernah normal

Tidak perlu

Perlu, non steroid

Perlu, steroid

Obat pengendali
(antiinflamasi)

PEF/FEV1<60 %

Uji faal paru (di luar


serangan)

PEF/FEV1>80 %

PEF/FEV160-80 %

Variabilitas 20-30%

Variabilitas >15%

variabilitas >30%

variabilitas >50%

Variabilitas faal paru


(bila ada serangan)

Penatalaksanaan asma
Tata laksana asma mencakup edukasi terhadap
pasien dan atau keluarganya tentang penyakit
asma dan penghindaran terhadap faktor
pencetus, serta medikamentosa.
Medikamentosa
pereda (reliever)
pengendali (controller)

Terapi medikamentosa.
1. Bronkodilator
Beta adrenergik
Terapi fundamental dan obat pilihan pada serangan asma,
reseptor B1 ada di jantung sedangkan B2 pada jalan nafas.:
Efinefrin/adrenalin (tidak direkomendasikan)
B2 selektif yang sering dipakai adalah salbuamol, terbutarin, dan
fenateol. Dosis salbutamol adalah 0,1-0,115 mg /KgBB/kali.
Metyl xanthine (teofilin kerja cepat) seperti aminofilin kerja obat
setara dengan golongan B2 tetapi efek sampingnya lebih banyak.

2. Anti kolinergik (Ipratorium bromida)


3. Kortiko steroid
4. Terapi suportif (oksigen)

Sediaan dan dosis obat pelega untuk mengatasi gejala asma


Medikasi
Agonis beta-2 kerja singkat
Terbutalin

Sediaan obat

Dosis anak

Keterangan

IDT 0,25 mg/ semprot


Turbuhaler 0,25 mg ; 0,5 mg/ hirup
Respule/ solutio 5 mg/ 2ml
Tablet 2,5 mg
Sirup 1,5 ; 2,5 mg/ 5ml

Inhalasi 0,25 mg 3-4 x/ hari


(> 12 tahun)

Penggunaan obat pelega sesuai


kebutuhan, bila perlu.
Untuk mengatasi eksaserbasi ,
dosis pemeliharaan
berkisar 3-4x/ hari

Salbutamol

IDT 100 mcg/semprot


Nebules/ solutio
2,5 mg/2ml, 5mg/ml
Tablet 2mg, 4 mg
Sirup 1mg, 2mg/ 5ml

100 mcg 3-4x/ hari


0,05 mg/ kg BB/ x,
3-4x/ hari

Fenoterol

IDT 100, 200 mcg/ semprot


Solutio 100 mcg/ ml

100 mcg, 3-4x/ hari

Prokaterol

IDT 10 mcg/ semprot


Tablet 25, 50 mcg
Sirup 5 mcg/ ml

10 mcg, 2 x/ hari
2 x 25 mcg/hari
2 x 2,5 ml/hari

IDT 20 mcg/ semprot


Solutio 0,25 mg/ ml (0,025%)
(nebulisasi)

20 mcg, 3-4x/ hari


0,25 0,5 mg tiap 6 jam

Diberikan kombinasi dengan


agonis beta-2 kerja singkat, untuk
mengatasi serangan
Kombinasi dengan agonis beta-2
pada pengobatan jangka panjang,
tidak ada manfaat tambahan

Kortikosteroid sistemik
Metilprednisolon

Tablet 4, 8,16 mg

Prednison

Tablet 5 mg

Short-course:
1-2 mg/ kg BB/ hari,
maksimum
40mg/ hari selama 3-10
hari

Short-course efektif
utk mengontrol asma pada terapi
awal, sampai tercapai APE 80%
terbaik atau gejala mereda,
umumnya membutuhkan 3-10
hari

Antikolinergik
Ipratropium bromide

Oral 0,05 mg/ kg BB/ x, 3-4


x/hari

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai