Identitas Pasien
Nama
: An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 4 tahun
Alamat
: Samarinda Seberang
Masuk Rumah Sakit: 5 Maret 2016,
pukul 1.30 WITA
Anamnesis
Riwayat Pengobatan
Orang tua pasien mengaku sudah sering anaknya
diuap hampir sebulan sekali setiap keluhan sesaknya
kambuh. Pasien terakhir kali diuap + 2 bulan yang
lalu.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Respirasi : 44 x/menit
Suhu : 36,7 C
Sa O2 : 96%
BB:14kg TB:102cm
Kepala : Normocephali
Mata : CA(-/-), SI(-/-)
Telinga : Normotia
Hidung
: Normosepti, sekret (-)
Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis (-)
Leher: Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)
Thoraks
Paru - paru : Bentuk dada normal, simetris, retraksi sela iga (-) sonor (+/+), suara
napas vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing (+/+)
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Resume
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Asma bronkial episode jarang serangan ringan
Diagnosis Banding
Bronkopneumonia
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Nebu Ventolin 1/2: NaCl 0,9% 1ml
Rawat jalan
Salbutamol 3x2mg
Non Medikamentosa
Memberi edukasi ke keluarga pasien tentang
penyebab asma antaranya cuaca dingin, alergi
debu dan lain lain
Menjaga kebersihan di rumah dan sekitarnya
supaya bebas dari debu dan alergen yang lain
Prognosis
Dubia ad bonam
Definsi asma
Tidak ada definisi asma yang ditrima secara universal, asma
dapat di pandang sebagai penyakit paru obstruktif, difus
dengan :
Hiperaktivitas jalan nafas terhadap berbagi rangsangan
dan
Tingginya tingkat reversibilitas tingkat obstruktif yang
dapat trjadi secara spontan atau sebagai akibat
pengobatan.
Epidemiologi asma
Asma dapat timbul di segala umur, 30 %
penderita bergejala pada umur 1 tahun,
sedang 80-90 % anak asma mempunyai
gejala pertama sebelum umur 4-5 tahun.
Perjalanan dan keparahan asma sukar
diramal.
Faktor Resiko
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Riwayat Atopi(Adanaya atopi berhubungan dengan meningkatnya resiko
asma persisten dan beratnya asma.)
4. Lingkungan (Adanya alergen di lingkungan hidup meningkatnya resiko
penyakit asma. Alergen yang sering timbul mencetukan asma antara lain,
serpihan kulit binatang piaraan, tungau debu rumah, jamur dan kecoa.
5. Prevalensi anak yang terkena asap rokok lebih tinggi dari pada yang
tidak terpajan asap rokok, resiko terhadap asap rokok sudah dimulai dari
janin.
6. Outdor Air Polution Partikel halus diudara seperti debu dijalan raya, nitrat
diokside, karbon monoksida diduga berperan pada penyakit asma dan
meningkatkan gejala asma
7. Insfeksi respiratorik
Patofisiologi
Kejadian utama pada serangan asma akut adalah
obstruksi jalan napas secara luas yang
Merupakan kombinasi dari spasme otot polos
bronkus, edem mukosa karena inflamasi saluran
napas, dan sumbatan mukus. Sumbatan yang
terjadi tidak seragam/merata di seluruh paru.
Patogenesis asma
Faktor stimulus
Faktor stimulus :
Infeksi saluran pernafasan; paling banyak
disebabkan oleh infeksi virus.
Alergen berupa makanan, kutu, debu, dan lain-lain
Irritan berupa asap rokok, udara dingin, bahan
kimia, parfum, bau cat, polusi udara
Perubahan cuaca
Olahraga
Emosi
Asma episodik
Asma episodik
Jarang
sering
Frekuensi serangan
<1 x/bulan
>1 x/bulan
Asma persisten
Sering
Hampir sepanjang tahun
Lama serangan
<1 minggu
1 minggu
Di antara serangan
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
Mungkin terganggu
luar serangan)
kelainan)
(ada kelainan)
Tidak perlu
Perlu, steroid
Obat pengendali
(antiinflamasi)
PEF/FEV1<60 %
PEF/FEV1>80 %
PEF/FEV160-80 %
Variabilitas 20-30%
Variabilitas >15%
variabilitas >30%
variabilitas >50%
Penatalaksanaan asma
Tata laksana asma mencakup edukasi terhadap
pasien dan atau keluarganya tentang penyakit
asma dan penghindaran terhadap faktor
pencetus, serta medikamentosa.
Medikamentosa
pereda (reliever)
pengendali (controller)
Terapi medikamentosa.
1. Bronkodilator
Beta adrenergik
Terapi fundamental dan obat pilihan pada serangan asma,
reseptor B1 ada di jantung sedangkan B2 pada jalan nafas.:
Efinefrin/adrenalin (tidak direkomendasikan)
B2 selektif yang sering dipakai adalah salbuamol, terbutarin, dan
fenateol. Dosis salbutamol adalah 0,1-0,115 mg /KgBB/kali.
Metyl xanthine (teofilin kerja cepat) seperti aminofilin kerja obat
setara dengan golongan B2 tetapi efek sampingnya lebih banyak.
Sediaan obat
Dosis anak
Keterangan
Salbutamol
Fenoterol
Prokaterol
10 mcg, 2 x/ hari
2 x 25 mcg/hari
2 x 2,5 ml/hari
Kortikosteroid sistemik
Metilprednisolon
Tablet 4, 8,16 mg
Prednison
Tablet 5 mg
Short-course:
1-2 mg/ kg BB/ hari,
maksimum
40mg/ hari selama 3-10
hari
Short-course efektif
utk mengontrol asma pada terapi
awal, sampai tercapai APE 80%
terbaik atau gejala mereda,
umumnya membutuhkan 3-10
hari
Antikolinergik
Ipratropium bromide
TERIMA KASIH