KALSIUM DARAH
Caesaria
Christ H.
tulang
(99%)
LCS
(4,5-5 mg
%)
otot
(70 mg
%)
saraf
(15 mg%)
Fungsi:
1. Mineralisasi tulang
2. Koagulasi darah
3. Kontraksi otot
4. Fungsi syaraf
5. Transpor membran
6. Meningkatkan permeabilitas sel terhadap
Natrium
7. Sebagai 2nd messenger dari hormon
CALCITONIN
PTH
(PARATYROI
D
HORMONE)
Kontrol Ca
Plasma
1,25dihidroksi
kolikalsife
rol
PTH/ PARATHORMON
PTH menstimulasi
osteolisis
osteolitik kristal
tulang agar
melepaskan ion
Ca2+ dan
meningkatkan
aktivitas
PTH
meningkatkan
absorbsi ion Ca2+
dari tubulus
ginjal dan
mengurangi
reabsorbsi ion
fosfat dan
memproduksi
lebih banyak 1,25
PTH, bekerja
sejalan
dengan 1,25
dihidroksikole
kalsiferol,
meningkatka
n absorbsi
ion Ca2+
CALCITONIN
Kadar Ca2+ plasma
tinggicalcitonin dilepaskan sel
C glandula tyroid.
Menurunkan konsentrasi Ca2+
plasma :
- Menginhibisi resorbsi tulang.
- Penurunan pembentukan
osteoclast
- Menginhibisi reabsorbsi Ca2+ di
tubulus ginjal dan absorbsi di
Dibandingkan PTH
Mekanisme kalsitonin lebih cepat.
Puncak aktivitas < 1jam (PTH 3-4
jam)
Mekanisme kalsitonin hanya
bekerja dengan lemah dan hanya
mengatur konsentrasi ion Ca
jangka pendek. Mengapa??
1,25dihidroksikol
ikalsiferol
CALCITRIOL
Ca < 9mg/dlPTH
1,25(OH)2D
Ca > 10mg/dl PTH
1,25(OH)2D
Klinis
Kebutuhan
Ca :
Pada wanita atau pria > 18 tahun
800 mg/hari
Pada wanita hamil
1200
mg/hari
Anak < 1 tahun
360
570 mg/hari
Anak 1-18 tahun
3001200 mg/hari
Manifestasi klinis :
1.
Hipokalsemia
Gejala klinis : spasme otot,
peningkatan eksitabilitas
neuromuscular, tetani, disfungsi
jantung, parestesi pada tangan dan
kaki
Pada keadaan :
Hipoparatiroidisme dapat terjadi
secara spontan atau setelah tiroidektomi
kadar Ca dapat turun sampai 5mg%
atau lebih rendah
Manifestasi klinis
Penyakit ginjal kadar fosfat
anorganik dalam plasma tinggi
Penyakit yang mengakibatkan
terganggunya penyerapan kalsium
dalam usus seperti steatorrhea,
spure, dsb
Rachitis
Serangan pancreatitis
Manifestasi klinis
2. Hiperkalsemia
Jarang ditemukan biasanya
pada tumor pada gld. Paratiroid
(kadar Ca dapat mencapai 20 mg
%)
Gx klinis : gejala depresi SSP,
anoreksia, mual, konstipasi,
pengendapan Ca pada mata,
poliuria, dan polidipsi
Pada keadaan :
Manifestasi klinis
Hipervitaminosis
o Idiopatik hiperkalsemia pada
anak-anak hipersensitivitas thd
vit. D
o Multiple myeloma
o Cushing syndrome, polisitemia,
dan asidosis respiratorik akibat
hipoventilasi
o Intoksikasi vitamin D
o
PRAKTIKUM
Penetapan kadar Ca Kramer dan Tisdal
Prinsip :
- Ca serum diendapkan sebagai endapan
CaC2O4
- Endapan dicuci dan dilarutkan dengan
H2SO4 encer dititrasi
Rx :
Ca2+ + C2O4 CaC2O4
CaC2O4 + H2SO4 H2C2O4 + CaSO4
Bahan
Amonium Oksalat 4%
Kalium permanganat 0,01 N (1 ml
ekuivalen dgn 0,2 mg Ca)
Asam sulfat 1 N
Amonium hidroksida 2%
DARAH
didiamkan
30
Sentrifuse
15
ambil serum 2
ml
SERUM
Serum 2ml
+ 2ml H20
+
1ml
buang
amonium
cairan
oksalat
endapat
oksalat
Sentrifuse
15
1500rpm
campur
&
biarkan
30
Sentrifuse
15
1500rpm
cuci dgn NH4OH
3ml
keringkan
5
2ml
H2SO4
1N
BLANKO
2ml H2O +
2ml H2SO4
1N
titrasi KMnO4
sampai merah
muda bertahan 1
titrasi
KMnO4
sampai
merahmu
da
bertahan
1 (titrasi
selagi
panas,
pertahank
an suhu
700-750 C)
Perhitungan
Fungsi larutan
Amonium oksalat : mengikat Ca
serum Ca oksalat
NH4OH : pencuci (membersihkan
larutan oksalat dari ammonium
oksalat), tetapi tidak melarutkan
endapan
H2SO4 : melarutkan Ca Oksalat
agar berbentuk larutan yg siap
dipakai
Blanko : u/ koreksi