Anda di halaman 1dari 20

PEMBIAYAAN dan

GANTI RUGI

Sarwono
Dwi Agung Hari Utomo
Susanti Setyaningrum
Ike Febri Astiyawanti

Kelompok 1 :
: 150251100006
: 150251100015
: 150251100016
: 150251100017

PEMBIAYAAN

Pembiayaan
daerah
mencakup
seluruh
transaksi
keuangan
untuk menutup defisit
atau untuk surplus APBD.
Pembiayaan
daerah
terdiri atas penerimaan
dan
pengeluaran
pembiayaan

Penerimaan pembiayaan
SiLPA
Pencairan dana

cadangan
Hasil penjualan
kekayaan daerah
yang dipisahkan
Penerimaan
pinjaman daerah
Penerimaan
kembali pemberian
pinjaman daerah
Penerimaan piutang
daerah

Pengeluaran
pembiayaan

Pembentukan

dana cadangan
Penyertaan
modal pemerintah
daerah
Pembayaran
pokok utang
Pemberian
pinjaman daerah

Struktur pembiayaan
daerah mengikuti
prinsip-prinsip sebagai
berikut:
Pembiayaan dirinci menurut

Kelompok, Jenis dan Obyek


Pembiayaan
Kelompok Pembiayaan terdiri atas:
Penerimaan Daerah dan Pengeluaran
Daerah.
Kelompok Pembiayaan dirinci lebih
lanjut ke dalam Jenis Pembiayaan.
Misalnya Kelompok Pembiayaan
Penerimaan Daerah dirinci lebih
lanjut ke dalam jenis pembiayaan
antara lain berupa: sisa lebih
perhitungan anggaran tahun lalu,
transfer dari dana cadangan,
penerimaan pinjaman dan obligasi
dan penjualan aset Daerah yang
dipisahkan.
Jenis Pembiayaan dirinci lebih lanjut
ke dalam Obyek Pembiayaan. Misal
Jenis Pembiayaan: penerimaan
pinjaman dan obligasi dirinci lebih
lanjut dalam obyek pembiayaan
antara lain berupa: pinjaman dalam
negeri dan pinjaman luar negeri.

KERUGIAN DAERAH
BERKURANGNYA KEKAYAAN DAERAH
YANG DISEBABKAN OLEH SUATU
TINDAKAN MELANGGAR HUKUM ATAU
KELALAIAN BENDAHARA ATAU PEGAWAI
BUKAN BENDAHARA DAN/ATAU
DISEBABKAN KEADAAN DILUAR DUGAAN
DAN DILUAR KEMAMPUAN MANUSIA
(FORSE MAJEURE)
(PP no 105 tahun 2000 Pasal 1 huruf (h))

KERUGIAN DAERAH (Psl. 18)


PERMENDAGRI No. 5 TAHUN 1997
-Barang bergerak berupa

kendaraan bermotor roda 4 atau


roda 2 yang perolehannya antara 1
s/d 3 tahun, penggantiannya
dalam bentuk BARANG.
- Penggantian kerugian dalam
bentuk uang, dengan cara TUNAI
atau DIANGSUR selama 2 (dua)
tahun dilakukan untuk barang
bergerak (kendaraan bermotor)
roda 4 atau 2 yang umur pembeliannya lebih dari 3 (tiga) tahun.

BARANG
a.

Jumlah barang yang diterima

dari Rekanan berkurang dari


yang seharusnya/ditetapkan
dalam kontrak/SPK/Pesanan/
RKS tanpa melalui Panitia
Pemeriksa Barang, Atasan
Langsung Bendahara
Barang/Kadin/Unit/Satker ;
b.

Jumlah barang yang diterima

kualitasnya lebih jelek dari


spesifikasi yang ditetapkan
dalamKontrak/SPK/Pesan/RRS
tanpa melalui Panitia
Pemeriksa Barang, Atasan
Langsung Bendahara
Barang/Kadin/Unit/Satker ;
8

c.

Jumlah seluruh/sisa barang


(Barang
Inventaris/Brg. Pakai Habis) yang
tercatat dalam Buku
Persediaan/Kartu Barang terjadi
selisih kurang dibanding dg sisa
fisik barang yang ada di Gudang.

d. Jumlah seluruh barang yg dikirim/


dikeluarkan terjadi selisih kurang
dengan fisik barang yg ada
(bon/bukti pengeluaran belum
ditanda tangani Ka.Unit/Atasan
Langsung)
e. Pengeluaran fiktif tanpa
persetujuan/bukti yang sah (tanda
bukti permintaan barang dan bukti
pengeluaran barang yang sah).
9

- Apabila Bendahara atau PNS bukan

Bendahara,

berdasarkan

Laporan dan Pemeriksaan


terbukti telah merugikan Daerah,
maka
Gubernur/Bupati/Walikota
dapat

melakukan hukuman

disiplin
berupa pembebasan ybs dari
jabatannya dan segera menunjuk
pejabat sementara untuk
melakukan kegiatannya (Psl 28
ayat (1) Permendagri No.5/1997)

10

Kerugian Daerah yang tidak dpt


diselesaikan oleh Pemda dapat
diserahkan penyelesaiaannya
melalui
Badan Peradilan dengan
mengajukan gugatan Perdata
(Psl. 28 ayat (2) Permendagri
Nomor : 5 Tahun 1997).

Keputusan Pengadilan untuk


menghukum atau membebaskan
ybs dari tindak Pidana, tidak
menggugurkan hak Daerah untuk
melakukan Tuntutan
Perbendaharaan atau Tuntutan
Ganti Rugi (Psl. 28 ayat (4)
Permendagri Nomor : 5 Tahun 1997)

11

Permohonan penghapusan secara

tertulis apabila ybs tidak mampu,

maka

Gubernur/Bupati/Walikota
mengadakan penelitian yang dilakukan
oleh Majelis
dan dengan

pertimbangan
persetujuan DPRD,

Gubernur/Bupati/Walikota dengan SK.


dapat menghapuskan TP-TGR

baik

sebagian atau seluruhnya (Psl. 22


Permendagri No. 5/1997)
-

Penghapusan dapat ditagih kembali


apabila ybs terbukti
ayat (3)

mampu (Psl. 22

Permendagri No. 5 / 1997)

12

SK. Penghapusan baru dapat

dilaksanakan setelah memperoleh


pengesahan dari Mendagri
(Psl. 22 ayat (4) Permendagri
Nomor : 5 / 1997).
-

Berdasarkan pertimbangan

efisiensi, maka kerugian Daerah


yang bernilai s/d 10 juta, dapat
diproses penghapusannya
bersamaan dengan penetapan
PERDA tentang Perhitungan APBD
Tahun Anggaran berkenaan.

13

~ Setiap pejabat yang mengetahui


terjadi kerugian Daerah atas
perbuatan PNS, wajib melaporkan
kepada Gubernur/Bupati/Walikota
selambat lambatnya 1 (satu)
minggu setelah diketahui
kejadiannya, dan apabila tidak
melaporkan paling lambat 7 (tujuh)
hari sejak diketahui, dianggap telah
lalai melaksanakan tugas dan
kewajibannya

sehingga

terhadapnya
dapat dikenakan HUKUMAN
DISIPLIN (Psl. 3 ayat (2) Permendagri
Nomor : 5

Tahun 1997).
14

PROSES PENANGANAN KEHILANGAN


BARANG INVETARIS
1.
barang tsb hilang diKOMPUTER
:
(KENDARANDINAS,
DLL)
a.

Kantor :
Pejabat/Pegawai/Petugas Penanggung
jawab, melapor kepada :
- Sat Pol PP/Satpam/Petugas Jaga
saat itu ;
- Atasan Langsung s/d Ka.Unit ;
- Kepolisian setempat ( pada saat
itu juga )

b.

Diluar Kantor :
Pejabat/Pegawai/Petugas Penanggung
jawab, melapor kepada :

- Petugas Apabila tempat


kejadian/Ketua

RT/RW ;

- Atasan Langsung s/d Ka.Unit


Kerja (secara tertulis) ;
- Kepolisian setempat (pada saat
itu juga )

15

2. Kepala Unit melaporkan kpd Gubernur /


Bupati/Walikota ;
3. Gubernur/Bupati/Walikota

memerintahkan Badan Pengawasan


untuk
melakukan pemeriksaan kepada
Pejabat/Penaggung jawab Barang/PNS
yang kehilangan, dituangkan dalam BAP
yang dilengkapi bukti pendukung
yang diperlukan, yakni :
-

Laporan kepada Kepolisian ;

Daftar Gaji ;

Surat Pernyataan/Barang yang


dijaminkan ;

STNK, BPKB, Kunci Asli dan Duplikat;

Buku/Daftar Inventaris/KIB/KIR
/Kartu Gudang

16

4. Badan Pengawasan melaporkan hasil


pemeriksaan kepada Gubernur/Bupati
/Walikota, dilengkapi BAP dan bukti bukti pendukung yang sebagaimana
dimaksud diatas ;
5. Gubernur/Bupati/Walikota,

memerintahkan
kepada Sekda selaku
ketua MPTPTGR untuk melakukan sidang TPTGR
yang dihadiri oleh :
-

Pejabat/PNS/Penanggung jawab
/Yang kehilangan barang ;

Kepala Unit ;

Biro/Bagian Keuangan ;

Biro/Bagian Kepegawaian ;

Badan Pengawasan (Bid. Kekayaan


/Keuangan).

17

6. Hasil sidang MP (Majelis Pertimbangan)


- Menetapkan besarnya nilai TP-TGRnya ;
- Membuat Surat Keterangan Tanggung
Jawab Mutlak (SK.TJM) ;
- Bukti penyerahan barang/uang yang
diganti yang dilengkapi dengan BA.
Serah Terima dan bukti pendukung yang
sah lainnya ;
- Jaminan yang cukup (Sertifikat,BPKB,
SK. Pangkat, Surat Pernyataan
Pemotongan Gaji).
7.

Barang yang hilang tersebut dapat


dikeluarkan dari buku/Daftar/Kartu
Inventaris Barang pada unit / Satker yang
bersangkutan dan atau di Biro / Bag.
Perlengkapan setempat setelah mendapat
persetujuan penghapusan oleh DPRD ;

8.

Apabila Pejabat/PNS yang bersangkutan


mengembalikan barang, maka dicatat
secara lengkap dalam Buku/Kartu Barang
Inventaris.
18

Problematika
Pembiayaan dan
Ganti Rugi
Pengembalian
kerugian
daerah sepertinya sangat
sulit
diusahakan
oleh
pemerintah
daerah.
Seorang
bendaharawan,
pegawai
negeri
bukan
bendahara atau pejabat
lain ataupun pihak ketiga
melakukan
tindak
kerugian daerah, namun
pemerintah daerah begitu
sulit memaksanya untuk
melakukan pengembalian
kerugian.

Solusi
Dalam Permendagri nomor 5
Tahun 1997 tentang TP/TGR
dan instruksi menteri dalam
negeri nomor 21 Tahun 1997
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Permendagri
nomor
5
Tahun
1997
sesungguhnya
tata
cara
penyelesaian TP/TGR sudah
cukup tegas dan jelas. Dalam
peraturan
perundangan
tersebut pemerintah daerah
melalui majelis TP/TGR dapat
memaksakan
bendaharawan/pegawai/piha
k ketiga untuk mengganti
kerugian daerah.

Anda mungkin juga menyukai