CENTRE
Tujuan :
1. Memahami istilah-istilah Khusus
dalam Motor Bakar
2. Mampu menghitung volume ruang
bakar, silinder, perbandingan
kompresi
3. Memahami konstruksi dan cara kerja
komponen-komponen utama mesin
dan komponen pendukung mesin
4. Mampu menganalisa kerusakan
komponen mesin dan langkah
perbaikannya.
2
Pokok Bahasan :
1. Istilah-istilah Khusus dalam
Motor Bakar
2. Komponen Mesin
3. Sistem Pendukung dalam Motor
Bakar
4. Sistem Pemindah Daya
BAB
BAB
ISTILAH-ISTILAH KHUSUS
DALAM MOTOR BAKAR
1. BORE X STROKE
Bore
2. VOLUME SILINDER/PISTON
DISPLACEMENT
Jawab :
3,14
x 52 x 4,95
4
= 97,1 cm3
Contoh 1:
Perbandingan Kompresi SMH Supra = 8,8 :1.
Isi silinder 97,1 cm3.
Isi ruang bakarnya dapat dihitung :
( ) = V1 + V 2
V1
8,8
=
V1 +
1 97,1
V1
8,8V1= V1 + 97,1
8,8V1- V1 = 97,1
7,8V1 = 97,1
V1
97,1
7,8
= 12,4 cm3
9
CONTOH 2 :
Mesin NF 100 dengan D = 50 mm dan S = 49,5 mm
Over size = 0,25 mm; perbandingan Kompresi = 8,8 : 1
Ditanya : 1. Volume Silinder setelah over size
2. Volume Ruang Bakar setelah dioversize
Jawab :
1). D over size = 50+0.25 = 50,25 mm =
5,025 cm
S = 49,5 mm = 4,95 cm
Vol. Silinder = /4 x D2x S
=
3,14
x (5,025)2 x 4,95
4
2).
= 98,11 cm3
( ) = V1 + V2
V1
8,8 = V1 + 98,11
V1
8,8 V1 = V1 + 98,11
8,8 V1 - V1 = 98,11
7,8 V1 = 98,11
V1 = 98,11 = 12,57 cm3
7,8
10
4. VOLUMETRIC EFFICIENCY
Perbandingan (%) dari volume campuran bahan bakar
yang masuk ke dalam silinder pada tekanan dan
temperatur sekeliling terhadap volume silinder.
Efisiensi volumetrik berkisar antara 65 s/d 85 %
disebabkan :
Putaran mesin yang semakin tinggi, waktu
pemasukan menjadi semakin singkat.
Tahanan/gesekan di saluran masuk : diameter katup,
saringan udara, bentuk dan panjang saluran masuk.
Temperatur tinggi.
Efisiensi volumetrik dapat ditingkatkan menjadi 100 %
dengan super-charging atau turbocharging.
11
12
13
BAB
BAB
KOMPONEN MESIN
14
1. SILINDER
FUNGSI :
15
KONSTRUKSI SILINDER
16
KONSTRUKSI SILINDER
SILINDER MESIN PENDINGIN UDARA SILINDER MESIN PENDINGIN AIR
Sirip-sirip Pendingin
untuk memperluas
bidang pendinginan
Selubung
Air
17
PEMERIKSAAN SILINDER
KERATAAN PERMUKAAN SILINDER
KEAUSAN SILINDER
A
B
C
2. KEPALA SILINDER
FUNGSI :
KONSTRUKSI :
TERBUAT DARI PADUAN
ALUMINIUM, TAHAN
PADA SUHU, DAN
TEKANAN TINGGI.
SIRIP PENDINGIN
SQUISH AREA :
Untuk menimbulkan
turbulensi campuaran
bahan bakar dan udara
di ruang bakar agar
terarah pd pusat
19
pembakaran
KONSTRUKSI :
20
Keretakan,
busi
keausan
lubang
bos katup
timbunan
sebelum
Ganti bos
katupnya.
katup
baru
dan
23
MEMASANG
Dinginkan bos klep pengganti di freezer
selama kurang lebih satu jam.
07984
CATATAN :
Gunakan minyak mesin bubut pada
reamer selama pengerjaan ini.
25
NF 100 :
STANDAR
: 1,0 mm
BATAS SERVIS
: 1,6 mm
26
KEKASARAN
32
45
60
32
60
45
45
untuk
menghilangkan
28
MEKANISME KATUP
Terbuka dan tertutupnya saluran masuk dan saluran buang pada
motor 4 tak diatur oleh katup-katup yang digerakkan oleh
mekanisme katup.
OHV
OHC
29
Poros Engkol
Camshaft
Rocker Arm
Rantai Mesin
Keunggulan OHC :
Konstruksi ruang bakar lebih baik
Pembukaan dan penutupan katup lebih tepat
Cocok untuk putaran tinggi.
30
RANTAI MESIN
Fungsi :
Meneruskan puataran poros engkol ke poros nok.
Agar tidak berisik dan poros nok dapat menggerakkan katup dg saat
yg tepat, rantai mesin ditahan penghantar rantai mesin (cam chain
guide) dan penegang rantai (cam chain tensioner)
Ada 2 jenis rantai mesin :
1. Roller Chain
2. Silent Chain
1
2
3
32
Mur Pengikat
33
34
37
Catatan :
Saat pemasangan agar posisi
lifter tidak pada posisi menekan
putar lifter ke arah kanan melalui
lubang pada rumah lifter dengan
menggunakan kunci khusus atau
obeng minus kecil
38
ROCKER ARM
39
percepatan
pembukaan
dan
penutupan
katup
40
2.
3.
4.
Poros
nok
juga
berputar
berlawanan,
sehingga
Decompression
Cam
akan
menekan katup buang untuk
41
membuka.
42
terhadap
43
4. PISTON
Fungsi :
Melakukan langkah hisap, kompresi, usaha
dan buang
Menerima
tekanan
pembakaran
dan
meneruskan ke poros engkol melalui batang
penggerak.
Terbuat dari material alluminium paduan :
Ringan
Penghantar panas yang baik
Pemuaian kecil
Tahan terhadap keausan
Tahan terhadap suhu dan tekanan yang
tinggi
Piston Karisma dilapisi molybdenum tahan
gesekan
Diameter
piston
<
diameter
silinder
terdapat celah piston (piston clearance).
Bentuk piston diameter bag atas < diameter
bag bawah (tirus), untuk menanggulangi
pemuaian yg lebih besar pd bag atas
44
OFFSET ENGINE
Pemasangan piston harus
memperhatikan
tanda
pemasangan.
Tanda
pemasangan ini berkaitan dg
Offset Engine , konstruksi
ruang bakar dan katup.
Offset engine :
Konstruksi mesin dg titik
pusat piston
yang tidak
segaris dg titik pusat poros
engkol untuk memperkecil
gaya ke samping pada sisi
kerja piston yg menekan
silinder.
Terdiri :
Offset pada pin piston
Offset pada poros engkol
45
PEMERIKSAAN PISTON
Periksa piston terhadap kerusakan atau
keausan.
Ukurlah diameter piston pada sebuah
titik pada jarak 10 mm dari bagian
bawah piston dan tegak lurus (90) dari
lubang pin piston.
BATAS SERVIS : 46,90 mm (NF100)
Lepaskan kerak-kerak karbon yang
ada dari alur-alur cincin piston
dengan menggunakan cincin piston
bekas seperti terlihat pada gambar.
46
ring
piston
5. RING PISTON
Fungsi :
Mencegah kebocoran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin
Menghantarkan panas piston ke dinding silinder
Mengatur lapisan oli di dinding silinder
Bahan Ring Piston :
Besi tuang atau baja paduan dengan lapisan chrome plating.
48
RING KOMPRESI
Berfungsi mencegah kebocoran
gas dari ruang bakar ke bak
mesin
Untuk meningkatkan daya tahan
thd gesekan, permukaan ring
dilapisi dengan crom (chrome
plate).
Terdiri dari 2 buah ring kompresi :
Ring Pertama (Top Ring) dengan
bidang kontak rata (Plain) untuk
memperoleh
kerapatan
yang
tinggi.
Ring
Kedua
(Second
Ring)
dengan bidang kontak tirus/
menyudut (Bevel Edge) guna
membersihkan
sisa
lapisan
minyak
pelumas
di
dinding
silinder
untuk
menghindari
49
timbulnya asap putih.
RING PELUMASAN
Berfungsi
untuk
membentuk
lapisan oli (oil film) antara piston
dan dinding silinder, serta untuk
mengikis kelebihan oli agar tidak
masuk ke ruang bakar.
Terdiri 2 tipe yaitu :
Integral, bentuknya hampir sama
ring kompresi, tetapi dilengkapi
alur dan lubang-lubang
persegi
empat (slotted square edges).
Digunakan pada motor tipe lama.
Split (three piece), yang terdiri dari
2 buah side rail dan sebuah
expander .
50
: 0,12 mm
Bawah : 0,12 mm
Masukkan ring piston dengan mendorong
menggunakan piston ke bagian bawah
silinder, pastikan posisi ring piston tidak
miring dan ukur celah antara ujung ring
piston.
BATAS SERVIS :
Atas
: 0,5 mm
Kedua
: 0,5 mm
6. CRANKSHAFT
CRANKSHAFT/KRUK
ENGKOL :
AS/POROS
KERENGGANGAN RADIAL
Ukur jarak kerenggangan radial Big End dan
Crank Pin
BATAS SERVIS: 0,05 mm
PEMERIKSAAN BANTALAN
Bantalan harus berputar dengan halus dan
tanpa suara.
Pastikan lingkaran bagian dalam bantalan
terpasang dengan erat pada poros engkol.
55
PEMERIKSAAN KEOLENGAN
Ukur keolengan dengan menggunakan
dial gauge.
Letakkan poros engkol pada blok-V
dan lakukan pengukuran di bagian kiri
dan kanan.
BATAS SERVIS: 0,10 mm
56
Sulit Start :
PERHATIAN !
Kerusakan/gangguan yang bersumber pada poros engkol
sebagian besar disebabkan oleh kekurangan oli atau tidak
berfungsinya sistem pelumasan. Oleh karena itu sangat
penting untuk pemeriksaan secara teratur terhadap sistem
pelumasan
57
7. CONNECTING ROD
Fungsi :
Menghubungkan Piston ke Poros engkol dan meneruskan tenaga
pembakaran yang diterima piston ke poros engkol.
8. FLY WHEEL
FUNGSI :
Menyimpan tenaga gerak sebagai
kelebihan pada saat langkah kerja
untuk menjamin poros engkol tetap
berputar agar piston dapat mencapai
langkah-langkah berikutnya.
Fly wheel juga berfungsi sebagai rotor
generator, sehingga dilengkapi kutubkutub magnet.
Fly wheel pada sepeda motor dengan
electric starter dilengkapi one way
clutch starting.
PERHATIAN !
Untuk melepas fly wheel gunakanlah
fly wheel puller special tools
Pastikan spi pengunci telah terpasang
pada alur di ujung poros engkol dan
tepat pada alur fly wheel.
Kencangkan mur fly wheel dengan
torsi standard
59
Ruang
poros
engkol
dan
transmisi terpisah tidak boleh
terjadi kebocoran bag luar
ball bearing penopang poros
engkol dipasang oil seal.
Ruang
poros
engkol
PERHATIAN !
Utk menghindari kebocoran oli, setiap pemasangan crank case
gunakan gasket baru dan pengerasan baut dimulai bagian
tengah.
Kencangkan terlebih dahulu baut berukuran besar dengan pola
bersilangan dari dalam ke luar
61
CRANKCASE
EMISSION
CONTROL SYSTEM
CECS adalah
Sistem mengatur gas kotor dari
crankcase untuk menghindari
pencemaran udara.
Fungsi :
Untuk mencegah pelepasan
emisi ke atmosfir.
Aliran dari blow-by gas,
dimasukkan ke combustion
chamber melalui air cleaner dan
karburator.
62
BAB
BAB
SISTEM PENDUKUNG
DALAM MOTOR BAKAR
63
1. Piston Port
Sederhana, maintenance mudah
2. Rotary Valve
Konstruksi rumit, waktu
pemasukan dapat diatur/distel
dengan merubah bentuk coakan
64
piringan.
3. Reed valve :
Konstruksi sederhana
Tak ada blow back pada putaran
rendah.
65
66
Intake Chamber
Menampung gas sementara saat reed valve tertutup dan
membantu suplai gas saat reed valve membuka untuk
meningkatkan akselerasi.
67
2. SISTEM PELUMASAN
MESIN 4 LANGKAH
SISTEM PELUMASAN
FUNGSI :
Anti friction effect :
MESIN 2 LANGKAH
Cooling Effect :
Mendinginkan komponen mesin.
Sealing Effect :
Merapatkan piston dan silinder
Buffer Effect :
Sebagai bantalan untuk memperluas bidang tekanan
Cleaning Effect :
Melarutkan dan mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian
68
mesin.
WET SUMP
PELUMASAN
MESIN 4
LANGKAH
DRY SUMP
WET SUMP
Oli ditampung di bak mesin, setelah melumasi ke seluruh bagian2
mesin kembali ke bak mesin. Diterapkan pd semua type SMH yg
diproduksi PT AHM.
DRY SUMP
69
70
POMPA PELUMAS
TROCHOID PUMP
GEAR PUMP
PLUNGER PUMP
TROCHOID PUMP
Paling banyak digunakan, karena bentuknya sederhana, kecil dan
mempunyai kemampuan pemompaan tinggi.
71
Pompa terdiri :
Roda gigi dalam (Inner Rotor) dan roda gigi luar (Outer Rotor).
Roda gigi dalam (Inner Rotor) mempunyai jumlah roda gigi lebih
sedikit dan sebagai penggerak Outer Rotor.
72
PRINSIP KERJA
Outer rotor dan inner rotor tidak satu titik pusat, sehingga besarnya
ruangan antara inner rotor dan outer rotor akan berubah-ubah. Oli
akan terhisap saat ruangan tsb membesar dan oli akan ditekan ketik
ruangannya mengecil.
73
GEAR PUMP
Digunakan pada tipe lama.
75
Sistem Pelumasan
Campur
77
MINYAK PELUMAS
Viskositas/kekentalan :
Kemampuan untuk membentuk lapisan oli.
Terlalu rendah
Lapisan oli mudah rusak dan menyebabkan keausan pada
komponen.
Terlalu tinggi
Menambah tahanan gerakan komponen, sehingga mesin berat
saat start dan tenaga berkurang.
Kekentalan oli dinyatakan oleh angka yg disebut Indek
kekentalan dan ditetapkan oleh SAE Society of Automative
Engineers.
Indeks kekentalan rendah
olinya encer
olinya kental
SF
SE
SD
SC
SB
SA
Perhatian !
Pemilihan minyak pelumas harus disesuaikan temperatur dan
kondisi kerja mesin. Sepeda motor menggunakan kopling
basah, gunakanlah minyak pelumas sesuai rekomendasi
pabrik.
79
TIPE MINERAL
Terbuat dari penyulingan minyak bumi. Harga lebih murah, kualitas b
TIPE VEGETABLE
Terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Kualitas sangat baik, tetapi harga
lebih mahal, dan tidak dapat dipakai untuk jangka waktu yang
lama.
TIPE SINTETIK
Terbuat dari bahan-bahan sintetik melalui proses kimia
menghasilkan viskositas yg stabil dan mempunyai performa
pelumasan yg tinggi.
TIPE SEMI SINTETIK
Terbuat campuran mineral oil, vegetable oil dan synthetic oil .
80
3. SISTEM PENDINGINAN
Untuk mendinginkan mesin agar mesin bekerja pada
temperatur kerjanya dan tidak mengalami overheating.
Sistem Pendinginan
Udara Alami
Sistem Pendinginan
Udara
Sistem Pendinginan
Udara Paksa
Sistem Pendinginan
Sistem Pendinginan
Air
81
Sistem
Pendinginan
Udara Paksa
Udara disirkulasikan oleh
kipas
ke
sirip-sirip
pendingin.
82
83
4. SISTEM PEMBUANGAN
Fungsi :
Meredam/mengurangi tekanan, suhu dan
suara yg ditimbulkan oleh keluarnya gas
bekas.
Mengatur arah aliran gas bekas untuk
meningkatkan tenaga mesin.
84
SISTEM STARTER
5. SISTEM STARTER
METODE SISTEM STARTER
1. Sistem Electric Starter
86
2. Mesin Hidup
Crankshaft Outer Race
Roller Gear Starter
87
2. CONVENTIONAL
BAB
BAB
SISTEM PENGENDALI &
PEMINDAH GERAK
92
Kopling
Engine
Transmisi
Roda Belakang
Penghubung
Transmisi
93
2. SISTEM KOPLING
Fungsi :
Memutuskan dan meneruskan putaran poros engkol ke
transmisi dengan lembut.
Jenis Kopling
1. Kopling Manual
2. Kopling Otomatis
3. Kopling Ganda
94
KOPLING MANUAL
CLUTCH DISCK
CRANKSHAFT
CLUTCH OUTER
CLUTCH PLATE
PRESSURE PLATE
CLUTCH SPRING
CLUTCH ARM
SPLINE WASHER
TRANSMISSION
MAINSHAFT
CLUTCH ASSEMBLY
SNAPRIN
G
R CRANKCASE COVER
95
Pada
saat
putaran
mesin
bertambah, gaya sentrifugal bekerja
pada Clutch Weight, sehingga Clutch
Weight bergerak menekan Plat
kopling terhadap kanvas kopling
dan kopling akan terhubung.
97
KOPLING SEKUNDER
KOPLING PRIMER
Kopling
Manual)
Sekunder
(Kopling
Terpasang
di
poros
utama
transimisi bekerja secara manual
digerakkan oleh tuas yang diatur
oleh pedal transmisi.
98
3. TRANSMISI
Fungsi :
Mengatur perbandingan pasangan roda gigi untuk
menyesuaikan kebutuhan sepeda motor dan kondisi
jalan.
Terdiri :
1. Mekanisme Pemindah Gigi
2. Transmisi jenis Constant Mesh
99
101
102
103
104
105
Transmisi GL200
Transmisi GL Neotech
Transmisi Win
Transmisi NSR
106
107
108