Anda di halaman 1dari 31

LAPSUS

SKIZOFRENIA SIMPLEKS
F20.6

Oleh : Rizky Anggriawan S.Ked


Ahmad Fauzan Arifani S.Ked

Pembimbing : dr. Yulizar Darwis Sp.KJ, MM

I. Identitas

Nama
: Tn. A
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 18 tahun
Alamat
: JL.Trisakti Komp. OK
RT 1, Banjarmasin
Pendidikan
: SMP
Status pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa : Banjarmasin
Agama
: Islam
Tanggal periksa: 27 Juli 2016

II. Keluhan Utama


Malu untuk bertemu orang

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Alloanamnesis dengan ayah Os
Menurut ayah OS, pasien sudah menunjukkan perubahan prilaku sejak
kelas 2 SMA. Awalnya pasien tidak ingin keluar rumah dengan alasan malu
untuk bertemu dengan seseorang. pasien hanya berdiam diri di rumah
sehingga berhenti sekolah. pasien seperti tidak memiliki minat untuk
melakukan apa-apa dan tidak ada inisiatif untuk membantu pekerjaan rumah.
Hal yang dilakukan pasien dirumah hanya main laptop, nonton dan main hp.
Ayah OS juga mengeluhkan pasien hanya berkomunikasi apabila diajak
berkomunikasi dan hanya ketika pasien minta makan kepada ibunya.
Semakin lama prilaku pasien semakin berubah, pasien menjadi lebih banyak
diam dan mengurung diri dikamar. Ayah OS juga pernah melihat pasien
berbicara dan tertawa sendiri.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Organik
:Non-Organik : -

A. Riwayat Pribadi
Riwayat Prenatal
Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalahkesehatan yang
serius. Os lahir cukup bulan, dilahirkan secara spontan, ditolong oleh bidan di kampung. Saat
lahir langsung menangis kuat, tidak ada cacat bawaan.
Riwayat Infanticy / Masa Bayi (0 - 1,5 tahun) Basic Trust Vs Mistrust
Os diberikan ASI ekslusif oleh ibunya sampai berusia2 tahun, Ibu mengasuh penuh dan
perhatian penuh dengan merawat bayinya sendiri. Os selama bayi, sudah mendapatkan
imunisasi yang lengkap.
Riwayat Early Childhood / Masa Kanak (1,5 - 3 tahun) Autonomy Vs Shame
and Doubt
Riwayat tumbuh kembang bayi baik seperti balita seusianya. Tidak ada keterlambatan
dalam tumbuh kembangnya dan gizi cukup. Os dibiarkan bebas bergerak, tidak dibatasi, dan
orang tua os selalu mengawasi gerakan os.

A. Riwayat Pribadi
Riwayat Pre School Age / Masa Prasekolah (3 6 tahun) Initiative Vs Guilt
Os suka bermain dengan objek mainan dan juga dengan teman sebayanya. Os sudah mulai
bisa meniru kegiatan orang tuanya seperti gerakan shalat, menyapu rumah, membereskan
tempat tidur, dan lain-lain. Os termasuk anak yang aktif.
Riwayat School Age / Masa Sekolah (6 12 tahun) Industry Vs Inferiority
Os bermain dengan teman sebayanya, tidak ada masalah dengan teman-temannya. Os
cepat akrab dengan teman sebayanya, tidak pernah merajuk apabila permintaan atau
keinginannya tidak terpenuhi, Os mampu menyelesaikan pekerjaan rumahnya, seperti
menyapu lantai apabila os merasa lantai kotor, Os termasuk tipe orang yang suka kebersihan
tidak suka melakukan hal yang kotor.
Riwayat Adolescence (12-18 tahun) IdentityVs Role Diffusion/ Identity
Confusion
Selama masa remaja, os mudah bergaul dengan temannya. Os termasuk ramah dan terbuka
dengan siapa saja, bahkan terhadap lawan jenis. Hubungan os dengan teman temannya
baik. Pada saat usia 12 tahun Os mulai menunjukkan perubahan prilaku, os merasa minder
dan tidak percaya diri. Semakin lama os mulai menarik diri serta tidak mau beraul dengan
lingkungan sekitar karena merasa malu
Riwayat Pendidikan
Saat SD-SMP Os sering prestasi sangat baik selalu mendapatkan ranking.

B. Riwayat Keluaarga
Os adalah anak ke 1 dari 2 bersaudara. Hubungan dengan
anggota keluarga yang lain baik. Keluarga memberikan kasih
sayang pada os. Os juga didukung oleh keluarga os untuk
menjalani pengobatan os. Tidak ada riwayat penyakit jiwa
yang sama pada keluarga os.

C. Riwayat Keluarga

No

Keluarga

Pekerjaan

Keterangan

1.

Bapak

Hidup

Ibu

Buruh pabrik

Hidup

Adik Laki-laki

Pelajar

Hidup

V. HOME VISIT
1. Home Visit (kunjungan rumah) dilakukan pada hari Jumat 29
Juli pukul 16:30 17:30.
2. Tujuan dari home visit, antara lain:
Mengetahui hubungan pasien dengan anggota keluarga, dan
lingkungan rumahnya.
Mengetahui hubungan psikososial dan lingkungan penderita.
Mencari data tambahan dari keluarga, mengenai adanya
kemungkinan stressor psikososial yang menimbulkan gejala, dan
mengetahui perilaku penderita saat dirumah.
3. Sasaran : Rumah pasien.

4. Hasil

a. LOKASI RUMAH
. Jln. Trisakti Komp. OK RT 1, Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Untuk mencapai rumah pasien, digunakan
kendaraan pribadi. Dari Rumah Sakit Ulin Banjarmasin dibutuhkan
waktu kurang lebih 30 menit.
.

Tampak pemukiman warga yang cukup padat. Jalan di depan rumah


pasien hanya dapat dilalui oleh motor (gang kecil).

. Pasien tinggal di rumah petak (kost) dengan ayah dan ibu pasien saja.

b. KONDISI RUMAH
Pasien tinggal di rumah petak (kost). Kondisi rumah
keluarga pasien termasuk keluarga kurang mampu.
Rumah pasien beratap genting, beralaskan kayu yang
dilapisi karpet dan berdinding kayu. Terdapat satu kamar
mandi, dan satu kamar tidur.

VI. Status Mental


Autoanamnesis dengan Os
Os mengenakan pakaian kemeja kotak-kotak dan memakai celana panjang, os
berpakaian sesuai usia dan os tampak terawat. Diantar oleh ayahnya ke Poli Klinik
RSJ Sambang Lihum. Os tampak kooperatif, ketika pemeriksa datang. Os terkesan
berasal dari keluarga sederhana. Os mau bersalaman dengan pemeriksa. Os
kemudian duduk tenang. Os langsung menjawab pertanyaan pemeriksa secara
spontan. Os terlihat malu ketika duduk di depan pemeriksa.
Os merasa malu untuk berteman dan bertemu seseorang, perasaan itu muncul karena
os merasa dirinya kurang dari orang lain. Keluhan itu muncul semenjak Os kelas 2
SMA. Os merasa lebih nyaman apabila sendiri dan tidak melakukan apa-apa. Os
mengatakan teman-teman disekolahnya mengajak Os untuk memakai obat-obatan
dan meminum minuman keras tetapi os tidak mau. Semenjak saat itu Os berhenti
dari sekolah dikarenakan malu untuk bertemu orang dan tidak ingin mengikuti
ajakan teman-teman sekolahnya.
Os mengatakan bahwa os tidak pernah ada keinginan untuk bunuh diri, tidak pernah
melihat bayangan-bayangan (halusiniasi visual) dan tidak pernah mendengar
bisikan-bisikan (halusinasi auditorik).

VI. Status Mental


A. Deskripsi Umum

1. Penampilan
Os mengenakan pakaian kemeja kotak-kotak dan memakai celana panjang, os
berpakaian sesuai usia dan os tampak terawat. Rambut os berwarna hitam, pendek,
dan rapi. Badan os terlihat agak gemuk.
2. Kesadaran
Jernih
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Normoaktif
4. Pembicaraan
Koheren
5. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif
6.Kontak psikis
Kontak ada, wajar, dan dapat dipertahankan.

Keadaan Afektif, Perasaan, Reaksi Emosional serta Empati


Afek/Mood
: Euthym
Ekspresi Afektif
: Tampak tenang dan normal
Stabilitas
: Stabil
Pengendalian
:Pasien dapat mengendalikan emosinya secara wajar
Sungguh-sungguh : (+)
Dalam/dangkal
: Dangkal
Skala Diferensias
: Sempit
Empati
: Dapat diraba rasakan
Arus Emosi
: Lambat
Fungsi Kognitif
Intelegensia : Kesan normal atau rata-rata(IQ = 90-110)
Konsentrasi
: Baik
Orientasi : Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang
: Baik
Situasi : Baik
Daya Ingat
: Segera
: Baik
Jangka Pendek
: Baik
Jangka Panjang
: Baik
Pikiran Abstrak
: Baik
Bakat kreatif
: main gitar
Kemampuan menolong diri sendiri : Bisa menolong diri sendiri

Gangguan Persepsi
Halusinasi A/V/G/T/O
: (-/ - / - / - / -)
Ilusi
: (-)
Depersonalisasi/Derealisasi
: Tidak ditemukan
Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Menjawab spontan
b. Kontinuitas
: Relevan, lancar
c. Hendaya berbahasa : (-)
2. Isi Pikir :
a. Preokupasi : (-)
b. Gangguan Isi Pikir
: (-)
Pengendalian Impuls
Baik
Daya Nilai
Daya nilai sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik

Tilikan
Tilikan Derajat 4: Os menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi
tidak memahami penyebab sakitnya.
Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya

X.
DIAGNOSIS
Aksis
I
: F20.6 (skizofrenia simpleks)
MULTIAKSIAL

Aksis II : None
Aksis III : None
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain (dari
anamnesa diketahui jika alasan utama os
merasa
malu karena merasa bahwa dirinya
kurang dari
orang lain. )
Aksis V
: GAF Scale80-71 : beberapa gejala sementara dan
dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah dan lain-lain.

XI. TERAPI

Psikofarmaka
:
TERAPI MEDIKAMENTOSA:
Trifluoperazine 3x5mg
TERAPI JIWA
Psikoterapi : Support terhadap penderita dan keluarga
Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan dan prognosis
pasien agarmengerti dan selalu memberikan dukungan kepada
pasien.
Bimbingan /ceramah agama, shalat berjamaah, pengajian
Mengajak os sering mengobrol dan menggali keluhan atau
perasaan os
Selalu rutin cek kesehatan medis os

XII.
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit : Dubia ad bonam
Perjalanan penyakit : Dubia ad bonam
Riwayat herediter : Dubia ad bonam
Usia saat menderita : Dubia ad bonam
Pendidikan
: Dubia ad malam (SMA)
Perkawinan
: Dubia ad bonam
Aktivitas pekerjaan : Dubia ad bonam
Ekonomi
: Dubia ad bonam
Lingkungan sosial : Dubia ad malam
Pengobatan psikiatri
: Dubia ad bonam
Kesimpulan
: Dubia ad bonam

Skizofrenia
Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia adalah suatu deskripsi
sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted), kesadaran yang
jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.

Faktor risiko skizofrenia


Genetik
Endokrin
Metabolisme
Neurokimia

Jenis-jenis skizofrenia
Skizofrenia paaranoid
Skizofrenia disoranized (hebefrenik)
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia tak terinci
Skizofrenia residual
Skizofrenia simpleks

Diagnosis skizofrenia
1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala nya itu kurang tajam atau kurang jelas.
Thought echo
Delusion of control
Halusinasi auditorik
Waham menetap
2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
Halusinasi menetap pada panca indra, disertai waham ataupun ide-ide afektif
yang jelas setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
Arus pikiran terputus atau sisipan yang berakibat inkoherensi atau neulogisme
Prilaku katatonik
Gejala negatif tetapi harus jelas tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika

Diagnosis skizofrenia
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut berlangsung selama 1 bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodomal)
4. Harus ada perubahan yang konsisten atau bermakna dari beberapa aspek
pribadi

Pedoman diagnosis skizofrenia simpleks menurut


PPDGJ - III
Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan
karena tergantung pemantapan dan perkembangan yang berjalan
progresif dan perlahan dari :
1. gejala negatif yang khas pada skizofrenia residual
anpa
didahului halusinasi, waham, atau
manifestasi lain dari
episode psikotik dan
2. Disertai perubahan prilaku pribadi bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat, tidak
berbuat sesuatu,
tanpa tujuan hidup dan
penarikan diri secara sosial
Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub
tipe skizofrenia lainnya

Diagnosis
Pedoman secara umum untuk skizofrenia simpleks pada penderita ini telah
terpenuhi yaitu pasien malu untuk bertemu dengan seseorang dan
penarikan diri secara sosial. Kehilangan inisiatif dari pernyataan keluarga.
Tidak terdapatn gejala halusinasi dan waham.

XIII. Dokumentasi

Tampak depan

Ruang tamu

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai