Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK FISIKA

2.

7.

NAMA KELOMPOK :
1.
DWI NUR HALIMAH
FRIEZQA AYU NINGTYAS
3.
IRWAN TRI WIBOWO
4.
LADY OCTORA
5.
LAILI ALDINA
6.
MEVI ERAYANI
NI KETUT ELMA LUSIANA

POLTEKKES DEPKES TANJUNG KARANG


JURUSAN FARMASI

MATERI
ARUS

LISTRIK
ARUS SEARAH
GGL DAN TEGANGAN JEPIT
HUKUM OHM
HUKUM KIRCHOFF
RANGKAIAN RLC

ARUS LISTRIK
Arus listrik (I) yang mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya
muatan listrik (Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).

Q
I
t
Secara matematis dapat dituliskan:
I = arus listrik (A)
Q = muatan listrik (C)
t = selang waktu

Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran


muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu
dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang
sebaliknya.
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).

CONTOH

Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak


60 coulomb selama 0,5 menit. Hitung besar arus listrik
yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = Q/T
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada
penghantar 2 ampere.

ARUS SEARAH (D.C.)


Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya
negatif saja (tidak berubah dari positif kenegatif, atau sebaliknya).
ARUS LISTRIK
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam
arah tertentu. Araharuslistrikyangmengalirdalamsuatu
konduktoradalahdaripotensialtinggikepotensialrendah
(berlawananarahdengangerakelektron).
KUAT ARUS LISTRIK (I)
adalah jumlah muatan listrik yang menembus penampang konduktor tiap
satuan waktu.
I = V.Qe.n.A
Dengan :
Q = muatan listrik
n = jumlah elektron/volume
v = kecepatan electron
A = Luas penampang kawat

GGL DAN TEGANGAN


JEPIT
GGL adalah tegangan dari suatu sumber tegangan sebelum mengalirkan arus.
Besar GGL : VAB =
TEGANGAN JEPIT (V.b)
adalah beda potensial antara kutub-kutub sumber atau antara dua titik yang
diukur.
1. Bila baterai mengalirkan arus maka tegangan jepitnya adalah:
Vab = - I rd
2. Bila baterai menerima arus maka tegangan jepitnya adalah:
Vab = + I rd
3. Bila baterai tidak mengalirkan atau tidak menerima arus maka
tegangan jepitnya adalah .
Vab =
Dalam menyelesaian soal rangkaian listrik, perlu diperhatikan :
1. Hambatan R yang dialiri arus listrik. Hambatan R diabaikan jika tidak
dilalui arus listrik.
2. Hambatan R umumnya tetap, sehingga lebih cepat menggunakan
rumus yang berhubungan dengan hambatan R tersebut.
3. Rumus yang sering digunakan: hukum Ohm, hukum Kirchoff, sifat
rangkaian, energi dan daya listrik.

Susunan Seri

s = 1 + 2 + 3
r s = r1 + r2 + r3
Jika terdapat n buah GGL yang masing masing besarnya = dan
hambatannya dalamnya = r, yang disusun seri, maka :
s = n.
rs = n.r
I=
n
n.r + R
Susunan Paralel
Jika 1 = 2 = 3
p = 1 = 2 = 3
Jika terdapat n buah GGL yang masing masing besarnya = dan
hambatan dalamnya = r yang disusun paralel, maka :
p=
rp = r/n
I=
R + r/n

HUKUM OHM
Hukum Ohm menyatakan bahwa
Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar
sebanding dengan beda potensial antara ujung ujung
penghantar, asal suhu penghantar tersebut tidak berubah.
Perbandingan tegangan (V) dengan kuat arus ( I ) adalah tetap
dan disebut dengan hambatan. Secara umum, hokum Ohm
dinyatakan dengan rumus :
V = I.R
Dengan : V = tegangan ( Volt )
I = Kuat arus ( A )
R = Hamabatan ( Ohm )
Satuan hambatan dalam SI adalah volt per ampere atau
disebut Ohm ( ).
Besar hamabtan suatu kawat penghantar tergantung pada :

Jenis kawatnya, yakni hambatan jenisnya ( )


Panjang kawatnya ( )
Luas penampang ( A)

Secara matematis hubungan tersebut


dapat ditulis :

L
R
A

Dengan : R = Hambatan ( Ohm )


= Hambatan jenis kawat ( Ohm.m
= Panjang kawat ( m )
A = Luas penampang kawat ( m2 )

HUKUM KIRCHOFF
HUKUM KIRCHOFF I : jumlah arus menuju suatu titik cabang sama dengan
jumlah arus yang meninggalkannya.
Iin = Iout
HUKUM KIRCHOFF II : dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL ( )
dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.
+ IR = 0

Rangkaian Dengan Satu Loop


Dalam rangkaian satu loop, kuat arus yang mengalir adalah sama, yaitu
sebesar I. jika pada rangkaian dibuat loop a-b-c-d-a, maka sesuai hokum
kirchoff II :
+ I.R
(1 2 ) + I ( R4+r2+R3+r1) = 0

RANGKAIAN RLC
I = Im sin t
Hubungan antara VR, VL, VC dan V pada rangkaian seri RLC.
VR = Im R sin t = VmR sin t
VL = Im XL sin (t + 900) = VmL sin (t + 900)
VC = Im XC sin (t 900) = VmC sin (t 900)
Tegangan antara ujung ujung rangkaian RLC, yaitu V AB = V adalah jumlah
fasor antara VR, VL, VC. Penjumlahan fasor tersebut menghasilkan besar
tegangan total, yaitu :
V = V2R + (VL VC )2
Impedansi Rangkaian ( Z)
Z = R2 + (xL xC )2
V L = I. XL
VC = I. XC

Sudut fase
XL XC
tan
R
VL VC
tan
VR

Sifat rangkaian
Jika XL > XC, bersifat induktif, I tertinggal dari
tegangan sebesar , yaitu 0> > /2
Jika XL < XC, bersifat kapasitif, I mendahului tegangan
sebesar , yaitu 0<< /2
Jika XL = XC, bersifat resistif, I sefase dengan
tegangan.

Frekuensi Resonansi

1
2 LC

TERIMA KASIH
SEE YOU NEXT TIME

Anda mungkin juga menyukai