Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PENYAKIT KRITIS DENGAN VENTILASI

NON-INVASIF OLEH PELAYANAN HELIKOPTER MEDIS


DARURAT AUSTRALIA (HEMS)
Oleh :
Rosa Riris S
Pembimbing :
dr. Septian Adi Permana, Sp. An., M.Kes.

Latar Belakang

Ventilasi tekanan positif noninvasif (VNI) digunakan secara


umum sebagai terapi pada
pengelolaan kegawatan napas
akut termasuk gagal napas
hipoksia dan hiperkapnia.

Tujuan penelitian ini adalah


untuk
mempelajari
penggunaan
VNI
selama
penjemputan
interhospital
pada
aeromedical
service
Australia yang dibawahi dokter.

Persiapan dan Langkah Kerja


Perlakuan Penelitian
Pasien GSA-HEMS yang pantas
mendapat
VNI
diberikan
VNI
percobaan
untuk
perpindahan
interhospital
Menggunakan
Oxylog 3000+

transport

ventilator

VNI dilakukan menggunakan masker


dengan ukuran yang sesuai dan
dengan head strap (tali kepala)

Pemilihan Pasien
Pasien yang ditransport antara 1 Maret 2012
sampai 30 April 2013 dicari menggunakan
Rekam Medik Elektrik (RME) GSA-HEMS.
Kriteria inklusi : adanya bukti RME definitif
untuk penggunaan VNI oleh tim.
Kelompok 1 ditranspor menggunakan VNI.
Kelompok 2 diberikan VNI oleh tim tapi
membutuhkan intubasi awal untuk transport.
Kelompok 3 diberikan VNI saat di RS perujuk
dan tidak pada saat transport.
Kriteria ekslusi diantaranya pasien yang
meninggal dunia atau mendapatkan terapi
paliatif awal saat tim tiba, indikasi intubasi
sebelum penjemputan, pediatrik (usia <16
tahun) dan kasus tanpa indikasi VNI.

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian

Pembahasan
Kasus VNI menempati >3% dari layanan beban kerja GSA-HEMS.
Pasien pada penelitian diketahui menerima VNI pada berbagai
macam tujuan termasuk stabilisasi di RS perujuk, sebelum rapid
sequence intubation (RSI) dan untuk terapi selama transport.
Penggunaan VNI tampaknya aman dalam keadaan interhospital.
Tidak ada pasien yang memerlukan intubasi selama transit (0/86)
dan tidak ada kematian selama pemindahan atau kurang dari 24
jam.
Pasien yang di transport menggunakan VNI memiliki kebutuhan
penanganan kritis yang tinggi dan keberagaman kasus dalam hal
diagnosis dan lokasi geografis.

Pembahasan
Bukti dari penelitian menunjukkan keberhasilan VNI yang
diterapkan pada moda tranportasi darat, pesawat dan helicopter.
Pengawasan keselamatan pasien tergantung pada tata kelola
struktur yang mendukung (yaitu, konsultasi dengan spesialis
berpengalaman on-call) dan seleksi pasien secara bijaksana.
Durasi misi penjemputan yang dilaporkan pada penelitian ini
dapat menggambarkan jarak geografis dan kekomplekan kasus
(tabel 3).
Selain itu tampak bahwa kegagalan terapi VNI dikaitkan dengan
peningkatan waktu misi dan pengobatan (tabel 4).

Pembahasan
Ada keterbatasan penting untuk dipertimbangkan ketika
menggunakan VNI interhospital meskipun tidak ada pasien
yang memburuk ke titik yang membutuhkan intubasi.
Sementara rapid sequence intubation (RSI) dimungkinkan
di penerbangan, sebaiknya dihindari jika mungkin karena
kesulitan logistik dan tingkat keberhasilan yang lebih
rendah dilaporkan.
Penggunaan selektif interhospital VNI mencerminkan
keseimbangan antara manfaat terapi versus risiko
kemunduran status kesehatan selama transportasi.
Dari penelitian ini, peneliti mengidentifikasi 4 faktor utama
yang harus diperhatikan ketika menggunakan VNI.
Keempat faktor ini adalah faktor peralatan, faktor
penerbangan, faktor pasien dan konsumsi oksigen.

Keterbatasan Penelitian
Jumlah pasien yang terbatas pada layanan penjemputan,
sehingga harus diperhatikan saat penerapan hasil ke
daerah lain.
Data hasil, sementara yang lengkap dan tepat untuk
pertanyaan penelitian, terbatas pada follow up jangka
pendek.
Terdapat potensi untuk bias pengamat dan pengukuran.
Namun, tidak ada kesalahan yang ditemukan ketika peneliti
independen kedua memeriksa: kesesuaian input data,
kriteria inklusi dan pengelompokan pasien.

Kesimpulan
VNI adalah tatalaksana yang berguna secara signifikan
proporsional pada pasien kritis yang membutuhkan
pemindahan intrahospital.
Manfaat langsung (misalnya, hemodinamik dan pernafasan)
dan manfaat laten (misalnya, mengurangi perawatan inap
intensif dan ventilator-associated pneumonia) harus
dipertimbangkan terhadap risiko penurunan kesehatan
selama transportasi.
Ketika ada ketidakpastian tentang risiko transfer, uji coba
terapi VNI di rumah sakit perujuk dan konsultasi dengan
rekan-rekan yang berpengalaman harus dilakukan.
Layanan
aeromedical
terintegrasi
kedepan
harus
mempertimbangkan pengembangan prosedur pengoperasian
lokal untuk penggunaan interhospital VNI.

Anda mungkin juga menyukai