Anda di halaman 1dari 28

REFERAT ENDOFTALMITIS

Pembimbing : dr. Arief , Sp. M


Oleh : Lulu Faidzin Putri Annisah

PENDAHULUAN

Endoftalmitis termasuk kegawatdaruratan dalam bidang


oftalmologi meskipun bukan 5 besar penyebab terjadinya
kebutaan.
Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur
didalamnya. Peradangan supuratif didalam bola mata akan
memberikan abses didalam badan kaca.
Endoftalmitis jarang ditemukan namun merupakan komplikasi
yang membahayakan.

ANATOMI BOLA MATA

DEFINISI

Endoftalmitis suatu peradangan yang terjadi pada seluruh


jaringan intraokular. Endoftalmitis mengenai dua dinding bola
mata yaitu retina dan koroid namun tanpa melibatkan sclera
dan kapsula tenon.
Peradangan supuratif di bagian dalam bola mata yang meliputi
uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam
kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior.

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian di Amerika serikat akibat operasi terbuka bola


mata sebesar 5-14%, sedangkan yang disebabkan oleh trauma
sekitar 10-30% dan akibat oleh reaksi antibodi terhadap
pemasangan lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh
tubuh sebesar 7-13%.
Post operasi intraokular (62%), cedera karena benda tajam
(20%), komplikasi setelah operasi glaukoma (10%), serta
setelah melakukan operasi lain berupa keratoplasti, vitrektomi,
ataupun implantasi intraokular lensa, dan akibat bakteri dan
jamur terjadi sekitar (2-8%)

ETIOLOGI

Infeksi : - endogen (bakteri, jamur, parasit dan akibat penyakit


sistemik lain)
- eksogen (trauma tembus bola mata atau adanya
infeksi sekunder akibat komplikasi yang terjadi pada tindakan
membuka bola mata dan reaksi terhadap benda asing)
Non-infeksi Endoftalmitis fakoanafilaktik : suatu penyakit
autoimun terhadap jaringan tubuh sendiri yang diakibatkan
jaringan tubuh tidak mengenali jaringan lensa yang tidak
terletak didalam kapsul.

KLASIFIKASI

PATOGENESIS

Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier)


memberikan
ketahanan
alami
terhadap
serangan
dari
mikroorganisme. Masuknya bakteri ke dalam mata terjadi karena
rusaknya rintangan-rintangan okular. Ini bisa disebabkan oleh invasi
atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular.
Penetrasi melalui kornea atau sklera mengakibatkan gangguan
eksogen pada mata. Jika masuknya lewat sistem vaskular, maka jalur
endogen akan terbentuk. Setelah bakteri-bakteri memperoleh jalan
masuk ke dalam mata, proliferasi akan berlangsung dengan cepat.
Kerusakan jaringan intraokular dapat juga disebabkan oleh invasi
langsung oleh mikroorganisme dan atau dari mediator inflamasi dari
respon kekebalan.

cont...

Vitreus bertindak sebagai media yang sangat bagus bagi pertumbuhan


bakteri.
Bakteri yang sering menyebabkan endoftalmitis adalah staphylococcus,
streptococcus, pneumococcus, pseudomonas dan bacillus cereus
Kerusakan pada mata terjadi akibat rusaknya sel-sel inflamasi yang
melepaskan enzim proteolitik serta racun yang dihasilkan oleh bakteri.
Kerusakan terjadi disemua level jaringan yang berhubungan dengan sel-sel
inflamasi dan racun-racun.
Endoftalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris,
retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua
jaringan okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola
mata. Selain itu, peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital.
Setiap prosedur operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat
menyebabkan endoftalmitis eksogen

Manifestasi Klinis pada pemeriksaan Fisik

Gejala Subjektif

Mata merah dan nyeri pada bola mata


Penurunan tajam penglihatan
Fotofobia
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak (kadang sulit dibuka)

Gejala Objektif

Udem Palpebra Superior


Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Udem Kornea
Kornea keruh
keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun
hilang sama sekali.
Endoftalmitis akibat jamur : didalam badan kaca terdapat masa putih abuabu, hipopion ringan, bentuk abses satelit didalam badan kaca dengan
proyeksi sinar yang baik.

Manifestasi klinis berdasarkan etiologi


Bakteri

Onset cepat (1-7 hari post


operatif )
Nyeri, mata merah dan
kemosis
Edem palpebra dan spasme
otot palpebra
Visus menurun dengan cepat
Hipopion
Diffuse glaucoma

Fungi

Onset terlambat (8-14 hari


atau lebih)
Sedikit nyeri dan merah
Transient hipopion
Lesi satelit
Puff ball opacities pada
vitreus
Visus tidak begitu menurun

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Metode kultur
USG mata.
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda
asing dalam bola mata, menilai densitas dari vitreitis yang
terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah mencapai retina.
Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui
penyakit sistemik yang dapat menimbulkan endoftalmitis,
melalui penyebaran secara hematogen.
Pengambilan sampel aqueos dan vitreus untuk analisis mikrobiologi

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


Gambaran Klinis

Endoftalmitis

Panoftalmitis

Radang

Intraokuler

Intraokuler, Intraorbita

Demam

Tidak nyata

Nyata

Ada

Berat

Masih dapat bergerak

Sakit, tidak dapat bergerak

Eksoftalmus

Tidak ada

Mata menonjol

Bedah

Eviserasi

Enukleasi

Sakit bola mata


Pergerakan bola mata

Panoftalmitis

Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada penyebab yang
mendasari endoftalmitis.
Hasil akhir ini sangat tergantung pada penegakan
diagnosis dan pengobatan tepat waktu tujuan dari terapi
endoftalmitis adalah :
Untuk mensterilkan mata
Mengurangi kerusakan jaringan dari produk bakteri dan
peradangan
Mempertahankan penglihatan.

Non - Medikamentosa
Perlu di jelaskan ke pasien bahwa :
Penyakit yang diderita memiliki prognosa yang buruk
yang mengancam bola mata dan nyawa apabila tidak
tertangani.
Penyakit tersebut dapat mengenai mata satunya,
sehingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat tentang
adanya tanda-tanda inflamasi pada mata seperti mata
merah, bengkak, turunnya tajam penglihatan, kotoran
pada mata untuk segera diperiksakan ke dokter mata.

Penderita menderita diabetes yang memerlukan


pengontrolan yang ketat baik secara diet maupun
medikamentosa.
Perlunya menjaga kebersihan gigi mulut, sistem
saluran kencing yang memungkinkan menjadi
fokal infeksi dari endoftalmitis endogen.

Tatalaksana Medikamentosa
Antibiotik :
Gram (+) : Vancomycin
Gram (-) : Gol. Aminoglikosida (Gentamycin, Tobromycin, Amikacin).
Cara pemberian:
topical, subconjunctival,
intravitreal, intravenous.
Cara yang paling dianjurkan adalah intravitreal, karena sebagai modalitas terapi.
Antibiotik Intravitreal
Drug of Choice :
1.
Vancomycin (1mg/0,1ml) + Ceftaxidime
(2,25mg/0,1ml)
2.
Vancomycin (1mg/0,1ml) + Amikacin
(4mg/0,1ml)
3.
Vancomycin (1mg/0,1ml) + Gentamycin
(200mg/0,1ml)
Antibiotik Intravena :
Tidak memegang peran utama
Membantu menambah dan mempertahankan antibiotik
intravitreal
Antibiotik Sub-konjunctiva
Konsentrasi pada aqueous baik, sedangkan pada vitreous
kurang baik
Antibiotik yang dapat digunakan : B lactam, Vancomycin,Getamycin

Antifungal :
Ketoconazole 400mg/hari
Fluconazole 200mg/hari dibagi menjadi 2 kali pemberian
Jika tidak menimbulkan perbaikan selama 5-10x hari, salah satu dari obat
tersebut diganti dengan amphotericin B, dosis 5-10 ugm/0,1ml
Kortikosteroid :
Dexamethasone 400ug/0,1ml. Berfungsi untuk :
Membatasi kerusakan jaringan
Mengurangi efek toksin dari intraocular cytokine
Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2%
2 3 hari sekali.
Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan
intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.

Terapi operatif
Vitrectomy
Adalah tindakan bedah dalam terapi
endofthalmitis.
Bedah debridemen rongga vitreous
terinfeksi menghilangkan bakteri, selsel inflamasi, dan zat beracun lainnya
untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk
menghapus membran vitreous yang
dapat menyebabkan ablasio retina,
dan
membantu
pemulihan
penglihatan.

Perbedaan sebelum dan sesudah


virektomi

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan
mengenai ketiga lapisan mata (retina, koroid dan sklera) dan
vitreus dapat menyebabkan panoftalmitis.
Panoftalmitis merupakan radang supuratif intraokular
disertai dengan radang jaringan ekstraokular atau kapsul
tenon dan jaringan ikat jarang didalam rongga orbita.

Penyebabnya terutama akibat perforasi operasi yang


disertai infeksi. Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat
sakit, mengggigil disertai demam, sakit kepala berat. Pada
mata akan terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna
sangat keruh dan berwarna kuning, hipopion, badan kaca
dengan massa purulen massif disertai reflex kuning

Prognosis
Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada
endoftalmitis eksogen
Berhubungan langsung dengan tipe organism,
tingkat virulensi, daya tahan tubuh penderita dan
keterlambatan diagnosis
Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi,
74% pasien mendapat perbaikan visus sampai
6/30

KESIMPULAN
Endoftalmitis : peradangan hebat intraocular, terjadi yang diakibatkan
dari bakteri, jamur, atau keduanya.
Tanda dan gejala : penurunan visus, hiperemi konjungtiva, nyeri,
pembengkakan, dan hipopion. Konjungtiva kemosis dan edema kornea.
Endoftalmitis terbagi atas endoftalmitis eksogen, endoftalmitis
endogen dan endoftalmitis fakoanafilaktik.
Pemeriksaan penunjang untuk endoftalmitis adalah vitreus tap untuk
mengetahui organism penyebab sehingga terapi yan diberikan sesuai.
Terapi operatif (vitrectomy) dilakukan pada endoftalmitis berat.
Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi dari
endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan, virulensi
bakteri dan keparahan dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu
cepat dengan tatalaksana yang tepat mampu meningkatkan angka
kesembuhan endoftalmitis

DAFTAR PUSTAKA

Shceidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endoftalmitis: Clinical features and visual acuity
outcomes. Am J Ophtalmol 2004; 137:4.
Drake R, Vogi AW, Mitchell AW. Grays anatomy for students: Elsevier Health Sciences; 2014.
Rao N, Cousins S, Forster D, Meisler D, Opremcap E, Turgeon P. intraocular inflammation and uveitis. Basic and
Clinical Science Course (San Francisco: American Academy of Ophthalmology, 1997-1998), Section. 1997;9:57-80.
Sidarta I. Ilmu penyakit mata, edisi ke 4, cetakan ke 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012
Graham, R, 2006, Endoftalmitis Bacterial, www.Emedicine//emerg.2006htm . Diakses tanggal 29 juli 2016
Trattler, W, 2006, Endofftalmitis Post Operatif, www.Emedicine//emerg.2006htm . Diakses tanggal 1 Agustus 2016
Bobrow JC, dkk, 2008. Lens and cataract. Singapore: American Academy of Ophthalmology)
Riordan-Eva P, Whitcher J. Vaughan & Asburys general ophthalmology: Wiley Online Library; 2008.
Jackson TL, Eykyn SJ, Graham EM, Stanford MR. Endogenous bacterial endophtalmitis: a 17-year prospective series
and review of 267 reported cases. Survey of ophthalmology. 2003;48(4):403-23.
Veselinovi D, Veselinovi A. Endopthalmitis. Acta Medica Medianae. 2009;48(1):56-62.
Olver J, Cassidy L, Jutley G, Crawley L. Ophtalmology at a Glance: John Wiley & Sons; 2014.
Gordon Y. Vancomycin prophylaxis and emerging resistence: Are opthtalmologists the villiaris? The heroes? Am J
Ophtalmol 2001; 131:3:371-6.
Phan LT, Hwang TN, McCulley TJ. Eviceration in the modern age. Middle East African journal of ophthalmology.
2012;19(1):24.
CMPMedica. MIMS edisi bahasa Indonesia, volume 9. Jakarta: PT. Info Master. 2008
Gran IM, Ugahary LC, Van Dissel JT, Feron E, Peperkamp E, Veckeneer M et al. intravitreal dexamethasone as
adjuvant in the treatment of post operative endophtalmitis: a prospective randomized trial. Grafes Arch Clin Exp
Ophtalmol. 2005; 243(12):1200-5.

Anda mungkin juga menyukai