Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

morbili &
bronkopneumonia
P E M B IM B IN G:
D R. TRI YAN T I RAH AY U N IN GSIH , SP. A (K )
D ISU SU N OL E H :
C H E RAS YE ZIA K H ARISM IA SJAR FI (03 0110 58)

PENDAHULUAN

Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya


penularan tinggi, yang ditandai dengan demam, koriza,
konjungtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (Koplik's
spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh.
Sebelum diperkenalkannya vaksin campak pada tahun
1963, kurang lebih 400.000 kasus campak yang
dilaporkan, tetapi apabila diasumsikan setiap anak
terkena campak maka kurang lebih jumlah kasus campak
dapat mencapai 3,5 juta kasus per tahun. Seteleh vaksin
diperkenalkan, dilaporkan terjadi penurunan kasus
campak sampai 99%.

Identitas
Data

Pasien

Ayah

Ibu

Nama

An. AP

Tn. S

Ny. S

Umur

1 tahun

33 tahun

28 tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Alamat

Kp. Gedung Gede RT 02/15

Agama

Islam

Islam

Islam

Suku bangsa

Jawa

Jawa

Jawa

Pendidikan

D1

SMA

Pekerjaan

wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

Penghasilan

Keterangan

Hubungan dengan orang tua :


Anak kandung

Anamnesis
Keluhan
Utama

Demam sejak lima hari


sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan
Tambahan

timbul bercak-bercak
kemerahan di seluruh tubuh
mata terlihat merah dan
berair,
Batuk disertai sesak nafas,
dan penurunan nafsu makan

sesak napas : tiba-tiba dan semakin lama semakin memberat, tidak


disertai dengan bunyi ngik.
Buang Air Besar (BAB) dan uang Air Kecil dalam batas normal. Riwayat
kejang disangkal.

sakit nafsu makan menurun, tapi masih mau untuk minum air
putih .

muncul ruam-ruam bercak merah di kulit os yang dimulai


dari bagian muka dan leher os kemudian ke seluruh tubuh
pasien.
Demam : terus menerus sepanjang hari,, suhu naik turun
tidak pernah mencapai normal, suhu tertinggi diukur
thermometer 39 derajat celcius., Demam tidak disertai oleh
kejang.
Batuk, pilek terus menerus, berdahak tetapi sulit untuk
dikeluarkan.
Mata pasien memerah dan berair namun tidak gatal.

1 hari
SMRS
2 hari
SMRS
Pada hari
ketiga
demam
sejak 5 hari
SMRS.

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat
Penyakit
Dahulu

Belum pernah sakit seperti ini


sebelumnya, riwayat penyakit
lain disangkal

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Tidak ada anggota


keluarga yang mengalami
penyakit yang serupa.

Riwayat
Kehamilan
dan
Persalinan

Riwayat
Pertumbuhan
dan
Perkembanga
n

Tidak terdapat kelainan


Sesuai dengan usia
pertumbuhan dan
perkembangan

Riwayat
Makanan

ASI eksklusif 6 bulan

Riwayat
Imunisasi

Tidak imunisasi campak

Riwayat
Perumahan
dan
Sanitasi

Baik

Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Umum

Tanda Vital

Status gizi

Tampak Sakit Sedang


Kes : CM
HR : 96
x/m
RR : 40 x/m
T:
390C
Gizi normal

Kepala dan
Leher

RCL +/+, RCTL +/+, lakrimasi (+),


conjungtivitis (+)
Mulut : faring hiperemis +, T2-T2,
bercak koplik (-)

Thoraks

Ronkhi basah halus +/+,


retraksi (-)

Abdomen

Kulit

Dalam batas normal


ruam makulopapular di
wajah, leher, dada, perut,
punggung dan ekstremitas
(+)

Pemeriksaan Penunjang

Foto Thorax AP tanggal 11 Juli 2016

Kesan: Bronkopneumonia duplex

Resume
KU:
Demam
sejak 5
hari
SMRS

Pasien blm
imunisasi
campak.

Selain demam,
batuk & pilek
sejak 5 hari
SMRS.

muncul bintik
kemerahan

Sesak 1
hari SMRS

Bercak
kemerahan
dimulai dari
belakang
telinga, leher,
muka, dada,
tangan, dan kaki

TSS, CM
HR: 116
x/m
RR:
40x/m
T: 390C
Gizi:
Normal

Foto Thorax:
Bronkopneumo
nia duplex

Resume
PF: eksantema
pada belakang
telinga, leher,
muka, dada,
perut, tangan &
kaki

Mata :
conjungtitis
(+). Lakrimasi
(+)
Hidung: sekret
+/+

Pemeriksaa
n
penunjang:
Leukosit
16100.ul

Paru : Rhonki
basah halus +/+

Pemeriksaan anjuran
IgM spesifik
Diagnosa kerja
Morbili
Bronkhopneumonia
Diagnosa banding
Rubella

Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm makro
Sanmol drip 75mg k/p
Ranitidin 2x 0,5 ml
Vit. A 1 x 200.000 IU (selama 2 hari)
Nebulizer: ventolin 1amp + nacl 2cc/8jam
Azitromicin 1x3ml
Aminophilin 3x1cc
Koreksi Natrium
Meropenem 3x300mg

Prognosis
Ad vitam

: ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

Hari sakit ke-5, hari perawatan ke-1


S

Datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan demam sejak 5


hari SMRS, batuk, pilek, sesak nafas dan terdapat bercak kemerahan
pada telinga, leher, muka, dada, perut, tangan & kaki.

T : 38,4oC, HR : 120x/m, RR : 40x/m, Ronkhi basah halus +/+,


Retraksi (+), Eksantema (+). Leukosit 16100/ul.

IVFD RL 20 tpm makro


Meropenem 3x300mg
Sanmol drip 75mg k/p
Ranitidin 2x 0,5 ml
Nebulizer: ventolin 1amp + nacl 2cc/8jam
Azitromicin 1x3ml
Aminophilin 3x1cc
Vit. A 1 x 200.000 IU (selama 2 hari)
Koreksi Natrium (135-122) x 8x 0,6 = NaCl 3% 62,4 + NaCl 0,9%
187,2
= 249,6 250 cc/5 jam= 50cc/jam
Hari sakit ke-6, hari perawatan ke-2

Demam hari ke-6, batuk, pilek, sesak nafas berkurang, bercak


kemerahan

T : 37,7oC, HR : 120x/m, RR : 32x/m, Ronkhi basah halus +/+,


Retraksi +/+ Eksantema (+), Foto Thorax AP : Bronkopneumonia

Hari sakit ke-7, hari perawatan ke-3


S

Demam sudah menurun, batuk, pilek, bercak kemerahan.

T : 37,2 oC, HR : 116x/m, RR : 24x/m, Ronkhi +/+, Eksantema (+)

Lanjutkan
Hari sakit ke-8, hari perawatan ke-4

Batuk berkurang, kemerahan menjadi kehitaman

T : 36,7oC, HR : 110x/m, RR : 20x/m, Eksantema (+) hiperpigmentasi


pada belakang telinga, leher dan muka.

Terapi lanjut
Hari sakit ke-9, hari perawatan ke-5

Kemerahan menjadi kehitaman

T : 36,3 oC, HR : 100x/m, RR : 20x/m, Eksantema (+) hiperpigmentasi


pada daerah belakang telinga, leher, muka, dada, perut & tangan.

Boleh pulang.

Analisa kasus

Demam
Demam terjadi akibat
rx Ag-Ab memicu
keluarnya mediator
inflamasi (IL-1, IFNgamma, TNF-alfa, IL2, histamin)

Peningkatan
thermostatic set
point

Aktivasi sistem
saraf simpatis

Pirogen
endoge
n

Berdifusi
ke
hipothalam
us

IL-1 bekerja
langsung pada
pusat
termoregulator

IL-1 merubah asam


arakidonat menjadi
prostaglandin-E2

Menahan panas
(vasokonstriksi) &
memproduksi panas
dengan menggigil

Koriza, mata merah, batuk


5-6 hari setelah infeksi awal fokus infeksi pada
hari ke 9-10 fokus infeksi menimbulkan nekrosis
pada 1 s/d 2 lapis sel virus dalam jumlah banyak
masuk kembali ke pembuluh darah manifestasi
klinis dari sistem saluran napas dan mata.

Ruam
Delayed hypersensitivity terhadap antigen virus
ruam makulopapular pada hari ke-14 sesudah awal
infeksi

Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar tidak lengkap, faktor resiko terinfeksi
Ronkhi
Ronkhi pada kedua lapang paru dan didapatkan hasil
rontgen thoraks berupa bronkopneumonia daerah
epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran
pernapasan memberikan kesempatan infeksi bakteri
sekunder sehingga dapat menimbulkan penyakit
berupa bronkopneumonia.
Leukositosis
Hasil
pemeriksaan
laboratorium
menunjukan
leukositosis kemungkian dikarenakan infeksibkteri
bronkopneumonia pemberian antibiotk

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien sudah sesuai dengan prinsip


terapi campak yaitu terapi suportif seperti pemberian cairan,
antipiretiik
Pada pasien ini diberikan terapi
IVFD RL 20 tpm makro kebutuhan cairan pasien
Sanmol drip 75mg k/p antipiretik, menurunkan demam
Ranitidin 2x 0,5 ml
Nebulizer: ventolin 1amp + nacl 2cc/8jam bronkodilator
Azitromicin 1x3ml Meropenem 3x300mg antibiotik untuk
mengatasi bronkopneumonia
Vit. A 1 x 200.000 IU (selama 2 hari) Vitamin A sesuai
rekomendasi WHO dan UNICEF 200.000 IU selama 3 hari

Tinjauan pustaka

Definisi
Penyakit akut, sangat menular,
disebabkan oleh infeksi virus measles
virus, famili paramyxoviridae, genus
morbilivirus.

Patofisiologi
Penderita campak

Virus keluar dari


RES

Viremia II

Invasi ke epitel tractus


respiratorius

Multiplikasi
virus

Nekrosis sel RES

Viremia I

Menyebar melalui pembuluh


darah

Virus menyebar
melalui pembuluh
darah

Manifestasi
klinis

Batuk, koriza,
mata merah dan
berair, koplik spot

Respon imune

Delayed
hypersensitvity

Demam

Ruam eksantema

Manifestasi klinis
Stadium
Prodroma
l

Demam
Batuk
Fotofobia
Koplik

Stadium
Erupsi

Batuk +
Rash
Eksantema di palatum durum

Stadium
Kovalese
nsi

Rash hiperpigmentasi

Manifestasi Klinis

Diagnosis
Koriza dan mata meradang disertai
batuk
Demam tinggi dalam beberapa
hari
Ruam yang memiliki ciri khas

Penatalaksanaan
Antipiretik
Paracetamol 3-4x10-15mg/kg
Vitamin A
<6 bulan : 100.000 IU (single)
6 bulan 1 thn : 200.000 IU (single)
>1 tahun/imunokompromais : 200.000IU diulang 2x
Obat kumur antiseptik
Cairan parenteral
jika kurang asupan
Antiviral
Ribavirin 20-35 mg/kgBB/hari i.v penderita campak
dengan komplikasi/ imunokompromais

Komplikasi
Otitis Media
Akut
Subacute
Sclerosing
Panencephali
tis

Bronkhopneumo
nia

Ensefalitis

Kebutaan

Kejang
Demam

Laringitis
Akut

Bronkopneumonia
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak
dibedakan menjadi:
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Pneumonia intertisial (bronkiolitis)

Gambaran infeksi umum :


Demam suhu bisa mencapai 39-40oC dan kadang dapat juga
disertai dengan kejang akibat demam yang tinggi.
Sakit kepala
Gelisah
Malaise
Penurunan nafsu makan
Keluhan gastrointestinal mual, muntah, diare
Gambaran gangguan respiratori:
Batuk awalnya kering kemudian menjadi produktif
Sesak nafas
Retraksi dada
Takipnea
Napas cuping hidung
Penggunaan otat pernafasan tambahan
Sianosis
Merintih

penyulit tersering pada infeksi campak.


invasi langsung virus campak maupun
sekunder oleh bakteri

infeksi

Tanda : ronki basah halus, batuk, dan meningkatnya


frekuensi nafas.
Pada saat suhu menurun, gejala pneumonia karena
virus campak akan menghilang kecuali batuk yang
masih akan bertahan selama beberapa lama.
Bila gejala tidak berkurang curiga adanya infeksi
sekunder oleh bakteri yang menginvasi mukosa
saluran nafas yang telah dirusak oleh virus campak.
Penanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak
muncul akibat yang fatal.

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai