Anda di halaman 1dari 27

PENGAWETAN

JENAZAH
SECARA UMUM
Pembimbing:
dr. Ricka Brilianty Zaluchu Sp.KF

SMF Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Mei 2016

MONS

Vladimir Lenin

Evita Peron

Paus Johanes
Paulus XXII

Rosalia
Lombardo

PEMBUSUKAN
adalah proses degradasi jaringan yang terjadi
akibat autolisis dan kerja bakteri.

TANDA-TANDA PEMBUSUKAN:

Warna kehijauan pada dinding perut kanan bawah.


Pelebaran pembuluh darah vena superfisial.
Muka, perut, skrotum atau vulva membengkak.
Gelembung atau lepuh pada kulit.
Cairan darah dari mulut dan lubang hidung.
Bau busuk.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PROSES PEMBUSUKAN ANTARA LAIN:
A.

Faktor luar
Mikroorganisme.
Suhu di sekitar mayat.
Kelembaban udara.
Medium di mana mayat berada.

B.

Faktor dalam
Umur.
Sebab kematian.
Keadaan mayat.

PENGAWETAN
JENAZAH
SECARA
Mumifikasi
Pada lingkungan:yang panas/
ALAMI
kering (padang pasir/ gurun).
Kelembaban rendah.

Saponifikasi
Pada lingkungan yang basah
(rawa/ berair).
Kelembaban tinggi.

PENGAWETAN JENAZAH
SECARA BUATAN :
EMBALMING
PRINSIP :
Proses perlakuan secara kimiawi pada tubuh
jenazah untuk mengurangi adanya dan
tumbuhnya mikroorganisme, untuk
menghambat pembusukan dan untuk
memperbaiki penampilan fisiknya.
(Frederick & Strub 1989)
Embalming adalah : seni dan ilmu.

1.
2.
3.

Sejarah Embalming
(3 periode) :

Periode Egyptian atau Kuno: 3200 SM - 600 M


Periode Medieval : 600 M - 1850 M
Periode Modern : 1850 M - sekarang

1. PERIODE KUNO (3200 BC 600 AD)


Tujuan : Kepercayaan dan tradisi.
Methode :
Penggaraman.
Penjemuran.
Penyucian.
Pemberian rempah-rempah.
Pembungkusan jenazah.

2.

PERIODE PERTENGAHAN
(600 SM-TAHUN 1850)

Tujuan : Ilmu Pengetahuan


Methode : injeksi ateri dan perendaman jenazah.
Bahan-bahan: terpentin, lavender, rosemary,
spiritus atau anggur, dan garam bahan kimia (zinc,
arsen, aluminium korida, alkohol dan zinc sulfate).

Leonardo DaVinci (1452-1519)

dr. Frederick Ruysch (1665-1717)

3. PERIODE MODERN (1850 - SEKARANG)


Tujuan : studi anatomi & memelihara tubuh
jenazah sebelum dimakamkan.
Dr. Thomas Holmes (1817-1900) dikenal sebagai
Bapak embalming modern.

Tehnik :

METHODE PENGAWETAN JENAZAH


ADA 2 :
1. METHODE TRADISIONAL
2. METHODE MODERN

1. METHODE TRADISIONAL
TERDAPAT 5 TAHAP :
1.Mengeluarkan jaringan otak, kemudian tulang
tengkoraknya
dikembalikan dan diperbaiki serta diberi damar.
2.Eviserasi. Organ-organ abdomen dikeluarkan
lalu dicuci dan dicampur dengan damar serta
rempah-rempah lalu dikembalikan lagi ke
tempatnya semula di dalam tubuh atau organorgan tadi ditempatkan di sebuah guci yang
disebut canopic jars.

3. Immersi. Tubuh direndam larutan garam


natrium (garam natrium). Akibat dari larutan
yang terlalu keras itu, mengakibatkan kuku jari
tangan dan kaki terlepas. Hal ini berhubungan
dengan kepercayaan mereka bahwa tubuh
harus tetap utuh sampai 3000 tahun kemudian.
Immersi ini dilakukan selama 20-70 hari.

4. Tubuh dibersihkan, posisi tubuh diluruskan


kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari.
5. Pembungkusan. Sekitar 1200 meter perban
dengan lebar 3 inci digunakan untuk
membungkus tubuh tersebut. Kemudian
direkatkan menggunakan getah selagi mayat
mengeluarkan uap. Tubuh mayat lalu
ditempatkan di peti mayat yang te rbuat dari
batu (dipetikan).

1.Pengangkatan
jaringan otak
3.Immersi

G
N
I
LM L
A
B
A
M
N
E
O
SI DISI
A
R RA
T
S
ILU ARA T
C

2.Eviserasi
(pencucian
organ dalam)

Dimasukan dalam canopic jars

4.Tubuh dibersihkan dan dikeringkan

Dipetikan

5.Tubuh dibungkus

canopic jars ada 4 jenis

Imsety dewa
Hapy dewa
berkepala
berkepala
baboon
manusia yang
yang
menjaga paru-paru
menjaga hati.

Duamutef
berkepala
serigala yang
menjaga
lambung

Qebehsenuef
berkepala elang
menjaga bagian
intestinal

2. METHODE MODERN
1.

Arterial Embalming
Larutan embalming dimasukkan melalui arteri
(arteri karotis atau femoralis)
2.
Cavity Embalming
Cairan-cairan dalam tubuh dikeluarkan, larutan
formaldehid disuntikkan ke rongga-rongga tubuh
dengan aspirator dan trocar.
3.
Hipodermic Embalming
Menyuntikkan larutan embalming dibawah kulit.
4.
Surface embalming
Pada bagian tubuh yang terbuka atau luka.

ALAT ALAT EMBALMING (antara


lain) :

Porti Boy

Long curved and Straight arterial tube

Radial Arterial Tube

Infant Arterial tube

Short Arterial tube

FEMORAL DRAIN TUBES

Arterial Canula

Arterial Fixation 2-hole Forceps

Suture

Hypodermic syringe

BAHAN YANG DIGUNAKAN


UNTUK EMBALMING :
FORMALIN
/FORMALDEHIDE
Larutan jenuh
terdiri dari campuran
37-40% formaldehid, 6-13% metanol dan
sisanya air.
Formaldehid : Efek desinfektan dan bakterisida.
Metanol : Menstabilkan formaldehid karena
mudah berpoliferasi.
Air : Melarutkan formaldehid.

BAHAYA BILA TERPAPAR OLEH


FORMALIN
1.

Bila terhirup :
Iritasi hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan (radang paru-paru) bahkan kematian.
2.
Bila terkena kulit :
Iritasi, mati rasa dan rasa terbakar.
3.
Bila terkena mata :
Iritasi, gangguan penglihatan dan kebutaan.
4.
Bila tertelan :
Iritasi saluran cerna, muntah-muntah, diare bahkan
kematian.

TINDAKAN PENCEGAHAN :
1. Terhirup
Alat pelindung pernafasan (masker ).
Penghisap udara diruangan (exhaust fan).
Terkena mata
Pelindung mata.
Cuci mata segera bila kontak.
Terkena kulit
Pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
Sarung tangan.
Tertelan
Penutup mulut (masker).
Mencuci tangan.

2.
3.
4.

methode modern
(TERKINI)
pengawetan jenazah

PENEMU METHODE
MODERN
PENGAWETAN
JENAZAH
BAHAN
PENGAWETA
N JENAZAH
(BEDAK)

THANKS 4 YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai