Abortus Infeksiosa Lapsus
Abortus Infeksiosa Lapsus
Reg : 11192xxx
Nama : Ny. AS
Umur: 20 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Umur: 33 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Sales
Status : Menikah 1x
Lama menikah
: 1 tahun
KELUHAN UTAMA :
Perjalanan Penyakit
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 30 hari
Lamanya haid
Alergi obat-obat/makanan
: 7-8 hari
: tidak ada
RIWAYAT KOITUS : PASIEN MELAKUKAN HUBUNGAN 2 BULAN YANG LALU ( SAAT USIA
KANDUNGAN 1 TAHUN )
RIWAYAT ANC : 2 BULAN YANG LALU SAAT BARU MENGETAHUI KEHAMILAN 8-10
MINGGU
nyeri bekemih, trauma hipertensi, jantung asma dan hipertensi disangkal pasien.
Riwayat Sosial : Pasien seorang karyawan toko, tinggal serumah dengan suaminya.
Sanitasi, ventilasi, dan kebersihan rumah baik. Pasien tinggal di lingkungan
perumahan dan tidak memelihara hewan peliharaan.
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Keadaan umum
: baik
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
: 45 kg
BMI
Tekanan darah
Nadi
: 21,4
: 100/60 mmHg
: 90x/menit, reguler
: anemis - / - ,icterus - /
vv
--
--
vv
--
--
Abdomen
Paru : vv
Rh - -
Ekstremitas : anemis -/- , edema -/-, sianosis -/-, ikterus -/- CRT < 2 detik, akral
hangat
Wh - -
Status obsteri
TFU
His
Pemeriksaan Dalam
: (-)
Inspekulo
VT
Corpus Uteri
Adneksa Parametrium
: v/v fluor (+), flux (+), portio nullipara (PONP) terbuka teraba jaringan, tidak tampak laserasi atau erosi pada jalan lahir
: v/v fluor (+), flux (+),portio nullipara (PONP) terbuka teraba jaringan,
: Posisi antefleksi dengan pembesaran sesuai dengan usia kehamilan ~10-12 minggu
: Dekstra: massa (-), nyeri (-)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium ( 01 - 09 - 2014 )
Darah Lengkap
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
12,6 g/dL
11.4-15.1
15.210 /L
4.700 -11.300
36,00 %
38-42
Trombosit
269. 103/L
142-424
Eritrocyt
4,48 . 103L
4-5
MCV
80,40 fl
80-93
MCH
28,10 pg
27-31
35,00 g/dl
32-36
0,1/0,3/83,2/11,1/5.3
0-4/0-1/51-67/25-33/2-5
RDW
13,10 %
11,5-14,5
PDW
9,5 fL
9-13
MPV
9,5 fL
7,2-11,1
19,4 %
15-25
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
MCHC
Eo/ba/neu/lim/mo
P-LCR
urinalisis
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Kekeruhan
Jernih
Warna
Kuning
6,0
4,5-8,0
>=1,030
1,005-1,030
Glukosa
Negatif
Negatif
Protein
Negatif
Negatif
3+
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
Negatif
Negatif
Nitrit
Negatif
Negatif
Leukosit
Negatif
Negatif
3+
Negatif
1,2
Negatif LPK
Eritrosit
14,9 LPB
Leukosit
2,5 LPB
Kristal
- LPB
Bakteri
28,9.103/mL
93.103/mL
pH
Berat jenis
Keton
Darah
10x
Epitel
Silinder
40x
Lain-lain
Plano test
Didapatkan hasil positif (+)
Assessment
Abortus Infeksiosa
Planning
Planning Diagnosa :
Darah Lengkap: untuk mengetahui jika ada leukositosis dan penurunan Hb akibat perdarahan
FH: untuk mengetahui jika ada kelainan pembekuan darah yang boleh menyebabkan perdarahan yang berlebihan setelah
prosedur kuretase.
Urin Lengkap: untuk mencari sumber infeksi dari kuman, misalnya dari infeksi ISK
Planning Terapi :
Pro kuretase dengan general anesthesia (GA) setelah 6 jam pemberian antibiotik
IVFD RL 20 tpm
Terapi injeksi :
Cefazolin 3x 1 g IV
Metronidazole 3 x 500 mg IV
Gentamycin 2 x 80 mg IV
komplikasi
1. perforasi.
- Perforasi uterus itu biasanya terjadi pada uterus dengan posisi hitterofleksi, pada keadaan ini jika di dapatkan
tanda bahaya pasien perlu dilakukan laparatomi sesuai dengan luas dan bentuk.
- Lapaarotomi hars segera dilkukan jika ada dugaan atau kepastian terjadinya perforasi untuk mengetahui luasnya
cedera dan selanjutnya untuk mengetahui tindakan apa yang dilakukan guna menangani komplikasi.
2. Perdarahan
- Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya
3. Infeksi
- Biasanya terjadi pada abortus incomplete dan sering pada abortus buatan yang kurang memperhatikan asepsis
4. Syok
- Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi berat (syok endoseptik)
5. Gagal ginjal akut
- Bentuk syok bakterial yang sangat berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali terjadi
infeksi klostridium yang disertai dengan komplikasi hemoglobenimia intensif, maka gagal ginjal pasti terjadi.
Perencanaan untuk memulai dyalisis efektif sangat penting dipersiapkan demi mencegah gangguan metabolik
semakin berat.