Pembimbing Klinik
dr. I Wayan Suarsana, Sp.U
Pendahuluan
Urachus
Definisi
Embriologi
Allantois terbentuk pada umur kehamilan 16 hari sebagai
kantong tipis berbentuk jari dari dinding caudal .
Vesica urinaria terbentuk dari bagian ventral kloaka yang
bersambung dengan allantois di ventral.
Bagian ujung cranioventral dari vesica urinaria membuka ke
allantois setinggi umbilicus.
Anatomi
Secara
Epidemiologi
Fistula
Etiologi
Kelainan urachus diakibatkan oleh kegagalan obliterasi
lumen urachus dengan etiologi yang mendasari baik
secara genetik maupun pada tingkatan molekuler masih
belum diketahui.
Klasifikasi
Kista Urachus
Divertikulum urachus
Sinus urachus
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Indikasi operasi pada kelainan urachus adalah paten
urachus persisten (karena resiko rekuren infeksi,
pembentukan batu, drainase cairan persisten dari
umbilikus, ekskoriasi, dan nyeri),
Eksisi merupakan penanganan terpilih untuk kelainan
urachus. Sejauh ini pendekatan tradisional dengan eksisi
total urachus
Komplikasi
Resiko timbulnya keganasan dimasa datang pada sisa
urachus telah diketahui baik timbulnya keganasan pada
sisa urachus kiranya disebabkan oleh inflamasi dan
infeksi kronik keganasan urachal
Progonosis
jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama
dengan sisa urachus, prognosisnya adalah jelek
Pasien dengan kelainan sisa urachus yang sudah
dioperasi lazimnya sangat baik Pada umumnya anak
mengalami pemulihan dengan cepat
Laporan kasus
IDENTITAS
Nama
: Nn. G. M
Umur
: 23 Tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Tanggal Masuk
: 25 mei 2016
Anamnesis
Keluhan utama : adanya cairan yang keluar dari pusar
Anamnesis terpimpin :
Pasien masuk dengan keluhan adanya cairan yang
keluar terus - menerus dari pusar. Hal ini dialami oleh
pasien sejak 3 hari setelah lahir, saat itu tali pusar juga
terlepas dan menurut pasien, tali pusatnya mengalami
penyembuhan yang lambat. Pasien mengaku pusarnya
selalu basah dan berbau pesing, cairan yang keluar dari
pusar seperti air, dan tidak disertai nanah. cairan
bertambah banyak jika pasien batuk dan mengedan.
Riwayat demam (-), mual muntah (-), BAK lancar,
BAB biasa.
PEMERIKSAAN FISIS
GCS : E4V5M6
Status
Kepala
Normocephal
Thorax
Inspeksi
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, terdapat cairan berwarna
bening pada pusar dan berbau pesing, edem daerah pusar(+),
push (-), darah (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi
: Nyeri tekan (-)
Perkusi
: Timpani
Status Lokalis
Regio
: umbilikus
Inspeksi : Tampak cairan keluar dari umbilikus, edem
pusar (+)
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-),
RESUME
Pasien masuk dengan keluhan adanya cairan yang keluar
terus - menerus dari pusar. Hal ini dialami oleh pasien
sejak 3 hari setelah lahir, dan menurut pasien tali
pusatnya mengalami penyembuhan yang lambat. Pasien
mengaku pusarnya selalu basah dan berbau pesing,
cairan yang keluar dari pusar seperti air, berwarna
seperti urin dan tidak disertai nanah. cairan bertambah
banyak jika pasien batuk dan mengedan. Riwayat
demam (-), mual muntah (-), BAK lancar (+), penilaian
pada regio umbilkus, Inspeksi : tampak urin keluar terus
menerus, edem umbilikus (+). Palpasi : Nyeri tekan (-),
massa (-).
Diagnosis Sementara
Patent Ductus Uracus
Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSISAKHIR
Paten Ductus Uracus
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Pemberian antibiotik
Tindakan operatif
Eksisi ductus urachus
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
DOKUMENTASIPASIEN
Pembahasan
Teori
Tanda klinis yang
ditunjukkan
adalah
berupa keluarnya urin
dari umbilikus secara
terus-menerus
atau
intermiten
yang
meningkat
alirannya
saat
peningkatan
tekanan
intra
abdominal.
Kasus
Pasien
masuk
dengan
keluhan
adanya cairan yang
keluar
terus
menerus dari pusar.
cairan
bertambah
banyak jika pasien
batuk
dan
mengedan.
Teori
Pemeriksaan fisik :
Gejala
tambahan
yang biasa muncul,
seperti pembesaran
atau
edema
umbilikus,
dan
lambatnya
penyembuhan tali
pusat.
Kasus
penilaian pada regio
umbilkus, Inspeksi :
pusarnya
selalu
tampak basah,
tampak
cairan
bening
berwarna
seperti urin keluar
terus menerus, edem
umbilikus
(+).
Palpasi : Nyeri
tekan (-), massa (-).
Teori
Diagnosis
dapat
ditegakkan
dengan
memastikan
bahwa
cairan
yang
keluar
adalah
urin
dengan
pemeriksaan
kadar
kreatinin,
pencitraan
VCUG, fistulografi, atau
dengan
instilasi
zat
warna ( metilen biru
melalui buli-buli ).
Kasus
Dari anamnesis dan
pemeriksaan
fisik
dapat membuat kita
menentukan
suatu
diagnosis
Teori
Bahwa terapi yang biasa
dilakukan pada kelainan
urachus
adalah
pembedahan
yang
umumnya disarankan untuk
mencegah
komplikasi
infeksi dan kerusakan kulit.
Fistula sebaiknya dilakukan
eksisi
lengkap
dari
umbilicus, urachus, dan
vesica urinaria. Selain itu
jahitan sederhana pada
kelainan urachus memiliki
tingkat rekurensi yang
tinggi.
Kasus
Untuk
memperbaiki
keadaan pasien maka
diperlukan
tindakan
pembedahan. Pada pasien
ini dilakukan explorasi
serta
eksisi
ductus
urachus. Eksisi ductus
urachus yang dilakukan
setinggi
dome
dan
umbilikal.
Follow up
TERIMA
KASIH