Anda di halaman 1dari 23

HIPERTENSI

DALAM
KEHAMILAN
NORHANI AZURA BINTI
MASHHOR
C 111 11 836
Pembimbing:
dr. Ervan James R.
Supervisor:
Dr. Johnsen Mailoa, SpOG (K)

DEFINISI
Meningkatnya tekanan darah bila keadaan
sistolik 140 mmHg atau tekanandiastolik
90mmHgdengan
patokankorotkoff
V
untukmenilai tekanan diastolik selama masa
kehamilan.
Pengukuran
tekanan
darah
sekurang- kurangnya dilakukan 2 kali selang 4
jam

KLASIFIKASI
Hipertensi Kronik
Hipertensi Gestasional
Superimposed Preeklampsia
Preeklampsia
Eklampsia

FAKTOR

RISIKO

Primigravida
Hiperplansetosis
Umur yg ekstrim
Riwayat keluarga
Riw. Penyakit ginjal & hipertensi

Obesitas

PATOFISIOLOGI
Kelainan
vaskularisasi
plasenta

Iskemia
plasenta,
radikal bebas,
& disfungsi
endotel

Intoleransi
imunologik ibu
- janin

Adaptasi
kardiovaskular
genetik

Defisiensi gizi

Inflamasi

Merangsang
reaksi
inflamasi
Intolera
nsi
Imunolo
gik

HLA-G
pada plasenta

BAGAN PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
Menghambat
invasi
trofoblas ke
dalam desidua

Lisis trofoblas
janin oleh sel NK
ibu

produksi
prostasiklin
(PGE2)

Lebih sensitif
terhadap
rangsangan
vasopresor
daya
refrakter
pembuluh
darah
Gangguan
metabolisme
prostaglandin

Produksi
tromboksan
(TXA2)

Agregasi trombosit
pada daerah
endotel yg rusak
faktor
koagulasi
produksi vasopresor
(endotelin)
vasodilator (NO)
Glomerular
endoteliosis
permeabilitas
kapiler

Proses
remodeling
arteri spiralis
gagal

Lapisan otot
arteri spiralis
tetap kaku dan
keras
Arteri spiralis
cenderung
mengalami
vasokonstriksi
aliran
darah
uteroplasenta

Maladaptasi
proses inflamasi
intravaskular

aktivitas
leukosit
Endotheli
al
dysfuncti
on

Terjadi
hipoksia &
iskemia
plasenta
Pengeluaran
oksidan (radikal
bebas)
Radikal hidroksil
merusak membran
sel
Asam lemak tidak
jenuh diubah
menjadi peroksida
lemak
Asam lemak tidak jenuh
dapat menghambat
produksi tromboksan,
aktivasi trombosit &
mencegah vasokonstriksi

Pelepasan debris
trofoblas dalam
sirkulasi darah
produksi
debris apoptosis
dan nekrotik
trofoblas
stress
oksidatif

Hipertensi Kronik
Definisi

Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari


sebelum kehamilan dan menetap setelah
persalinan.

Diagnosis

Tekanan darah 140/90 mmHg


Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui

adanya hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu


Tidak ada proteinuria

Hipertensi
Gestasional

Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah
kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan dan tidak ada riwayat hipertensi
sebelum hamil

Diagnosis
Tekanan darah 140/90 mmHg >20 minggu
kehamilan
Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil.
Tidak ada proteinuria

Superimposed Preeklampsia
Definisi

Preeklamsia yang terjadi pada pasien dengan


hipertensi kronik disertai proteinuria

Diagnosis
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada

sebelum usia kehamilan 20 minggu)


Dari pemeriksaan urin menunjukkan proteinuria
+1 atau trombosit <100.000 sel/uL
pada usia kehamilan < 20 minggu

Preeklampsia
Definisi

Peningkatan tekanan darah dan proteinuria


setelah usia kehamilan 20 minggu yang
sebelumnya ibu memiliki normotensi.

Diagnosis
Preeklampsia Ringan
Preeklampsia Berat

Preeklampsia
Ringan
Suatu sindroma spesifik
pada kehamilan: menurunnya
perfusi organ vasospasme
pembuluh darah dan aktivitas
endotel
Tekanan darah 140/90
mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu
Dari pemeriksaan urin
menunjukkan
proteinuria 1+ atau
pemeriksaan protein
kuantitatif menunjukkan
hasil >300 mg/24 jam

Preeklampsia Berat

Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia


kehamilan >20 minggu

Dari pemeriksaan urin menunjukkan


proteinuria 2+ atau pemeriksaan protein
kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam

Atau disertai keterlibatan organ lain:


o Trombositopenia (<100.000 sel/uL),
hemolisis mikroangiopati
o Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri
abdomen kuadran kanan atas
o Sakit kepala , skotoma penglihatan
o Pertumbuhan janin terhambat,
oligohidramnion
o Edema paru dan/atau gagal jantung
kongestif
o Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin >
1,2 mg/dl

Eklampsia
Definisi
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita
preeklamsia, yang disertai dengan kejang.
Eklampsia postpartum terjadi dalam waktu 24 jam
pertama setelah persalinan

Diagnosis
Kejang umum dan/atau koma
Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya
epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan
meningitis)

KLASIFIKASI

Usia
Kehamilan
<20 minggu

(-)
Proteinuri
Proteinuri
(+
)

Hipertensi
dalam
Kehamilan

(-)

Usia
Kehamilan
>20 minggu

(-)
Proteinuri
Proteinuri
(+
)

Hipertensi
Kronik
Superimpose
d
Preeklampsia
Hipertensi
Gestasional
Preeklampsia
Ringan
Preeklampsia
Berat

Kejang
Kejang
(+
)

Eklampsia

Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi dalam


Kehamilan

Tekanan darah sebaiknya diukur pada posisi duduk


dengan posisi cuff setinggi jantung. Adanya
penekanan vena kava inferior oleh uterus gravid
pada
posisi
berbaring
dapat
mengganggu
pekururan sehingga terjadi pengukuran yang lebih
rendah. Sebelum pengukuran, wanita hamil
dianjurkan untuk duduk tenang 5-10 menit
Hipertensi didiagnosa apabila tekanan darah pada
waktu beristirahat 140/90 mmHg atau lebih besar.
Diukur sebanyak 2 kali dengan selang waktu 4 jam.

Penatalaksanaan
Penanganan
hipertensi dalam
kehamilan adalah
berdasarkan usia
kehamilan

<37 minggu

37 minggu .

<37 minggu

Tanpa tanda-tanda
impending eklampsia
Monitor keadaan
janin
Evaluasi
pertumbuhan janin
dan jumlah cairan
ketuban.
Diberikan
pengobatan
medikamentosa

PENATALAKSANAAN PER
Rawat jalan (>istirahat di rumah)
Rawat inap (bila ada indikasi)
Perawatan obstetrik sikap trhdp kehamilan
1. Preterm (<37mgu), TD normotensif selama
perawatan tunggu sampai aterm
2. Aterm (>37mgu), persalinan ditunggu smpi
ada onset persalinan (induksi persalinan)

Cara pemberian MgSO4

Syarat-syarat pemberian
MgSO4 :

Hentikan pemberian
MgSO4, jika:

MgSO4 40% 4 g IV (10 ml) dilarutan dengan


100 ml NaCl 0,9% diberikan selama 30 menit
Segera dilanjutkan dengan MgSO4 40% 6 gr
(15 ml) dalam larutan Ringer Asetat / Ringer
Laktat 500 ml selama 6 jam (drips)
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan
MgSO4 40% 2 g IV (5 ml)

Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas


10 % (1 gram dalam 10 cc) diberikan i.v. 3 menit (dalam
keadaan siap pakai)
Refleks patella (+) kuat
Frekuansi pernafasan > 16 kali permenit
Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kg
bb/jam)

Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)


Urin < 30 ml/jam
Jika terjadi henti nafas:
-Bantu pernafasan dengan ventilator
-Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

Penanganan Hipertensi

nifedipin (Ca channel blocker). - menginhibisi influk


transmembran ion kalsium dan menyebabkan vasodilatasi dan
penurunan resistensi perifer
Nifedipin

4x 10-30 mg per oral (short acting)


1x 20-30 mg per oral (long acting)

Dapat menyebabkan hipoperfusi pada ibu dan janin bila diberikan


sublingual

kegagalan terapi
medikamentosa setelah 6
jam

37 minggu

terjadi kenaikan darah yang


persisten atau setelah 24
jam sejak dimulai
pengobatan medikamentosa
terjadi kenaikan darah
desakan darah yang
persisten

terdapat tanda dan gejala


impending
laboratorium menunjukkan
thrombositopenia progesif,
yang menjurus ke sindroma
HELLP
dianjurkan untuk mengakhiri
kehamilan (termiansi
kehamilan).

Pemberian MgSO4 untuk Preeklampsia


dan Eklampsia
Dosis awal:
4 gr MgSO4 40% (10cc) / iv / 30
mnt
Dosis maintainance:
6 gr MgSO4 (15cc) dlm
500cc RL habis dlm 6
jam

Jika kejang berulang:


Setelah 15 mnt beri 2 gr
MgSO4 40% (5cc) / iv / 5 mnt

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai