Anda di halaman 1dari 32

Suara Parau

Mohammad Faisol Amir


201420401011070
Pembimbing : dr. Kholid Yusuf Sp. THT-KL
FK-Universitas Muhammadiyah Malang
RS Siti Khotijah Sepanjang Sidoarjo

Anatomi Laring

Suatu rangkaian tulang rawan yang bentuknya


menyerupai limas segitiga terpancung dengan
bagian atas lebih besar dari bagian bawah jadi
menyerupai corong dan terletak setinggi

Batas-batas Laring
Batas

atas : Aditus Laringeus


Batas
bawah :Kartilago krikoid
dan berhubungan dengan trakea.

Tulang penyusun Laring


Tulang

Hioid : berbentuk U yang bagian atas


terhubung dengan lidah, mandibula dan otot dan
tendon.
Tulang rawan : kartilago epliglotis, kartilago tiroid,
kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago
kornikulata, kartilago kuneiformis dan kartilago
tritisea

Persarafan Laring
Persarafan

dari percabangan N.
Vagus N. laringis superior dan
N. Laringis Inferior ( Saraf motorik
dan sensorik ).
N.
Laringis Superior M.
krikotiroid

memeberikan
sensasi pada mukosa laring
dibawah pita suara.
N. Laringis Inferior Lanjutan dari
N. rekuren M. Krikofaring

Vaskularisasi laring
dari A. tiroid Superior A. Laringis
Superior Berjalan kebelakang membran
tirohioid yang bersama dgn N. laringis superior
berjalan ke bawah Submukosa dinding
lateral
dan
dasar
sinus
piriformis

vaskularisasi Mukosa dan otot laring.


Cabang dari A. Tiroid inferior A. Laringis
Inferior berjalan bersama dgn N. laringis
inferior kebelakang sendi krikotiroid
masuk ke pinggir bawah M. konstriktor faring
inferior bercabang memvaskularisasi Mukosa
dan otot laring serta beranastomosis dgn A.
laringis Superior.
Cabang

Ligamentum pembentuk
Laring
Ligamentum

seratokrikoid
( anterior, lateral, posterior ).
Ligamentum Krikotiroid Medial
Ligamentum Krikotiroid Posterior
Ligamentum Kornikulofaringal
Ligamentum Hiotiroid Lateral
Ligamentum Hiotiroid Medial
Ligamentum Hioepiglotika
Ligamentum Ventrikularis

Otot-otot laring ekstrinsik bekerja pada laring secara keseluruhan.


Otot laring suprahioid menarik laring bawah
Otot laring infrahioid menarik laring keatas.

Otot-otot laring intrinsik bekerja untuk mengerakkan bagian laring


yang berhubungan dengan gerakan pita suara.
Otot Aduktor Kontraksi Mendekatkan pita suara ketengah
Otot Mikro menarik laring keatas.

Fungsi Laring
FONASI

EMOSI

MENELAN

PROTEKSI

FUNGS
I
FIKSASI

SIRKULAS
I

RESPIRAS
I

Fisiologi Laring
Salah

satu fungsi laring adalah berfungsi


sebagai fonasi dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada.
Tinggi rendahnya suatu nada di atur oleh
ketegangan plika vokalis.
Jika saat plika vokalis aduksi maka M.
krikotiroid akan meresonansi kartilago tiroid
ke bawah dan ke depan menjauhi kartilago
aritenoid.
Kontraksi M. krikoaritenoid akan mendorong
kartilago aritenoid kedepan plika vokalis
mengendor nada dapat tinggi atau rendah.

Pengertian
Suara

parau adalah kualitas suara menjadi


kasar, sumbang dan nadanya lebih rendah
dari biasanya. Terkadang orang yang
mengalami suara parau merasakan nyeri
daerah
tenggorokan
atau
tidak
bisa
mengeluarkan suara ( afoni ).

Suara

parau menggambarkan kelainan


memproduksi suara ketika berbicara atau
ada perubahan nada serta kualitas suara.

Suara

parau merupakan suatu gejala dan


prosesnya berlangsung lama ( kronis ). Gejala ini
merupakan gangguan suara yang disebabkan
kelainan organ fonansi yaitu Laring

Etiologi
Radang

pada laring,
Tumor (neoplasma) pada laring,
Paralisis otot-otot laring,
Kelainan laring : Sikatrik akibat
operasi, fiksasi pada sendi
krikoaritenoid.
Setiap lesi pada laring dapat mempengaruhi pergerakan
gelombang suara yang menyebabkan penyimpangan
modulasi udara melalui glotis. Hal ini meliputi inflamasi dan
massa di pita suara, gangguan kekakuan asimetris dan
simetris laring.

Kualitas

nada sangat dipengaruhi


oleh besar celah glotis, besar pita
suara, ketajaman tepi pita suara,
kecepatan
getaran,
dan
ketegangan pita suara.

Suara parau

Akut

Laringitis

Viral

Kronis

Sinusitis
kronik

Tuberkulosa

Tumor

Jinak

Bakteri

Polip

Kimia

Kista
Edema
submukosa
( Reinkes
edema)

Paralisis otot
laring

Ganas

Voice abuse

Pengajar

penyanyi

Radang
Laring

Akut

Demam

Kronis

Spesifik

Non spesifik

Malaise

Sinusitis
kronis

TB

Nyeri telan

Bronkitis
kronis

Lues

Batuk

Vocal abuse

Sumbatan
laring
gejalan
stridor

Tumor
laring Jinak dan Ganas.
Jika pada Tumor pita suara semakin membesar
Sumbatan Airway
Tumor jinak pada laring papiloma epide.
Tersering anak2 gejala awal muncul suara
parau.
Tumor ganas Ca. Laring epide. Pada orang tua
dan perokok berat awalnya gejala yg timbul
batuk ( darah ) lalu suara menjadi serak dan parau
terlambat tatalaksana suara menghilang
Sumbatan Airway.
Tumor Pita suara nonneoplastik berupa nodul,
kista, polip, edema sub mukosa ( reinkes edema ).
Tumor

Laringitis

Pada

laringitis kronis
terdapat perubahan
pada selaput lendir,
terutama selaput
lendir pita suara.
Pemeriksaaan
mikrolaringoskopi
tampak edema,
pembengkakan serta
hipertrofi selaput
lendir pita suara
atau sekitarnya.

Bila

peradangan kronis
jaringan fibrotik
pita suara tampak
kaku dan tebal,
disebut laringitis
kronis hiperplastik.
Kadang-kadang terjadi
keratinisasi dari epitel,
sehingga tampak
penebalan pita suara
yang di suatu tempat
berwarna keputihan
seperti tanduk.

Nodul pada pita suara


Nodulus

jinak dapat terjadi unilateral dan


timbul akibat penggunaan korda vokalis yang
tidak tepat dan berlangsung lama. Letaknya
sering pada sepertiga anterior atau di tengah
pita suara, unilateral atau bilateral. Klinis
yang ditimbulkan adalah suara parau,
kadang-kadang disertai batuk.

Karsinoma laring
Suara

parau
yang
persisten
atau
perubahan suara yang lebih dari dua
hingga
4
minggu.
Karsinoma
sel
squamosa merupakan keganasan laring
yang paling sering terjadi (94%)

Pada

tumor ganas ( Ca. laring ) pita


suara gagal berfungsi secara baik
disebabkan oleh ketidak teraturan
pita suara, oklusi atau penyempitan
celah glotik. Diserangnya otot
vokalis, lig. Krikoaritenoid dan
sampai menyerang saraf. Adanya
tumor
pada
laring
akan
menyebabkan gangguan gerak dan
getaran pada pita suara.

Paralisis
bulbar

Central

Siringomi
elia
Tabes
dorsalis
Multiple
sklerotik

Gangguan
Neurologi
s

Struma

Perifer

Post
tiroidekto
mi
Trauma
leher
Aneurism
a aorta

Gejala klinis
Merasakan

iritasi di tenggorokan
Merasakan seperti ada yang
mengganjal di tenggorokan
Nyeri telan sampai sulit untuk
menelan
Sesak
Suara menjadi berubah
Batuk
Pernafasan stridor disertai retraksi

Pemeriksaan Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan

Fisik Telinga, Hidung

dan Tengorok.
Pemeriksaan Laringoskop inderekta

CSL

( Computerized Speech Laboratory )


Multispeech
ISA ( Intelegence Speech Analysis )
Hasil pemeriksaan analisis akustikus dan dapat untuk
menilai follow up setelah pengobatan.
Stroboskopi

dapat digunakan untuk memeriksa


secara detail asal getaran dari pita suara sewaktu
berphonasi ( gerakan pita suara diperlambat ).
Dimana pemeriksaan Laringoskop indirek hanya
memeriksa keadaan statis dan pergerakan pita
suara secara kasar.
Laringoskopi direct untuk biopsi tumor dan
menentukan perluasan.
Jika mengarah ke tumor Histo PA/Biopsi.

Penatalaksanaan
Terapi

sesuai dengan etiologi


yang mendasarinya.
Vocal hygeane
Terapi suara ( vocal Speech
therapy ).
Operatif untunk disfonia voice
surgery

Pencegahan
Menghindari

dan menghentikan merokok


ataupun merokok pasif
Pasien disarankan juga untuk minum yang
banyak untuk mengencerkan mucus.
Menghindari
agen/bahan
yang
menimbulkan dehidrasi seperti alkohol,
kopi
Menggunakan suara dengan tepat, tidak
bersuara terlalu kuat.
Menghindari
bersuara atau bernyanyi
ketika suara parau

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai