Anda di halaman 1dari 41

Kelompok 7

Ada perdarahan di kehamilanku

Skenario kasus
Seorang perempuan, Ny X usia 25 tahun menikah
6 bulan yang lalu datang kepuskesmas dengan
keluhan perdarahan dari kemaluan sejak 2 hari .
Perdarahan seperti bercak-bercak coklat
kemerahan. Pasien mengaku terlambat haid sejak
2 bulan yang lalu. Tidak terdapat mules. Haid
terakhir tanggal 27 desember 2015. Siklus
Haidnya 28-30 hari. Pasien telah melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan tes urin, hasilnya
+. Pasien belum pernah USG.

Klarifikasi istilah
Perdarahan adalah keluarnya darah dari
pembuluh darah akibat kerusakan (robekan)
pembuluh darah.
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir.

Penetapan masalah
Ny X usia 25 tahun menikah 6 bulan
Perdarahan dari kemaluan sejak 2 hari seperti
bercak-bercak coklat kemerahan
Terlambat haid sejak 2 bulan yang lalu.
Tidak terdapat mules.
Haid terakhir tanggal 27 desember 2015.
(12 minggu)
Tes urin, hasilnya +.
Pasien belum pernah USG

Analisis masalah
Ny X usia 25 tahun
Menikah 6 bulan lalu
HPHT = 27 DESEMBER 2015 ( 12 minggu) Trimester 1
Nulipara

Perdarahan bercak coklat kemerahan


Tidak ada mules
Tes urin +

Mola hidatidosa

Kehamilan ektopik
abortus

Learning objective
1.Definisi abortus
2.Etiologi abortus
3.Faktor resiko abortus
4.Patofisiologi perdarahan
5.Patofisiologi gejala
6.Manifestasi klinis
7.Penegakkan diagnosis
8.Tatalaksana
9.Komplikasi dan prognosis

SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS

FERTILISASI
FERTILISASI
SPERMA + OVUM
>> ZYGOTE
Terjadi di ampula
Tuba Fallopi
Zygote cleavage
blastomere
morula blastocyst
implantasi hari
ke 7 pada
endometrium uterus

Pembentukan plasenta dimulai setelah implantasi


Hari ke 8 setelah fertilisasi : sel trofoblast
berdiferensiasi menjadi sitotrofoblast (mononuklear)
dan sinsitiotrofoblast (multinuklear)
Hari ke 10 : seluruh blastokist tertanam ke desidua
dan desidua bagian atas mulai menutupi blastokist
2 minggu setelah fertilisasi : proses implantasi telah
selesai sinsitiotrofoblast mensekresi hormon hCG,
untuk mempertahankan korpus luteun (progesteron)

Sel trofoblas menginvasi


a.spiralis
Hari ke 12, terbentuk vili
koriales
Plasenta terbentuk
lengkap pada usia
kehamilan 14-15 minggu

Proses kehamilan

Fertilisasi
Fertilisasi penyatuan sel telur dan sperma yang
menimbulkan terbentuknya zigot dan akhirnya
berkembang jadi individu baru
Sel telur + Sperma Zigot
Sel telur dan sperma biasanya bertemu di ampula tuba
falopi

Proses Fertilisasi
Terdiri dari 2 tahap yaitu:
Penetrasi proses dimana sel sperma akan menembus
dinding sel ovum
Fusi proses penyatuan sel sperma dan sel ovum
sehingga
memungkinkan penyatuan materi genetik

Penetrasi
Untuk mencapai inti sel ovum, spermatozoa harus menembus
lapisan sel ovum yaitu corona radiata dan zona pellisida
Spermatozoa mempuyai enzim hyaluronidase untuk
mencarikan corona radiata sehingga salah satu sperma dapat
masuk ke dalam zona pelusida
Setelah memasuki zona pelusida akan terjadi reaksi cortikal
dimana dinding sel ovum akan menjadi keras dan
impermeabel untuk mencegah ovum dibuahi oleh lebih dari 1
sperma

Fusi
Pada tahap fusi terjadi:
Penggambungan membran sel
Transformasi dan penggabungan materi genetik
Replikasi

Kromosom manusia
Kromosom manusia terdiri dari:
Kromosom sel tubuh dimana kromosom ini mempunyai
46 buah kromosom
Kromosom sel kelamin dimana kromosom hanya
berjumlah 23 buah

Replikasi
Pada fase replikasi akan terjadi proses penggandaan sel
zigot dari 1 2 sel
Kemudian dari 2 sel masing-masing membelah diri lagi
menjadi 2 sel sehingga 2 sel 4 sel dst
Selama proses replikasi maka sel zigot akan berjalan
kearah uterus

Setelah 3-4 x pembelahan, sel akan terlihat seperti buah


arbei yang disebut morula
Pada fase selanjutnya pada mudigah akan terbentuk
massa sel dalam (embrioblast) dan masa sel luar
(trofoblast) serta terbentuk rongga yang memisahkan
kedua massa sel ini
pada stadium ini mudigah disebut blastula

Nidasi
Nidasi adalah implantasi konseptus pada endometrium
Nidasi terjadi 6 hari setelah fertilisasi
Nidasi dimungkinkan oleh trofoblas yang mempunyai
daya untuk menghancurkan sel endometrium
Tempat nidasi biasanya di dinding depan atau belakang
daerah fundus uteri

Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan
Sebagai batasan ialah usia kehamilan <20
minggu atau berat janin <500gr

Etiologi
Faktor genetik
Kelainan Kongenital Uterus

Anomali duktus mulleri


Septum uterus
Uterus bikornis
Inkompetensi serviks uteri
Mioma uteri
Sindroma asherman

Autoimun

Infeksi
Faktor Lingkungan
Defek fase luteal
Faktor endokrin eksternal
Antibodi antitiroid hormon
Sintesis LH yang tinggi

Hematologik
Peningkatan kadar faktor koagulan
Penurunan faktor antikoagulan
Penurunan aktivitas fibrinolitik

Klasifikasi Abortus
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil
konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja,
digugurkan)

Klasifikasi Abortus
Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja,
digugurkan), yaitu:
a.Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus
artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus
untuk kepentingan ibu, misalnya : penyakit jantung,
hipertensi esential, dan karsinoma serviks. Keputusan ini
ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli
kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
b.Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis)
adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang
sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh
hukum.

Klasifikasi Abortus
Abortus imminens atau abortus mengancam.
Abortus insipiens terjadi perdarahan dari uterus
dengan disertai dilatasi serviks yang meningkat
Abortus servikalis, keluarnya hasil konsepsi dari
uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum
yang tidak membuka
Abortus Incompletus, terjadi pengeluaran
sebagian hasil konsepsi.

Klasifikasi Abortus
Missed Abortion, keadaan dimana janin sudah meninggal, tetapi
tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih.
Abortus Habitualis, abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut- turut.
Abortus infeksiosus, abortus yang disertai infeksi pada genetalia
Abortus Septik, abortus infeksiosus berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

Manifestasi Klinis Abortus


Perdarahan

Ostium

Servix

Nyeri

Hasil
konsespsi

Abortus
imminens

minimal

tertutup

Tidak
berdilatasi

Bisa ada,
bisa tidak

Masih
berada di
uterus

Abortus
insipiens

banyak

Terbuka

Dilatasi
meningkat

Rasa mulas,
sering dan
kuat

Masih
berada di
uterus

Abortus
inkomplet

Banyak

Terbuka

Dilatasi

Nyeri tidak
sehebat
insipiens

Sebagian
masih
berada di
uterus

Abortus
komplet

Minimal

Tertutup

Tidak
berdilatasi

Minimal

Sudah
dikeluarkan

Missed
abortion

Sedikit tapi
berulang

Tertutup

Tidak
berdilatasi

Tidak ada

Masih ada
didalam
tetapi sudah
mati

Patofisiologi

Penegakan diagnosis
Anamnesis
1.Keluhan Utama
.Abortus iminens : terasa nyeri / kram ringan pada
abdomen, disertai perdarahan ringan perdarahan
bercak.
.Abortus insipien : terasa nyeri / kram berat
,perdarahan banyak bahkan disertai gumpalan
.Abortus inkomplit : nyeri hebat, perdarahan banyak
.Abortus komplit : ekspulsi total jaringan hasil
konsepsi, perdarahan sedikit
.Abortus Tertunda (missed abortion): tanpa ada rasa
nyeri, perdarahan bisa ada, bisa tidak, payudara
terasa mengecil ,hilangnya tanda tanda kehamilan

2.Riwayat Menstruasi
Riwayat kehamilan sekarang yang dikaji yaitu
HPHT, riwayat hamil muda dan tua, frekuensi
pemeriksaan ANC
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat perkawinan

a. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan :


keadaan umum, keadaan gizi, kulit dan mukosa, tekanan darah,
berat badan, edema, refleks
b. Pemeriksaan fundus uteri :
1. Tinggi dan besarnya fundus tetap dan sesuai usia kehamilan
2. Tinggi dan besarnya sudah mengecil
3. Fundus uteri tidak teraba diatas simfisis
c.Pemeriksaan dalam :
4. Servik uteri masih tertutup
5. Servik sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil
konsepsi dalam kavum uteri atau pada kanalis servikalis
Besarnya rahim atau uterus mengecil

d. Pemeriksaan Penunjang
Darah : kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil
adalah 11 gr%
Urine : untuk memeriksa protein urine dan glukosa
urine.untuk pasien dengan kehamilan dan persalinan
normal protein dan glukosa urine negatif.
USG : untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih
utuh dan cairan amnion masih ada

Diagnosis Banding
Kehamilan ektopik
Perdarahan servik akibat epitel servik yang
mengalami eversi atau erosi
Polip endoservik
Mola hidatidosa
(jarang) Karsinoma servik uteri
Pedunculated submucous myoma

Tatalaksana
Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan
transfusi
darah dan cairan yang cukup.
Pemberian antibiotika berupa suntikan streptomisin 500 mg setiap
12 jam, atau antibiotika spektrum luas lainnya.
24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih
cepat
bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase
untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.

Komplikasi

Perdarahan
Syok
Emboli udara
Inhibisi vagus
Keracunan obat/zat abortivum
Infeksi dan sepsis

Prognosis
Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90%
Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80%
Sekitar 77% angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin
pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita 2 atau lebih aborsi spontan yang
tidak jelas

Referensi
Saifuddin, A,B. Dkk. (2002). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Jones, D. L. (2002). Dasar-dasar Obstetri &
Ginekologi Edisi 6. Jakarta : Hipokrates.
Joseph, HK & Nugroho S, M. (2010). Catatan
Kuliah Ginekologi & Obstetri (Obsgyn) Untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai