Anda di halaman 1dari 25

Membran Biologis Dan

Mekanisme Absorpsi
arnida

Agar suatu obat dapat diabsorpsi mulamula obat tersebut harus larut dalam
cairan pada tempat absorpsi. Ini berarti
kelarutan obat tergantung dari apakah
medium asam atau medium basa, obat
tersebut akan dilarutkan berturut-turut
dalam lambung dan dalam usus halus.
Proses melarutnya suatu obat disebut
disolusi.

Saat suatu partikel obat mengalami disolusi, molekulmolekul obat pada permukaan mula-mula masuk ke
dalam larutan menciptakan suatulapisan jenuh obatlarutan yang membungkus permukaan partikel obat
padat.
Lapisan larutan ini dikenal sebagai lapisan difusi.
Dari lapisan difusi ini, molekul-molekul obat keluar
melewati cairan yang melarut dan berhubungan dengan
membran biolgis serta absorpsi terjadi. Jika molekulmolekul obat terus meninggalkan lapisan difusi, molekulmolekul tersebut diganti dengan obat yang dilarutkan
dari permukaan partikel obat dan proses absorpsi terus
berlanjut.

Jika proses disolusi suatu obat cepat atau


jika obat diberikan sebagai suatu larutan
dan tetap ada dalam tubuh seperti itu, laju
obat yang terabsorpsi terutama akan
tergantung pada kesanggupannya
menembus pembatas membran.
Tetapi, jika laju disolusi untuk suatu
partikel obat lambat maka hal ini akan
menentukan laju dalam proses absorpsi.

Perlahan-lahan obat-obat yang larut tidak


hanya bisa diabsorpsi pada suatu laju
rendah, obat-obat tersebut mungkin tidak
seluruhnya diabsorpsi atau dalam
beberapa hal banyak yang tidak
diabsorpsi setelah pemberian oral karena
batasan waktu alamiah bahwa obat bisa
tinggal dalam lambung atau saluran usus
halus.

Dengan demikian, obat-obat yang sukar


larut atau produk obat yang formulasinya
buruk bisa mengakibatkan absorpsi
mengakibatkan absorpsi tidak sempurna
dari obat tersebut serta lewatnya dalam
bentuk tidak berubah keluar sistem
melalui feses.

Struktur Membran Biologis

Sel kehidupan dikelilingi oleh membrane yang


berfungsi untuk memelihara keutuhan
sel,mengatur pemindahan makanan dan
produk yang tebuang, dan mengatur keluar
masuknya senyawa- senyawa dari dan ke
sitoplasma. Membran biologis mempunyai dua
fungsi utama, yaitu:
Sebagai penghalang dengan sifat
permeabilitas yang khas.
Sebagai tempat untuk reaksi biotransformasi
energi.

Komponen Membran Sel


Membran sel terdiri komponen- komponen
yang terorganisasi, yaitu:
Lapisan Lemak Bimolekul
Tebal lapisan lemak bimolekul 35 ,
mengandung kolesterol netral dan fosfo
lipid terionkan, yang terdiri dari
fosfatidiletanolamin, fosfatidilikolin,
fosfatidilserin dan spingomielin.

Berdasarkan sifat kepolarannya lapisan


lemak bimolekul dibagi menjadi dua
bagiann yaitu bagian non polar, terdiri dari
rantai hidrokarbon, dan bagian polar yang
terdiri dari gugus hidroksil kolesterol dan
gugus gliserilfosfat fosfolipid.

Protein
Bentuk protein bervariasi, ada yang
besar, berat molekulnya 300.000 dan
adapula yang sangat kecil. Protein
bersifat ampifil karena mengandung
gugus hidrofil dan hidrifob.

Mukopolisakarida

Jumlah mukopolisakarida pada membrane


biologis kecil dan strukturnya tidak dalam keadaan
bebas tetapi dalam bentuk kombinasi dengan
lemak, seperti glikolipid, atau dengan protein,
seperti glikoprotein. Mukopolisakarida ini berperan
untuk pengenalan sel dan interaksi antigenantibodi.
Membran sel mempunyai pori yang bergaris
tengah antara 3,5- 4,2 , merupakan saluran
berisi air dan dikelilingi oleh rantai samping
molekul protein yang bersifat polar. Zat terlarut
dapat melewati pori ini secara difusi karena
kekuatan tekanan darah.

Model Membran Sel


Dari berbagai model struktur membrane
sel, ada tiga mode yang penting untuk
diketahui yaitu model Davson Danielli,
model Robertson dan model Singer dan
Nicholson.

Model Struktur Membran Davson


Danielli

Davson dan Danielli (1935), mengemukakan


bahwa struktur membrane sel terdiri dari dua
bagian, bagian dalam adalah lapisan lemak
bimolekul, dan bagian luar adalah satu lapis
protein, yang mengapit lapisan lemak
bimolekul. Protein ini bergabung dengan
bagian polar lemak melalui kekuatan
elektrostatik.

Model Struktur Membran


Robertson
Robertson (1964), memperjelas model
membrane biologis Davson -Danielli yaitu
dengan mengungkapkan bahwa daerah
polar molekur lemak secara normal
berorientasi pada permukaan sel dan
diselimuti oleh satu lapis protein pada
permukaan membran.

Model Struktur Membran Singer


dan Nicholson
Singer dan Nicholson (1972), mengemukakan
model struktur membrane yang berbeda yaitu
model cairan mosaic pada model ini struktur
membrane terdiri dari lemak bimolekul dan
protein glogural yang tersebar diantara lemak
bimolekul tersebut. Beberapa dari protein
tersebut adalah integral, yaitu protein secara
keseluruhan melewati membrane, dan yang lain
adalah protein perifer, yangb bergabung hanya
dengan salah satu permukaan membrane.

MEKANISME
Pada umunnya distribusi obat terjadi
dengan cara menembus membrane
biologis melalui proses difusi. Mekanisme
difusi dipengaruhi oleh struktur kimia, sifat
fisika kimia obat dan sifat membrane
biologis.
Proses difusi dibagi menjadi dua yaitu
difusi pasif dan difusi aktif.

Difusi pasif melaluui Pori

Membran sel mempunyai pori dengan garis


tengah sekitar 4 dan dapat dilewati secara
difusi oleh molekul yang bersifat hidrofil,
molekul dengan garis tengah lebih kecil dari 4
dan molekul dengan jumlah atom C lebih
kecil dari 150. Kecepatan difusi obat
tergantung pada ukuran pori, ukuran molekul
obat dan perbedaan kadar antar membrane.

Sel glomerulus kapsula bowman ginjal


mempunyai membrane karakteristik, dengan
pori yang lebih besar dibanding pori membrane
biologis lain. Porinya dapat dilewati oleh molekul
obat dengan garis tengah 40 dan molekul
protein dengan berat molekul sampai 5000.
Sebagian besar molekul obat mempunyai garis
tengah lebih besar 4 sehingga cara
penyaringan ini kurang penting dalam
mekanisme pengangkutan obat.

Difusi pasif dengan cara melarut


pada Lemak Penyusun Membran
Overton (1901), mengemukakan suatu
konsep bahwa kelarutan senyawa oganik
dalam lemak berhubungan dengan mudah
atau tidaknya penembusan membrane
sel. Senyawa non polar bersifat mudah
larut dalam lemak, mempunyai harga
koefisien partisi lemak/air besar sehingga
mudah menembus membrane sel secara
difusi.

Difusi pasif dengan Fasilitas

Kadang- kadang beberapa bahan obat yang


mempunyai garis tengah lebih besar 4 ,
dapat melewati membrane sel karena ada
tekanan osmosa, yang disebabkan oleh
perbedaan kadar antar membrane.
Pengangkutan ini berlangsung dari daerah
dengan kadar tinggi ke daerah dengan kadar
yang lebih rendah, dan berhenti setelah
mencapai keseimbangan. Gerakan ini tidak
memerlukan energy dan terjadi secara
spontan.

Membran sel besifat permeabel terhadap


senyawa polar tertentu. Kecepatan
penetrasinya 10- 10.000 kali lebih besar
disbanding kelarutan dalam lemak. Disini
terjadi suatu mekanisme khusus yang
dapat dijelaskan dengan teori pembawa
membrane.

Diduga molekul obat membentuk kompleks


dengan suatu molekul pembawa dalam
membrane, yang bersifat mudah larut dalam
lemak, sehingga dengan mudah bergerak
menembus membrane. Pada sisi membrane
yang lain (sisi2), kompleks akan terurai melepas
molekul obat, dan molekul pembawa bebas
kembali ke tempat semula, berinteraksi lagi
dengan molekul obat lain, demikian seterusnya
sehingga tercapai suatu keadaan
keseimbangan.

Pembawa dapat berupa enzim atau ion


yang muatannya berlawanan dengan
muatan molekul obat. Penembusan obat
kedalam membrane biologis diatas dapat
berjalan dengan cepat bila ada katalisator
enzim dan ukuran bentuk kompleks cukup
kecil. Contoh difusi pasif dengan fasilitas
adalah penetrasi gula, missal glukosa,
asam amino, gliserin, urea dan ion Cl
kemembran sel darah merah.

b)Difusi Aktif
Penembusan membrane secara difusi aktif dibedakan
menjadi dua, yaitu system pengangkutan aktif dan
pinositosis.
Sistem Pengangkutan Aktif
Sistem pengangkutan aktif atau transport aktif, mirip
dengan proses difusi pasif dengan fasilitas yaitu samasama berdasarkan teori pembawa membrane.
Perbedaannya adalah:
Pengangkutan obat dapat berjalan dari daerah yang
berkadar rendah ke daerah yang berkadar lebih tinggi, jadi
tidak tergantung pada perbedaan kadar antar membrane.
Pengangkutan tersebut memerlukan energy, yang berasal
dari adenosine trifosfat (ATP)
Reaksi pembentukan kompleks obat-pembawa
memerlukan afinitas.

Pinositosis
Pinositosis merupakan tipe khas
pengangkutan aktif dari obat yang mempunyai
ukuran molekul besar dan misel- misel, seperti
lemak, amilum, gliserin dan vitaminA, D, E, K.
Pengangkutan ini digambarkan seperti system
fagositosis pada bakteri. Bila membrane sel
didekati oleh molekul obat maka membrane
akan membentuk rongga yang mengelilingi
molekul obat dan kemudian obat bergerak
menembus membrane sel.

Anda mungkin juga menyukai