Anda di halaman 1dari 25

Perancangan

Sistem
PSI-MK5

Perancangan Sistem
Merupakan tahap setelah tahap analisis selesai
dilakukan.
Analis sistem memikirkan bagaimana membentuk
sistem yang sesuai dengan hasil dari analisa.

Perancangan Sistem
Perancangan sistem dapat diartikan sebagai
berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem


Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
Persiapan untuk rancang bangun implementasi
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang
utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari
komponen-komponen
7. perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem

Tujuan Utama Perancangan


Sistem
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai
sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan
rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya
yang terlibat.

Pendekatan dalam
Perancangan sistem
1. Perancangan Sistem Terstruktur (Structured
Analisys and Design / SSAD)
2. Perancangan Sistem Berorientasi Objek(Objectoriented Analysisand Design / OOAD)

Perancangan Sistem Terstruktur


(Structured Analisys and Design / SSAD)
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970,
yang merupakan hasil turunan dari pemrograman
terstruktur. Metode pengembangan dengan
metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai
akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal
untuk memecahkan masalah-masalah dalam
aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang
dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian
dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan
yang dapat dipergunakan untuk memecahkan
masalah.

Perancangan Sistem Terstruktur


(Structured Analisys and Design / SSAD)
Perancangan terstruktur merupakan aktivitas
mentransformasikan hasil analisis kedalam suatu
perencanaan untuk dapat diimplementasikan (diotomasikan).
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan
teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya
didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang
komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari
sistem akam mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih
memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang
baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya
pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitasnya akan lebih baik(bebas kesalahan).

Perancangan Sistem Terstruktur


(Structured Analisys and Design / SSAD)

Pada pendekatan terstruktur


dibedakan atas duapendekatan
yaitu :
Pendekatan berorientasi proses
Pendekatan beorientasi data

Ciri-Ciri Utama Pendekatan


Terstruktur
Merancang berdasar modul
Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi
beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen
Bekerja dengan pendekatan top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan
sampai
tingkat modul (rinci)
Dilakukan secara iterasi
Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak
iterasi
juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap
sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
Kegiatan dilakukan secara pararel
Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara
pararel,
sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem

Kelebihan Pendekatan
Terstruktur
1. Milestone diperlihatkan dengan jelas yang
memudahkan dalam manajemen proyek
2. SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat
metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau
programmer.
3. Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD
menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
4. SSAD merupakan metode yang diketahui secara
umum pada berbagai industry.
5. SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga
metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
6. SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi
antara berbagai kebutuhan

Kekurangan Pendekatan
Terstruktur
1. SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga
mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
2. Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan
SSAD
3. Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan
non-terative (waterfall), akan tetapi kebutuhan
akan berubah pada setiap proses.
4. Interaksi antara analisis atau pengguna tidak
komprehensif, karena sistem telah didefinisikan
dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap
perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru)

Kekurangan Pendekatan
Terstruktur
5. Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak
cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan
dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna
untuk melakukan evaluasi.
6. Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin
menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
7. SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
8. SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait
bahasa
9. pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini
memang didesain untuk mendukung bahasa
pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek
(Jadalowen, 2002)

Tools Pendekatan Perancangan


Terstruktur
1.
2.
3.
4.

DFD (Data Flow Diagram )


Kamus Data
Entity Relationship Diagram (ERD)
State Transition Diagram (STD).

Tools Pendekatan Perancangan


Terstruktur
1.
2.
3.
4.

DFD (Data Flow Diagram )


Kamus Data
Entity Relationship Diagram (ERD)
State Transition Diagram (STD).

Perancangan Berbasis Objek


Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma
pemrograman yang berorientasikan kepada objek.
Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini
dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek.
Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur.
Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data,
dan mengirim pesan ke objek lainnya.
Seiring dengan trend sebuah metodologi dibangun
untuk membantu programmer dalam mengunakan
bahasa pemrograman berorientasi obyek. Metodologi
ini dikenal dengan object-oriented analysis and
design(OOAD).

Perancangan Berbasis Objek


Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap
masalah dari perspektif obyek, tidak pada
perspektif fungsional seperti pada pemrograman
tersrtuktur.
Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat
dibandingkan dengan pengunaan metode
pengembangan software dengan metode
tradisional.
Sebagai metode baru dan sophisticated
bahasa pemrograman berorientasi obyek
diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan pendekatan
berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.

Perancangan Berbasis Objek


Pendekatan perancangan sistem berorientasi
objek adalah suatu teknik pendekatan baru
dalam melihat permasalahan dan sistem (system
perangkat lunak, sistem informasi, atau system
lainnya). Pendekatan ini memandang sistem
yang akan dikembangkan sebagai suatu
kumpulan objek-objek dunia nyata.

Karakteristik atau sifat


Pendekatan Objek
Abstraksi, yaitu prinsip untuk merepresentasikan
dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model
yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek
lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
Enkapsulasi, yaitu pembungkusan atribut data dan
layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek.
Pewarisan (Inheritance), yaitu mekanisme yang
memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau
seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan
dirinya.
Reusability, yaitu pemanfaatan kembali objek yang
sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada
permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.

Karakteristik atau sifat


Pendekatan Objek
Generalisasi dan Spesialisasi, yaitu
menunjukkan hubungan antara kelas dan objek
yang umum dengan kelas dan objek yang
khusus.
Komunikasi Antar Objek, yaitu dilakukan lewat
pesan yang dikirim dari satu objek ke objek
lainnya.
Polymorphism, yaitu kemampuan suatu objek
untuk digunakan dibanyak tujuan yang berbeda
dengan nama yang sama, sehingga
menghemat baris program.

Kelebihan Pendekatan
Berorientasi Objek
1. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah
digunakan dalam pembangunan system
2. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse)
kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode
OOAD (Sommerville, 2000).
3. Tidak adapemisahan antara fase desain dan analisis,
sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan
developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
4. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang
dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
5. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat
dimapping dengan baik seperti kondisi padadunia nyata
danketerkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam
mehami desain(Sommerville, 2000)

Kelebihan Pendekatan
Berorientasi Objek
6. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang
tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk
mengurangi resikopada pembangunan sistem yang kompleks
(Booch, 2007).
7. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses
desain, pemrograman dan reduksi harga.
8. OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko
pelaksanaan proyek.
9. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk
memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan
bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program
dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera
masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat
fleksibel dan mudah dalam memelihara.

Kekurangan Pendekatan
Berorientasi Objek
1. Pada OOAD lebih fockus pada coding
dibandingkan dengan SSAD.
2. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team
seperti pada SSAD.
3. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan
class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
4. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek
digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap
fungsional siste, sementara metode OOAD tidak
berbasis pada fungsional sistem.

Kekurangan Pendekatan
Berorientasi Objek
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang
tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis
dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah,
team developer butuh waktu yang lebih lama untuk
berpindah ke OOAD, karena mereka sudah
menggunakan SSAD dalam waktu yang lama
(Hantos, 2005).
Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD
menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah
satu keuntungan utama yang menjadi alasan
digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur
yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sulit untuk
menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).

Tools Pendekatan
Berorientasi Objek
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rational Unified Process (RUP) (Rational Software IBM 2003)


Fusion (Coleman 1994)
STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
Berardsobject-oriented design (Berard 1991)
Boochsobject-oriented design (Booch 1983, 1991)
Coad and Yourdonsobject oriented analysis (Coad & Yourdon
1989)
7. Coad and Yourdonsobject-oriented analysis (OOA) (Coad &
Yourdon 1991)
8. JacobsonsObjectory (Jacobson & Linstrom 1992)
9. Rumbaughs object modelling technique (OMT) (Rumbaugh
et al. 1991)
10. Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)

Perbedaan Pendekatan Terstruktur


dan Pendekatan Berorientasi Objek
Pendekatan Terstruktur

Pendekatan Berorientasi
objek

Dikenal dengan (Structured


Analisys and Design/SSAD)

Dikenal dengan (Object-oriented


Analysis and Design / OOAD)

Pendekatan Fungsional

Pendekatan Objek

Dekomposisi permasalahan
dilakukan berdasarkan fungsi
atau proses secara hirarki, mulai
dan konteks sampai prosesproses yang paling kecil

Dekomposisi Permasalahan
dilakukan berdasarkan objekobjek yang ada dalam sistem

SSAD lebih sulit digunakan dalam


pembangunan sistem

OOAD lebih mudah digunakan


dalam pembangunan sistem

Pada SSAD tidak Fokus pada


Coding

Pada OOAD lebih fokus pada


coding

Pada SSAD menekankan pada


kinerja tim

Pada OOAD tidak menekankan


pada kinerja tim

Anda mungkin juga menyukai