Bab5pernikahan 121115080312 Phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312 Phpapp01
MUNAKAHAT
(PERNIKAHAN)
Dian Anisa
Putri
XII IPS 1
SMAN 54
Pengertian Pernikahan
Menurut bahasa, nikah berarti menghimpun,
mengumpulkan. Sedangkan menurut istilah,
nikah adalah suatu ikatan lahir dan batin
antara seorang laki-laki dengan perempuan
yang bukan muhrim sebagai suami istri
dengan tujuan untuk membina suatu rumah
tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan
Allah SWT.
Hukum Nikah
Pada dasarnya hukum nikah adalah mubah artinya
boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Jika dilihat
dari situasi dan kondisi dan niat seseorang yang
akan menikah, maka hukum nikah dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Wajib
Yaitu bagi seseorang yang sudah mampu dan sudah
memenuhi syarat, serta khawatir akan terjerumus
melakukan perbuatan dosa besar jika tidak segera
menikah.
Hukum Nikah
b. Sunnah
Yaitu bagi seseorang yang sudah mampu untuk
berumah tangga, mempunyai keinginan (niat)
nikah dan apabila tidak melaksankan nikah masih
mampu menahan dirinya dari perbuatan dosa
besar (zina).
c. Makruh
Bagi seseorang yang belum mampu atau belum
mempunyai bekal mendirikan rumah tangga.
d. Haram
Bagi seeorang yang bermaksud tidak akan
menjalankan kewajibannya sebagai suami atau
istri yang baik.
Rukun Nikah
Rukun Nikah
Dua orang saksi, dengan syarat: laki-laki, islam, baligh,
berakal sehat,dapat mendengar, dapat melihat, dapat
berbicara, adil dan tidak dalam ihram haji atau umrah.
Ijab Kabul, adalah perjanjian yang berupa perkataan dari
pihak wali (ijab) dan diterima oleh mempelai laki-laki
(Kabul), suami wajib memberikan mas kawin ( mahar)
kepada istrinya, karena merupakn syarat nikah, tetapi
mengucapkan dalam akad nikah hukumnya sunah.
Rukun Nikah
Suruhan memberikan mas kawin terdapat dalam AlQuran
Artinya Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh
kerelaan. (Q.S. An Nisaa:4)
Muhrim
Muhrim adalah wanita yang haram dinikahi
Penyebab seorang wanita haram dinikahi ada empat
macam, yaitu:
-wanita yang haram dinikahi karena keturunan
-wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan
-wanita yang haram dinikahi karena perkawinan
-wanita yang haram dinikahi karena punya pertalian
muhrim dengan istri
Kewajiban Suami
Memberi nafkah, sandang,pangan dan tempat tinggal kepada
istri dan anak-anaknya.
Memimpin serta membimbing istri dan anak-anaknya agar
berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Bergaul dengan istri dan anak-anaknya dengan baik.
Memelihara istri dan anak-anaknya dari bencana lahir dan batin
Membantu istri dalam tugas sehari-hari
Kewajiban Istri
Taat kepada suami dalam batas sesuai ajaran Islam
Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami
Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan dan
keselamatan keluarga
Menerima dan menghormati pemberian suami
Hormat dan sopan kepada suami dan keluarganya
Memelihara, mengasuh dan mendidik anak agar menjadi
anak yang soleh
Perceraian
Pemutusan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Salah
satu sebabnya adalah perselisihan atau pertengkaran
antara suami- istri yang tidak dapat didamaikan lagi.
Hal hal yang dapat memutuskan ikatan perkawinan, yaitu:
Talak, fasakh, lian, khulu, zihar dan ila
Iddah
Ikatan pernikahan antara suami-istri dinyatakan habis baik di
waktu hidupnya (yakni bercerai) maupun meninggal salah satu
diantara keduanya. Disetiap keadaan ini terdapat kewajiban
masa iddah yaitu waktu terbatas (menunggu untuk menikah
lagi) secara syari.
Masa iddah ini terbagi atas 4 macam, yaitu :
Iddah masa kehamilan, yaitu waktunya sampai masa
kelahiran kandungan yang dikarenakan thalaq bain (perceraian
yang mengakibatkan tidak kembali kepada suaminya)
atau talaq raji (perceraian yang dapat kembali kepada
suaminya) dalam keadaan hidup atau wafat.
Iddah muthlaqah (masa perceraian), yaitu masa iddah yang
terhitung masa haidh, maka wanita menunggu tiga quru (3 kali
masa suci)
Iddah
Perempuan yang tidak terkena haidh, yakni ada dua jenis
perempuan yaitu perempuan usia dini yang tidak/belum terkena
haidh dan perempuan usia tua yang telah berhenti masa
haidhnya (menopause)
Istri yang ditinggal suaminya karena wafat, Allah
menjelaskan masa iddahnya sebagai berikut :
Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan
meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan
dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari. QS. Al-Baqarah ;
234
Rujuk
Rujuk adalah kembalinya suami istri pada ikatan pernikahan
setelah terjadi talak roji dan masih dalam masa iddah. Rujuk itu
tidak memerlukan akad nikah lagi, cukup suami menyatakan
niatnya untuk kembali kepada istrinya yang telah diceraikan.
Pada dasarnya hukum rujuk adalah jaiz (boleh). Tetapi jika
dilihat dari kondisi dan niat seseorang maka hukum rujuk
dibedakan sebagai berikut :
a. Sunah, Jika suami bermaksud memperbaiki keluarganya dan
rujuk dipandang lebih menguntungkan kedua belah pihak.
b. Wajib, bagi suami yang menceraikan istrinya sebelum dia
menyempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang
ditalaknya.
c. Makruh, apabila perceraian itu dianggap lebih baik dan
bermanfaat bagi keduanya.
d. Haram, Jika suami memiliki maksud menyakiti istrinya
setelah ia rujuk.
Wassalamualaikum....