Anda di halaman 1dari 25

JOURNAL READING

Evaluation of Etiology and Treatment


Methods for Episthaxis: A Review at a
Tertiary Care Hospital in Central Nepal
Disusun Oleh :
Triyastika Kurnia Putri
1522314004
Pembimbing:
Dr. Chonifa., SpTHT-KL
SMF/DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT THT
RSAL dr. RAMELAN SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Abstrak

Pendahuluan

Pendahuluan (2)

Pendahuluan (3)

Pendahuluan (4)

Metode dan Material


Studi
pada

retrospektif
pasien dengan epistaksis di
Departemen Otorhinolaringology di
Chitwan Medical College Teaching
Hospital
Periode mei 2014 hingga april 2015

Metode dan Material (2)


Berbagai

usia, dengan rentang usia 5-

86 tahun
pemeriksaan

rutin : hitung darah


lengkap, kadar hemoglobin, jumlah
trombosit, gula darah acak, serum
elektrolit, urea, kreatinin, urin lengkap.
Profil
pembekuan
darah
seperti
protrombin time, dan clotting time

Metode dan Material (3)


Pemeriksaan

CT-SCAN dilakukan pada kasus


tertentu : neoplasma hidung, dan sinus paranasal,
dan nasofaring

Pemeriksaan

darah juga dilakukan crossmatch


jika ada indikasi.

Selain

itu, pemeriksaan lain seperti foto thoraks,


elektrokardiografi, dan tes serologi harus
dilakukan untuk persyaratan dilakukan anestesi
umum, yaitu posterior nasal packing dan metode
bedah lain untuk mengontrol epistaksis.

Hasil
84

Hasil (2)
Pasien

Hasil (3)

Hasil (4)

Diskusi
Hal

ini sering terjadi pada orang


dengan segala usia
Menurut lokasinya, epistaksis dibagi
menjadi anterior dan posterior.
Epistaksis anterior : pleksus
kiesselbach -> banyak pada anak
dan dewasa muda
Epistaksis posterior : arteri
sphenopalatin -> banyak pada lansia

Diskusi (2)
Pallin

et al :
1. Anak-anak dibawah 10 tahun = 18
pasien
2. Orang tua diatas 60 tahun = 24
pasien
3. Rasio pada laki-laki 1,6
.

Banyak pada laki-laki, kenapa?


karena laki-laki lebih sering terlibat
dalam kegiatan diluar ruangan

Diskusi (3)

Mengapa prevalensi pada anak cukup tinggi?


karena kebiasaan mengorek hidung yang
menyebabkan
cedera
pada
pleksus
kiesselbach

Mengapa prevalensi pada lansia juga tinggi?


memiliki komorbiditas : hipertensi dan
diabetes
mellitus
yang
menyebabkan
perubahan degenerative pada pembuluh
darah yang membuat lebih rapuh dan mudah
berdarah

Diskusi (4)
Christensen

et al :
Sebagian besar idiopatik
Hipertensi bukan penyebab
epistaksis, namun penyebab
lamanya perdarahan

Penyebab

lain : trauma akibat patah


tulang hidung karena kecelakaan lalu
lintas, serangan fisik, dan olahraga.

Diskusi (5)
Non

Kesimpulan
Epistaksis

adalah kondisi kegawadaruratan


yang sering terjadi di bidang
otorhinolaryngologi
Epistaksis dapat menyerang segala usia
Hipertensi, trauma, dan koagulopati adalah
penyebab yang paling sering ditemukan
Metode konservatif atau non-bedah yang efektif
untuk menghentikan epistaksis pada sebagian
besar pasien.
Pengobatan pembedahan atau intervensi hanya
diperlukan apabila terapi konservatif gagal.

Anda mungkin juga menyukai