Jemi Syaputra
Mery Oktika Sari
Novpiodita Pratiwi
Pembimbing :
dr. Wasis Rohima, Sp.A, M.Kes
KEPANITERAAN KESEHATAN ANAK & REMAJA
RSUD Dr. M. Yunus BENGKULU
2014
Intervensi
untuk
mengurangi
paparan
malaria
(kemoprofilaksis) mempengaruhi sistem imun
adaptif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas malaria pada anak pada saat
usianya lebih tua nanti (Rebound Effect).
Salah
satu
alasan
yang
mendasari
pengembangan
IPT
membiarkan
beberapa infeksi terjadi antara interval
pemberian obat, tidak seperti pemberian
kemopropilaksis karena telah terganggunya
perkembangan kekebalan secara alami
terhadap malaria.
Desain Penelitian
Tiga putaran IPTc diberi mulai Agustus 2008 dengan interval satu
bulan antara pemberian obat.
Intervensi berakhir setelah ronde ketiga pemberian IPT, tetapi anakanak diobservasi sampai akhir musim penularan malaria berikutnya.
Metode laboratorium
Z-skor berat badan-terhadap-umur (WAZ, underweight), tinggiterhadap-umur (HAZ; stunting) dan berat-terhadap-tinggi (WHZ;
wasting) ditentukan dengan menggunakan standar pertumbuhan
anak WHO.
skor Z untuk berat badan terhadap usia, tinggi badan terhadap usia
dan berat badan terhadap tinggi badan diperoleh dari 999 anak di
kelompok intervensi dan 987 anak dari pada kelompok kontrol .
Tidak ada bukti peningkatan dalam risiko dari gizi kurang (P = 0,82),
perawakan pendek (P = 0,92) atau berat badan rendah (P = 0,30)
pada anak-anak yang sebelumnya menerima IPTC .
Studi IPT lain pada anak-anak, yang diuji 3 rejimen obat yang
berbeda (SP dua bulanan, AS + AQ dua bulan sekali dan AS + AQ
bulanan) di Ghana, dilaporkan peningkatan malaria di semua
kelompok perlakuan pada tahun setelah intervensi berhenti,
namun perbedaan antara intervensi dan plasebo secara statistik
tidak signifikan