Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI LATIHAN

MOTORIK HALUS PADA MURID DISGRAFIA MENGGUNAKAN


MEDIA QALAMIY KELAS II DI SD GUNUNG MERANTI

Oleh
JUJU HANDAYANI
A1FI1517
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN LUAR BIASA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015

A. Latar Belakang
Salah

satu keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran Bahasa


dan Sastra Indonesia adalah keterampilan menulis. Keterampilan
menulis merupakan cara berkomunikasi yang dapat diartikan
sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun dan
menggunakan bahasa secara tertulis dengan baik dan benar. Hal
yang ditulis dan hendak disampaikan kepada orang lain bisa di
terima oleh pembaca atau orang lain dengan tepat sesuai dengan
yang ada dalam pikiran penulis. Keterampilan menulis dapat
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan
orang lain.

B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan media Qalamiy dapat
meningkatkan kemampuan menulis melalui Latihan
Motorik Halus Pada Anak Disgrafia Di Sekolah
Reguler SD Gunung Meranti Banjarmasin?

c. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis Melalui
Latihan Motorik Halus Menggunakan Media Qalamiy pada Anak Disgrafia di
Sekolah Reguler SD Gunung Meranti.
D.

Pengertian Disgrafia
Disgrafia adalah kesulitan khusus dimana anak-anak tidak bisa
menuliskan atau mengekspresikan pikirannya ke dalam bentuk tulisan,
karena mereka tidak bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik
dengan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis.

E.

Klasifikasi Disgrafia
Klasifikasi untuk murid disgrafia adalah gangguan pada kemampuan menulis
anak yaitu kemampuan dibawah rata-rata anbak seusianya. Gangguan ini tidak
sesuia dengan tingkat kecerdasan dan pendidikan yang telah dijalaninya. Hal
tersebut menimbulkan masalah pada akademik anak dan berbagai area
kehidupan anak. Menulis merupakan proses penyelesaian masalah ( problem
solving ), yang melibatkan kemampuan penulis dalam menghasilkan bahan
yang dapat dimengerti serta merefleksikan kemampuan dan opini penulis
tentang suatu topik.

f. Klasifikasi anak tuna grahita ringan

Karakteristik yang tampak pada anak tunagrahita ringan


diantaranya adalah mereka lancar berbicara tapi kurang
pembendaharaan kata, mengalami kesukaran berfikir
abstrak tapi masih mampu mengikuti kegiatan akademik
dalam batas-batas tertentu. Pada umur 16 tahun baru
mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur
12 tahun.

G. LATIHAN MOTORIK HALUS


Pengertian motorik halus adalah keterampilan/gerakan
yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot
kecil misalnya jari-jari tangan yang dapat melakukan
kegiatan menulis, mewarnai, menggambar, menggunting
dan lain-lain.

PENGERTIAN MEDIA QALAMIY


Media Qalamiy adalah media yang menyenangkan,
terjangkau dan sangat efektif bagi anak disgrafia.
Cara mereka belajar menulis dan melatih motirik
halusnya untuk menggunakan dan memegang pensil
dengan benar. Pegangan menengah sempurna untuk
anak disgrafia. Untuk semua anak dengan ketunaan
autis, ADHD, cacat perkembangan, cacat belajar dan
anak normal menulis permulaan. Pelatihan motorik
halus dan dapat lebih baik dalam menulis tangan

H. Metedologi penelitian
Penelitian

ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan
berdasarkan
paradigma,
strategi
dan
implementasi model secara kualitatif.

I. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pra-eksperimental
dengan jenis one group pretest prostes
(Sugiyono, 2010:79). Untuk lebih jelasnya desain
penelitian
O1
Xakan
O2di gambarkan sebagai berikut :
Keterangan

:
O1 : Nilai pretest sebelum di berikan perlakuan
X : Perlakuan
O2 : Nilai post test sesudah diberikan perlakuan

I. TEMPAT DAN SUBJEK PENELITIAN


Tempat

penelitian ini adalah SD Gunung Meranti pada murid

disgrfia kelas II di SD Gunung Meranti. Tempat penelitian ini


dipilih karena SD Gunung Meranti merupkan tempat peneliti
mengabdi sehingga dapat menunjang kepentingan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian.
2 Murid laki-laki an. Ahmad Yudiansyah dan an. Ahmad Fauzan
J.

Intrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar tes menulis yang
terdiri dari 10 item. Tes menulis digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan menulis pada murid disgrafia kelas II.

K. Hasil penelitian
Hasil

tes kemampuan menulis pada anak disgrafia sebelum


penerapan latihan motorik halus dan penggunaan media Qalamiy .
No Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

Ahmad Yudiansyah

45

Belum Mampu

2.

Ahmad Fauzan

5o

Belum Mampu

Rata-Rata (R)

47,5

Belum Tentu

Kemampuan menulis anak disgrafia kelas


II termasuk belum mampu dalam kata
lain masih berada pada kategori tidak
tuntas. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan menulis anak disgrafia
kelas II masih tidak memenuhi kriteria
ketuntasan

Kemampuan Menulis Anak Disgrafia sebelum Penerapan Latihan Motorik Halus dan
Penggunaan Media Qalamiy

Kondisi Sebelum DiLakukan Test


Disimpulkan kemampuan menulis pada murid disgrafia kelas II yang
masih dalam kriteria tidak tuntas, maka selanjutnya akan dilakukan
intervensi dengan menerapkan latihan motorik halus dan penggunaan
media Qalamiy.
50

40

30

20

10
Yudi

Fauzan

hasil kemampuan menulis pada anak disgrafia kelas ii di sd


gunung meranti banjarmasin sebelum dan sesudah penerapan
latihan
motorik
halus
dan
penggunaan
media
qalamiy
No

Nama Siswa

Nilai Tes Menulis


Pretest

Postest

1.

Ahmad Yudiansyah

45

75

2.

Ahmad Fauzan

50

80

Rata-Rata (R)

47,5

77,5

Nilai pretest AY nilainya adalah 45 namun setelah


diberikan latihan motorik halus maka nilai AY
pada pstest adalah 75. AF nilai postest adalah 50
setelah diberikan latihan motorik halus dan
penggunaan media Qalamiy maka nilai postest
adalah 80. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan menulis pada anak disgrafia
kelas II di SD Gunung Meranti Banjarmasin telah
Tuntas
dan
mencapai
Kriteria

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan
layihan motorik halus dan penggunaan media Qalamiy untuk
meningkatkan kemampuan menulis pada anak disgrafia ternyata ada
peningkatan meskipun belum secara maksimal hal ini menunjukkan
bahwa dalam penerapan latihan motorik halus dan penggunaan media
Qalamiy perlu ada tindak lanjut sehingga latihan dan penggunaan
media ini merupakan salah satu alternatif yang memiliki peranan dalam
mengembangkan menulis khususnya bagi anak disgrafia.

Maka pembelajaran latihan motorik halus dan


penggunaan media Qalamiy diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan metode
pembelajaran bagi anak Disgrafia untuk meningkatkan
kemampuan menulis, selain itu juga dalam rangka
memberikan pelayanan belajar pada pengajaran
menulis dengan metode yang bisa dengan mudah
dipahami oleh siswa dan dapat lebih berkreatifitas
menemukan dan mengembangkan metode yang dapat
dipakai untuk pengajaran menulis pada anak disgrafia.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembelajran
penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan
menulis pada anak disgrafia kelas II di Sd Gunung
Meranti Banjarmasin sebelum diberi latihan motorik
halus dan penggunaan media Qalamiy diperoleh nilai
rata-rata 47,5 hal ini menunjukkan bahwa nilai anak
belum tuntas. Setelah diberikan latihan motorik halus
dan penggunaan media Qalamiy kemampuan menulis
anak disgrafia meningkat, dilihat dari nilai rata-rata
postest sebesar 77,5 hal ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media Qalamy dapat membantu anak
dalam kemampuan menulis sehingga dapat mencapai
nilai ketuntasan.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai